☄️Metamor 5|

3.7K 118 17
                                    

Semua orang memiliki titik lemahnya tersendiri. Setidaknya, itu adalah cara yang diberikan Tuhan untuk menjadikan ciptaannya menjadi lebih kuat, menjadi lebih tegar.

-Kejora Vesilia-

Mungkin sebagian orang memilih rumah sebagai tempat pengisi hati yang kosong, tapi bagi Wisnu tidak.

Cowok itu mendatangi sebuah markas yang menjadi tempatnya mencari ketenangan selama enam tahun berturut-turut. Biasanya, teman-temannya menyebut markas itu dengan sebutan 'gengster', entah dapet ide dari mana, tapi setidaknya, markas itu penuh dengan kehangatan. Bukan penuh dengan kebohongan seperti sebuah rumah.

Wisnu masuk ke dalam pintu besar yang dipenuhi dengan tumbuhan rambat. Bau alkohol langsung menyeruak memenuhi penciumannya. Tapi itu sama sekali tidak masalah baginya.

"Baru nongol ni anak, kemarin kemana aja bro?" tanya Bobby saat mendapati Wisnu masuk. Ia merangkul bahu Wisnu dan membawanya masuk menemui yang lain.

"Wes, sibuk mas?"
"Tumben amat lama kesininya?"
"Iya, biasanya tiap hari juga kesini nih anak."
"Ada masalah?"
"Jangan bilang lo udah males kesini?"

Celotehan-celotehan itu langsung bersautan ketika Wisnu dan Bobby masuk. Tidak mengherankan juga karena Wisnu lah yang paling rajin datang ke markas.

"Gue ada urusan." jawab Wisnu seadanya. Ia mengambil duduk di sebuah sofa usang, di sebelah Ibrahim.

"Urusan apa? Biasanya lo gak pernah punya urusan penting, tuh." ucap Mazero. Cowok itu fokus me-lap mobil maroon yang ada dihadapannya.

Wisnu mengernyitkan dahinya. "Mobil baru, Bob?"

Bobby mengangguk. "Iya, Raden bilang lo udah tau?"

Merasa dirinya terpanggil, Raden mendongak. Ia memasukkan ponselnya ke saku celana. "Gue udah telpon dia, dia bilang 'sepuluh menit sampai', eh tau-taunya gak nongol tuh anak."

"Gue udah bilang, gue ada urusan." kali ini Wisnu memijat pangkal hidungnya.

"Urusan bawa kabur cewek?" Ibrahim menceletuk dan begonya, Wisnu baru menyadari bahwa markas itu terpasang enam cctv. Kata Bobby, jika ada polisi yang meringkus tempat itu, mereka dengan mudah mempersiapkan diri untuk kabur.

"Cewek?" tanya Bobby mulai tertarik.

Ibrahim mengangguk. Ia menjelaskan kronologinya, mulai dari seorang gadis masuk ke dalam gang, gadis itu terlihat celingak-celinguk terlihat mencurigakan. Sampai akhirnya gadis itu masuk ke dalam markas dan bersembunyi di samping sofa. Awalnya Ibrahim ingin memberitaukannya kepada anak-anak markas yang lain, tapi melihat kedatangan Wisnu di belakang cewek itu membuat Ibrahim mengurungkan niatnya.

"Dia cuma cewek kesasar." bohong Wisnu. Ia sangat malas menjawab semua pertanyaan teman-temannya.

Bukan Ibrahim namanya kalau tidak mencari tau sampai ke akar-akarnya. "Saat itu, gue ngikutin lo dan ngeliat kalian berdua berhenti di sebuah toko. Gue sempet liat lo ngomong sama tuh cewek."

"Wow, beneran cuma cewek kesasar?" sambung Bobby mengompori.

Wisnu mendesah berat. "Dia temen gue. Udah gak penting bahas beginian." Setelah itu, Wisnu bangkit menuju salah satu ruangan, dimana terdapat kasur. Ia merebahkan tubuhnya sebentar kemudian merogoh ponselnya. Entah sejak kapan, Wisnu rasa ia jdi terlalu sering mengirimi Kejora pesan. Tapi, saat ini Wisnu ingin menyuruh gadis itu membuatkannya tugas. Sebenarnya Wisnu tidak serajin itu, ia bisa saja tidak menghiraukan semua pr yang diberikan guru-guru. Namun sekarang, Wisnu sedang ingin menyuruh gadis itu.

METAMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang