Chapter 8

676 72 3
                                    


How was your day? Hope you like my fanfiction ^^

Pledis Hospital adalah rumah sakit elit yang masih satu yayasan dengan Pledis University. Letaknya tidak jauh dari universitas. Kawasan pertokoan dan beberapa lahan hijau kosong berada di antaranya. Para mahasiswa terbaik jurusan kedokteran maupun jurusan lain bisa bekerja disana jika sudah lulus. Fasilitas lengkap dan pelayan yang baik menjadi moto rumah sakit menjadi tempat Wonwoo dirawat inap.

Wonwoo masih terbaring di tempat tidur rumah sakit. Ia baru saja menyelesaikan makan siangnya yang dibantu oleh Seokmin. Namja hidung mancung itu bahkan rela berlari dari kampus menuju rumah sakit jika tak ada bus yang segera datang untuk mengantarkannya ke rumah sakit.

"Kau ingin tidur? Atau menonton televisi?" Tanya Seokmin.

Wonwoo menggeleng. "Ada titipan catatan dari Hyojung?"

"Sedang sakit tapi masih memikirkan kuliah." Rutuk Seokmin namun tangannya tetap menggapai beberapa kertas yang berisikan catatan rapi milik Hyojung.

Wonwoo tersenyum singkat dan tipis, namun Seokmin bersyukur namja emo itu akhirnya tersenyum dan itu karena dirinya. "Aku tidak mau nilaiku turun drastis karena aku sakit."

"Ne. Ne. Ne. Kau adalah Jeon Wonwoo, calon pengacara." Ucap Seokmin sambil melemparkan gummy smile khas miliknya.

Wonwoo memasang wajah berpikirknya. "Uhm.. aku lebih suka jadi jaksa penuntut."

"Wae? Karena kau suka menuntut?"

Wonwoo menoleh lalu mengangguk tegas. "Akan aku tuntut keadilan di Korea ini!"

Suara Wonwoo terdengar yakin namun tidak dengan wajahnya. Kemudian tawa pecah di ruangan empat kali lima meter tersebut. Tawa hangat yang akhirnya bisa Seokmin rasakan.

"Annyeong Wonwoo-ya!" Tiba-tiba pintu ruangan Wonwoo terbuka, menampakan seorang namja berpipi chubby, diikuti seorang namja western yang selalu menempel padanya.

"Kau tidak menyapaku?!" Protes Seokmin.

"Annyeong Seokmin-ah." Ucap Hansol mewakilkan Seungkwan. Namja bermarga Choi itu menaruh sekeranjang buah di meja nakas samping tempat tidur Wonwoo.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Seungkwan.

"Lebih baik dari sebelumnya." Seulas senyum terukir di wajah pucat Wonwoo, membuat Seungkwan dan Vernon yakin dengan jawaban Wonwoo.

"Kalian tidak membawakan makanan untukku?" Tanya Seokmin dengan wajah tampa dosanya.

"Memangnya kau sakit? Kau bisa membeli makanan di luar." Celoteh Seungkwan.

"Aku malas turun naik dari lantai lima."

"Ada lift, Seokmin."

"Tetap saja jauh."

"Delivery saja."

"Mana bisa!?"

Pertengkaran kecil antara Seungkwan dan Seokmin mengundang tawa Hansol dan Wonwoo. Walau mereka sering bertengkar karena hal kecil, Wonwoo tahu mereka adalah teman yang baik dan sangat dekat. Wonwoo yakin jika Seungkwan harus memilih antara Seokmin dan Jihoon, pasti namja asal Jeju itu lebih memilih Seokmin. Sama halnya seperti Wonwoo. Walau temannya cukup banyak, jika harus memilih satu, Wonwoo akan memilih Jihoon.

"Sudahlah, Seungkwanie, jangan bertengkar di rumah sakit." Ucap Hansol sambil mengelus bahu Seungkwan. Gerakan kecil itu dilihat oleh Wonwoo.

"Seungkwanie? Aigoo!" Wonwoo menyipitkan matanya. "Apa kalian pacaran?"

First Love (SoonHoon) (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang