☄️Metamor 1|

5.6K 179 6
                                    

He is a creepy monster

-Kejora Vesilia-

KEJORA melangkah masuk ke dalam kelas. Seperti biasa, ia memasang wajah kalem dan datar andalannya. Bukan disengaja, tapi itu sudah fakta yang melekat dalam dirinya.

Kejora masih mengucapkan sumpah serapah dalam hatinya. Mengumpat ke satu nama yaitu Wisnu. Kejora tidak lemah, hanya saja image kalem dan sifat Wisnu yang sudah terlalu menyebar luas membuatnya lebih baik diam tak melawan.

Baru saja Kejora duduk dengan tenang di mejanya, kehadiran sosok gadis dengan baju minim membuatnya mendengus lantang. Dia Siska, salah satu teman Kejora. Ralat! Satu-satunya teman Kejora.

"Hai, girl! How are you today?" tanyanya setelah menaruh tas di kursi yang terletak di depan Kejora.

"Not bad." jawab Kejora seadanya. "Baju lo masih aja.."

Siska menatap pakaiannya sendiri, terlihat sangat pas di badannya bahkan sampai memperlihatkan dengan jelas lekuk tubuhnya yang bisa dikatakan seksi ditambah rok yang digunakannya sangat ketat dan pendek. Sedetik kemudian Siska terkekeh, "badan gue mah segini doang, bajunya noh yang kekecilan, rok gue juga nambah pendek, padahal gue gak nambah tinggi."

Kejora hanya menggeleng heran, tidak tau harus berkomentar apa. Siska tipe orang yang sangat susah menerima nasehat, ia tidak mempedulikan cemooh orang-orang sekitar, yang terpenting dirinya senang. Kejora menduga memang Siska mempunyai alasan tersendiri dan tidak bisa diceritakan ke orang lain. Bahkan sampai saat ini, dua tahun pertemanan mereka, Kejora tidak tau apa-apa selain nama pacar Siska.

"Kok tumben not bad? Biasanya lo akan jawab 'verry good lah atau verry good again' sampe bosen gue denger."

Kejora hanya diam. Ia malas menceritakan kejadian di koridor tadi ketika Kejora tidak sengaja bertabrakan dengan cowok bernama Wisnu itu. Alhasil, Kejora mengeluarkan novel tebal berjudul Middlemarch—yang mungkin sebagian orang akan beransumsi bahwa membaca buku itu adalah buku lama yang membosankan. Bahkan mereka saja tidak tau bahwa novel yang ditulis oleh George Eliot pada tahun 1874 itu telah menjadi novel terbaik inggris nomor satu. Mereka hanya melihat di satu titik yakni buku adalah barang membosankan.

"Ra, Ra!" panggil Siska dengan hebohnya. "Wisnu buat ulah lagi di koridor tadi pagi."

Kejora tertegun. Apa Siska melihat drama antara dirinya dan cowok bernama Wisnu itu tapi pagi? Tapi Kejora rasa koridor sepi tidak ada murid berlalu-lalang sama sekali.

"Oh ya?" Kejora berpura-pura tidak tau.

Siska mengangguk dengan antusias, ia membuka ponselnya dan mencari video di grup gosip yang beranggotakan seluruh murid kelas dua belas itu dan memperlihatkannya kepada Kejora.

Kejora mendongak untuk melihat sedikit bagian video itu. Terlihat dengan jelas bagaimana Wisnu dengan amarahnya sampai mencengkram kerah baju Bani dan cowok itu hampir memukul wajah Bani. Amarah cowok itu bukan main.

"Buset dah gila anying! Galak-galak gitu ganteng juga." ucap Siska disela durasi video. "Kalo dia mau mukul gue, gue rela deh asalkan mukul pake hati." lanjut Siska membuat Kejora merasa jijik.

"Hei you playgirl! Masih punya Zero, mau ngebet sama orang lain? Ati-ati karma deh." Kejora memperingatkan. Memang Siska itu sudah ter-cap sebagai playgirl yang tidak usah dipertanyakan. Boro-boro sebulan, seminggu saja Siska sudah memiliki tiga mantan. Bagaimana kalau sebulan?.

Siska terkikik geli, merasa Kejora itu adalah orang asing yang tidak mengenalnya. "Lo kan udah tau, mereka itu cuma mainan, mana mungkin gue mau sama cowok yang otaknya cuman di dada sama paha. Semua cowok sama aja."

METAMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang