2. Kembali ke Korea

7.5K 505 5
                                    

Oh Sehun POV

Kulirik jam dinding diatas tv, jarum jam menunjukkan pukul 11 malam. Kutoleh ke ranjang, tidak ada Jennie disana. Maksudku istriku. Kemana dia ? Aku berjalan ke balkon, ternyata dia disini. Apa, dia tertidur ? Gadis kecil itu meringkuk di sofa kecil dengan pulas. Kutatap wajah lelahnya, seharian ini dia pergi sendirian tanpa kutemani. Aku malah sibuk dengan pekerjaanku. Harusnya aku sadar kalau ini liburan, dari awal dia sangat antusias untuk pergi ke Bali karna dia bilang dia sangat ingin datang kesini, tapi hasilnya aku malah tidak menghiraukannya.

Tiba tiba hatiku bergetar melihatnya. Apa aku mulai merasa bersalah padanya ? Harusnya aku tidak memperlakukannya seperti ini meski aku tidak mencintainya. Udara semakin dingin, kuangkat tubuh mungilnya masuk ke dalam dan menidurkannya di ranjang. Saat ia berbalik, mataku tegang melihat benda kenyal berwarna pink miliknya terkatup. Jantungku mendadak berdegup dan tanganku bergetar. Astaga, ada apa denganku. Cepat cepat aku pindah kesisi lain ranjang ini dan tidur.

Keesokan paginya aku bangun lebih awal darinya. Setelah membersihkan diri, aku berdiri di depan cermin besar untuk memasang kancing bajuku. Kulirik Jenni yg masih terlelap, kubangunkan tidak ya ? Kulihat arlojiku, ini sudah waktunya sarapan. Tak berapa lama dia menggeliat bangun.

"Eh, oppa. Maaf aku bangun terlambat. Aku akan membersihkan diriku."dia nampak terburu-buru, menyahut handuk dan masuk ke kamar mandi. Aku terkikik melihatnya, dia lucu sekali. Kenapa dia selalu minta maaf ? Aku ini kan suaminya.

Tigapuluh menit kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yg basah. Ya ampun, terulang lagi. Kenapa dia suka membasahi rambutnya. Aku... maksudku aku... tidak suka melihat rambutnya basah, ditambah semalam aku melihat lekuk tubuhnya untuk pertama kali, jantungku bergetar. Cepat cepat aku mengalihkan perhatianku pada koper yg kupegang. Kumasukkan pakaian terakhirku dan menutupnya.

'"Ya ampun, harusnya aku yg melakukannya.."katanya.

"Tidak apa. Aku bisa melakukannya. Kita akan pergi setelah sarapan,"ucapku. Dia mengangguk.

"Baiklah, kau sudah siap ?"

"Tunggu sebentar."dia berlari kecil ke meja rias, mengambil benda kecil yg disebut lipstik lalu memakainya.

Deg !

Aku teringat, semalam jantungku juga berdegup karna bibirnya. Kenapa aku ini ? Apa aku pedofil ? Selalu melihat kearah yg tidak semestinya. Aku belum siap untuk menyentuhnya kalau aku belum mencintainya. Tapi perasaan semalam, apa itu secercah rasa cinta ? Melihat wajahnya yg lelah aku jadi iba dan merasa bersalah.

"Sudah..."dia kembali dengan bibir yg sedikit merah. Aku tertawa dalam hati."seharusnya kau tidak perlu lakukan itu"-batinku.

"Baiklah."aku pun keluar dari kamar untuk sarapan, dan Jenni mengikutiku dari belakang. Bagaimana ya ? Kugandeng saja atau kusuruh dia berjalan disampingku. Aku merasa semua ini jadi lebih canggung karna dia terus berjalan dibelakangku. Apa dirumah nanti aku akan seperti ini ? Terus menjaga jarak ? Em.. ah sudah lah. Kubiarkan saja.

Kami pun sarapan di restauran hotel. Pagi ini dia tidak banyak bicara. Dia hanya melahap makanannya saja. Apa dia tidak mau bicara karna aku tidak pernah meresponnya ? Apa aku mulai bicara dulu ya ? Tapi apa yg akan kubicarakan.

Tiba tiba seorang pelayan yg membawa piring saji panas terpeleset dan jatuh disamping Jenni, piring panasnya hampir menyentuh kulitnya. Aku terperanjat.

"Awh, ommo gabcaji."teriak Jenni. Spontan aku berdiri dengan marah.

"Hey kau ini bagaimana ? Kenapa tidak hati-hati ? Bagaimana kalau piring panas itu mengenai istriku, hm ? Bagaimana kalau dia sampai terluka ? (Bicara bahasa Inggris)"restoran menjadi hening, semua pengunjung menoleh kearah kami, dan hanya terdengar gaung suaraku.

Lucky Man Ss.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang