Prolog

25 5 2
                                    

"Alhamdulillah, kerjaannya beres. Bisa santai di rumah," kata Inez sambil melirik foto di meja kerjanya.

Diapun masuk ke mobilnya, hendak pulang ke rumah. Malam sudah semakin larut. Namun di tengah perjalanan, terdengar bunyi aneh dari perutnya. "Ahh, iya lupa, gue belom makan, ini semua gara-gara Pak Fariz. Dasar bos ngga punya perasaan!" Gerutu Inez di dalam mobilnya.

Diapun mampir ke warung sate ChickGoat, tempat langganannya. "Eh mbak cantik, pasti lembur lagi ya? " tanya salah satu pelayan. "Iya" jawab Inez sambil tersenyum tipis. "Mau makan di sini apa di bungkus?" Tanya pelayan.

"Disini aja, udah kelaperan nih"
"Oke mbak cantik, ditunggu ya" ucap pelayan ramah. Tak lama kemudian pesanan Inez sampai di meja makannya. Begitulah Inez, gadis muda itu melahap sate sambil menatap ponselnya, dia terlihat sibuk sekali.

Dia sedang melihat grup WA, sibuk membaca pesan dan ternyata di grup itu sedang membahas acara reuni SMA Bina Bhakti. "Reuni ya. Terus ntar gue bisa ketemu Fazka? Dia apa kabar ya? Ah gue kangen. Ihhh gue mikirin apaan sih, masa udah hampir 6 tahun belum move on? Udahh, nez udah lupain. Tapi gue dateng ngga ya? Ah jadi bingung. Kalo misalnya gue dateng ......." Tanpa sadar Inez terus bicara sendiri.

"Mbak? Situ waras?" tanya lelaki yang tiba2 saja sudah duduk di sampingnya.
Cowok tampan dengan dua lesung pipi yang membuatnya terlihat manis. Cowok itu adalah Fariz.
"Eh ngapain lo disini?" Jawab Inez, sambil menatap sinis.
"Dasar jomblo!" Sindir Fariz dengan melempar tisu ke wajah Inez.
"Ah, apaan sih, gue capek lagi ngga mau ribut ama loe!" Inez pun pergi meninggalkan warung sate ChickCow itu dengan wajah merah, sebal.

"Mbak cantik, tunggu mbak, mbak!" Teriak pelayan warung sate. Percuma saja, mobil Inez sudah melesat jauh.
"Kenapa mas? Mana ada cewek cantik?" Saut Fariz penasaran, dengan mata menyelidik sekitar warung.
"Itu mbak cantik, mbak Inez maksud saya, kalo ngga salah tadi duduk di sebelah mas, dia belum bayar. Tapi yasudahlah toh dia juga langganan di sini, ngga papa lah". Jawabnya santai.
"Biar saya aja yang bayar, berapa?" Fariz.
"Gausah mas, besok mbaknya kesini lagi"
"Gapapa saya ini temennya, berapa semuanya?" Fariz.
"25 mas" jawab pelayan.
"Ini, kalo gitu saya pulang dulu" Fariz.
"Loh, masnya ngga makan? Aduh, mas nya so sweet banget, pacarnya mbak Inez ya?" Tanya pelayan, curiga.
"Ah nggak, saya pamit dulu" Jawab Fariz, tanpa disadari pipinya memerah.

---
"Akhirnya sampai juga, ah nyebelin banget, kenapa ketemu tu orang di warung sate?, eh tunggu warung sate, kayanya ada yang aneh, astaghfirullah, lupa bayar. Yaudah deh besok mampir sebelum ke kantor." Ucap Inez sambil merebahkan badannya di kasur.

"Non, sudah pagi, bangun, nanti telat" Ucap bibi sambil membuka tirai kamar.

"Em, iya bi" sambil melangkah malas ke kamar mandi.

"Bii, aku langsung berangkat, ngga sempet sarapan, nanti makan di kantin aja" teriak Inez sambil meninggalkan ruang tamu menuju mobilnya.

"Eh eh tapi non kan udah bibi siapin, yah si non kebiasaan. Bibi belum selesai ngomong udah maen pergi aja, kan ngga sopan non. Tolong ngertiin perasaan bibi, sakit hati bibi, sakitttt" Bibi berbicara sendiri kemudian melanjutkan mengepel lantai. Dan saat itu mobil Inez sudah melaju kencang menuju kantor.

-----
Sampai di kantor, dia tidak langsung ke ruangannya tapi segera menuju ke kantin dan memesan nasi goreng. Saat sedang makan, sahabatnya sejak SMA.

Fira, langsung nyerucus tanya ke Inez "Zhafi, eh lo dateng reunian ngga? Dateng yuk temenin gue, kan lumayan tuh. Ajang untuk bertemu para mantan. Hahaha"

"Apaan sih, jangan panggil gue Zhafi kalo lagi di kantor!" seru Inez.

"Loh, kenapa? Ehh iya gue lupa. Kalo gue panggil lo Zhafi, lo jadi keinget Fazka, haha. Sorry ya Zhaf eh Nez maksud gue"
Fira menambahkan "Jadi lo mau dateng nggak?".

"Menurut lo?" Tanya Inez

"Datenglah, ini kesempatan emas buat ketemu lagi sama Fazka. Ya nggak?" Jawab Fira sambil mengerutkan dahinya.

"Iya lo bener, tapi gue ngga mau dateng fir, gue takut sama perasaan gue, takut cinta sendiri, dan takut ga bisa ngontrol perasaan gue buat dia, gue beneran ga siap kalo semisal tiba-tiba ketemu dia lagi.  Belum lagi, gue ngga siap buat denger berita kalo dia udah punya cewek atau bahkan kalo dia udah nikah. Gue takut fir" kata Inez lirih.

"Gue heran sama lo nez, kenapa masih ngga bisa move on sih. Yaudahlah gue berangkat sendiri aja, tapi kalo lo berubah pikiran langsung kabarin gue ya. Abisin tu nasgor, ntar keburu dingin. Gue cabut dulu. Bye" Fira pun pergi meninggalkan Inez yang cepat-cepat menghabiskan nasgornya.

Setelah nasgornya habis, Inez menuju ke ruangannya sambil berlarian. Mau bagaimana lagi, dia takut kalo ketahuan belum ada di ruangan oleh si bos menyebalkan itu.
----
Di ruangan Inez. "Loh kok Inez nya ngga ada? Kemana si lo nez, gue pingin liat wajah lo ehh maksud gue mau minta dokumen" Ucap Fariz. Akhirnya dia memutuskan untuk menunggu di dalam ruangan Inez. Cukup lama dia menunggu disana.

Setelah berlarian hingga menabrak salah satu pegawai kantor. Sampailah Inez di depan ruangannya lalu membuka pintu perlahan dan ternyata bos menyebalkan itu ada di ruangannya dengan wajah yang kesal. "Mati gue, tuh orang ngapain di dalem? Ahh abis gue masih pagi udah mau kena omel aja" kata Inez lirih sambil menepuk dahinya dengan tangan kanan.

"Darimana kamu? Kamu tau sekarang jam berapa? Dimana dokumen yang saya minta? Kenapa nggak diantar ke ruangan saya? Kenapa kamu nggak angkat telepon saya?" Fariz membanjiri Inez dengan banyak pertanyaan.

Inez bingung harus jawab darimana hingga dia hanya berkata "maaf" dan tak banyak bicara langsung memberikan dokumen yang Fariz minta.

"Pokoknya saya ngga mau kesalahan ini terulang lagi. Kamu ngerti?" Jawab Fariz kesal karena Inez tak cerewet seperti biasanya. Fariz merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Inez saat ini tapi dia tak mengerti apa itu.

"Iya pak. Oh iya, saya mau ngomong sesuatu sama Pak Fariz boleh? Tapi saya mau ngomong di warung sate ChickGoat nanti malam. Pak Fariz bisa datang?" Kata Inez.

"Ah nanti saya cek jadwal saya dulu. Kalau kosong saya nanti kabari kamu. Saya pergi dulu" Jawab Fariz.

"Iya pak. Terimakasih" jawab Inez. Dia pun melanjutkan pekerjaannya.

Betapa bahagianya Fariz saat ini, pikiran Fariz sudah melalang buana menebak-nebak apa yang nanti akan dikatakan oleh Inez padanya. Apa Inez akan menyatakan perasaan dia pada Fariz atau mungkin Inez mau bilang kalau selama ini dia mengagumi dirinya.

Ahh begitulah Fariz, berpura-pura tak suka padahal sebenarnya dia sangat menyukai. Entah sejak kapan Fariz mulai menyukainya, yang jelas saat ini dia hanya ingin Inez selalu ada di dekatnya.

To be continue ---

~~~~~~~~~~
Sampe di sini dulu ya. Semoga kalian suka ceritanya. Maafkan segala bentuk typo. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan, agar ceritanya semakin hari jadi lebih baik. Terimakasih.

Btw, baca juga ya cerita aku yang lain
"PERGI UNTUK BEBAS" Dan benar sekali, itu isinya curhatan si penulis doang sih, hehehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang