12. Baru menyadarinya

5.4K 368 10
                                    

Author POV

Ting Tong~

Sehun dengan enggan melangkah keluar dari kamarnya untuk membuka pintu. Ia tak berpikir akan ada orang yg bertamu ke rumahnya malam-malam begini, terlebih orang itu adalah....

"Abheoji.."

...mertuanya...

Sehun merasa nyawanya sudah di ujung tanduk, ketika dua malaikat maut sudah menjemputnya. Tubuhnya mendadak terasa sesak dan pengap. Manakala mertuanya tak dalam keadaan yg baik sekarang. Tuan Kim, menatap menantunya dengan tatapan tajam. Sehun yg tahu apa yg akan di tanyakan mertuanya, mencoba mengatur nafas dan berpikir bagaimana cara menjawabnya.

"Apa kalian baik-baik saja ?"satu kata yg terlontar dari mulut mertuanya, membuatnya mulai tegang.

"Ye, abheoji.."jawabnya gugup.

"Bagaimana keadaan Jennie ? Ap dia baik-baik saja ?"tanyanya lagi.

Sehun melihat kesegala arah dengan mata merahnya. Tenggorokannya terasa kering tiba tiba. Tuan Kim yg tahu menantunya tak akan menjawab pertanyaannya dengan cepat, buru buru melanjutkan.

"Seminggu ini aku mencoba menghubungi Jennie tapi ponselnya tak aktif. Dan aku juga mencoba menghubungimu, tapi kau tak menjawabnya. Pasti kau sibuk, kan ?"

"Abheoji, mianhamnida.."ucap Sehun lemah.

"Sekarang bukan saat yg tepat untuk meminta maaf !"tiba tiba Tuan Kim menaikkan nada bicaranya,"yg aku ingin tahu adalah pertanggung jawabanmu sebagai suami. Dimana Jennie ?!"

Sehun bungkam. Ia kesulitan menahan ketegangannya bahkan ia sulit mengatur nafas.

"Kutanya sekali lagi, Dimana Jennie !!!"

"Abheoji, mianhanda.. aku sudah lalai menjaga Jennie."

"Ne, majayo.. harusnya aku tak percayakan Jennie padamu sejak awal... Kau tahu, putriku adalah segalanya bagiku. Sejak kecil dia kebanggaan kami. Bukan hanya karna kelemahannya saja kami melindungi dan mencintainya. Aku berharap suatu saat dia akan menikah dengan pria yg baik, yg akan menjaganya seperti kami menjaganya. Tapi kami sebagai orangtua yg salah, mempercayakannya pada orang yg salah juga."

Tuan Kim menatap Sehun dengan emosi yg ia tahan tahan.

"Sudah cukup putriku menderita karna orang yg dia cintai. Urus sendiri perceraianmu, atau aku yg akan mengurusnya untuk putriku."

Sehun menoleh tajam.

"Jangan mencari putriku lagi, biarkan aku sendiri yg akan mencarinya. Setelah itu, tak akan kubiarkan orang sepertimu menyentuh putriku !"

Tuan Kim pergi setelah mencaci maki Sehun sesuai yg ia inginkan. Sementara Sehun terpukul dengan apa yg barusaja terjadi. Ia meremas rambutnya frustasi, bahkan ia meninju meja kaca di hadapannya sampai pecah, hingga membuat tangannya terluka.

-

"Daepyeonim, saya butuh tanda tangan anda untuk dokumen ini."

Sehun menyahut map di tangan Yuju, lalu menandatanganinya dengan tanpa melirik Yuju sedikitpun. Dia kembali mengawasi ponselnya, berharap siapapun akan memberitahunya tentang keberadaan Jennie.

"Apa semalam tidur anda nyenyak ?"tanya Yuju dengan tanpa berdosa. Ia sudah menjadi lebih gila karna obsesinya terhadap Sehun.

"Jangan terlalu memikirkannya. Dia bukan anak kecil yg harus di khawatirkan kemana perginya. Mungkin dia sedang di rumah orangtuanya."

Yuju baru menyadari kemari Sehun yg di bebat oleh perban.

"Apa yg terjadi dengan anda ?"

Sehun bersikukuh tak menjawab. Yuju menghampirinya, bermaksud melihat lukanya. Namun dengan tegas Sehun menepisnya.

Lucky Man Ss.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang