Chapter 4

635 73 8
                                    



Setelah ujian selesai, Jihoon masih tetap datang ke kampus. Ia lebih memilih menggunakan fasilitas kampusnya yang super lengkap daripada harus berdiam diri di rumah. Setidaknya Jihoon tidak harus datang ke kampus dengan waktu yang ditentukan dosen.

Jihoon duduk di pinggir kolam lotus. Gemericik air dari air mancur di tengah kolam membuat suasana menjadi lebih tentram. Siang ini matahari mengalah lagi pada Jihoon atau lebih tepatnya memberi Jihoon kedamaian setelah ujian berakhir.

Bisa Jihoon tebak teman-temannya yang lain sedang fokus untuk belajar dan ada juga yang sedang ujian. Jangan masukan Seokmin dan Seungkwan. Bisa Jihoon pastikan kedua temannya itu ada yang sedang bermalas-malasan di atas tempat tidurnya dan ada sedang pergi ke sesuatu tempat, mall misalnya, itu khusus Seungkwan.

Jihoon ingin dua temannya itu membantunya dalam membuat lagu, namun entah mengapa untuk kali ini Jihoon ingin pure semua ia yang buat. Nada, lirik, apa pun itu, Jihoon ingin semua ia yang buat. Jihoon tidak egois atau sombong, hanya saja ia ingin. Sedikit bantuan tak masalah bagi Jihoon.

"Sepertinya aku ingin putus."

"Apa?!" Kedatangan Wonwoo yang tiba-tiba membuat Jihoon hampir terjungkal ke belakang. Dan, apa?! Putus?! Jihoon tahu pasti ini tentang Mingyu.

"Aku lelah. Dan rasanya Mingyu juga lelah." Kepala Wonwoo tertunduk. Berulang kali helaan napas keluar dari mulutnya. Jihoon tahu jika Wonwoo sedang menahan rasa perihnya.

"Aku sudah cukup bertahan. Aku sudah bersikap sebiasa mungkin. Aku sudah coba memberi Mingyu waktu. Dan hasilnya?" Wonwoo tersenyum miris. "Tak ada perubahan, Jihoon. Aku tak sanggup lagi."

"Wonwoo-ya..."

"Aku rasa Mingyu sudah tidak mencintai ku lagi." Sebulir air mata meluncur indah dari mata Wonwoo.

Jihoon tak tahan. Segera ia merangkul Wonwoo. Memberi sedikit pelukan, mencoba menenangkan Wonwoo. "Haruskah? Aku lebih suka jika kalian bersama."

Wonwoo menggeleng dalam diamnya. Menahan air matanya untuk tidak jatuh lagi. Menahan getara tubuhnya agar tidak terlihat lemah.

"Bicarakan baik-baik lagi dan sepertinya kalia butuh waktu istirahat."

Jihoon melepaskan pelukannya. Memandang wajah Wonwoo yang terlihat sayu. "Maksudnya, kalian jangan saling berhubungan dulu. Kita lihat Mingyu tahan atau tidak. Jika ia benar masih mencintaimu, pasti Mingyu akan kembali kepadamu."

"Kalau tidak?"

"Kau sanggup melepasnya?"

Wonwoo kembali terdiam dan tanpa sadar ia menahan napasnya. Sungguh Wonwoo tidak ingin kehilangan namja yang pertama kali ia kenal saat menginjakan kaki di Pledis University, selain Jihoon dan Seungcheol.

Kim Mingyu adalah sosok yang sempurna. Semua hal ia bisa lakukan, dari mulai memasak hingga bereksperimen di laboratorum gedung B. Namun sosok yang terlalu sempurna itu terkadang membuat Wonwoo minder.

Dibanding dirinya, Mingyu jauh di atasnya. Walau dalam segi fisik Wonwoo tak kalah dengan Mingyu, namun dalam hal sikap, Mingyu lebih kekanakan, egois dan... entah lah.

Jika mencintai ada pasal yang mengaturnya, sepertinya Wonwoo dan Mingyu akan mendapat hukuman berat.

Wonwoo benci dengan pernyataan dirinya yang mencintai Mingyu. Yang menyatakan perasaan pertama kali itu Mingyu. Namun sampai saat ini Wonwoo tidak yakin apakah Mingyu mencintainya seperti Wonwoo mencintai Mingyu.

"Siap tak siap, toh aku akan kehilangannya." Dan Wonwoo pasrah. Ia kalah dengan perasaan. Ini lebih rumit daripada tugas kasus yang ia sering dapat dari dosen. Lebih rumit daripada debat tentang pasal hukum. Mungkin ini serumit hubungan percintaan Jihoon. Oh tidak. Wonwoo tidak ingin membangunkan macan berwajah puppy di depannya.

First Love (SoonHoon) (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang