Hanna memandang kemacetan panjang di hadapannya dengan kesal, ini hari Senin dan saat dia harus segera ke Cafe diantara jam makan siangnya, ia harus dihadapkan dengan kemacetan seperti ini.
"Kenapa semua orang harus pergi makan di luar di jam ini? Menyebalkan"
Hanna mengalihkan pandangannya dan ia sedikit terpaku melihat mobil yang berhenti di sampingnya. Hanna langsung menurunkan jendela mobilnya, kini ia bisa melihat dengan jelas dan itu adalah Coups.
"Oppa!!" Serunya keras tapi semuanya sia-sia ketika mobil Coups berjalan.
Hanna langsung membanting setirnya dan mengikuti mobil itu, ia berada tepat di belakang mobil Coups. Tapi sepertinya keberuntungan belum ada di pihak Hanna, tepat di persimpangan lampu merah, Hanna harus menghentikan mobilnya dan melihat mobil Coups menjauh.
"Aish. Sedikit lagi dan aku akan bisa membuat kalian bahagia, tapi apa? Kenapa aku terus mendapatkan kesialan akhir-akhir ini?" Keluh Hanna.
Sedangkan namja yang dianggap Hanna adalah Coups itu terus melajukan mobilnya, ia sedikit bernafas lega ketika mendapati Hanna yang harus tertahan karena lampu merah.
Ia tahu jika tadi Hanna berusaha memanggilnya, namun kesekian kalinya ia bersikap seperti seorang pengecut dan melarikan diri.
"Maafkan aku Hanna ya. Aku terlalu pengecut untuk menemui kalian"
Namja itu terus merutuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan pulang ke pent housenya. Tidak seharusnya ia keluar dari apartemen dan mengikuti permintaan Hansol, agar ia keluar untuk berjalan-jalan. Tak ada tempat paling aman baginya selain di apartemen itu, tempat dimana ia tidak harus merasa takut jika orang-orang suruhan ummanya kembali mencarinya.
Selama 3 tahun, ia hidup dalam sebuah pengasingan. Dia harus berada jauh dari sahabat serta orang yang ia cintai, bahkan di tahun-tahun awal, ia harus pindah setiap 3 bulan sekali. Dari kota ke kota bahkan dari sebuah negara ke negara lain, dia juga tidak bisa hidup terlalu lama di sebuah negara lebih dari 1 tahun atau orang-orang ummanya akan mendapatkannya.
Hansol adalah satu-satunya orang yang membantunya saat itu. Hansol menyelamatkannya dan membawanya pergi dari Seoul, dia memiliki sepupu terbaik di dunia.
"Kapan aku bisa menemuimu Jeonghan ah? Aku benar-benar merindukanmu"
.
"Seungkwan ah!! Bukankah aku sudah bilang jika kita harus mengganti bahannya. Kenapa kau tidak mendengarkan aku huh?!!!" Amarah Jeonghan meledak ketika Seungkwan datang memberikan contoh bahan yang akan mereka gunakan.
"Tapi hyung, mingyu bilang jika kita harus menggunakan bahan ini dan dia bilang hyung sudah menyetujuinya" ucap Seungkwan.
Jeonghan baru akan memanggil mingyu ketik adiknya itu masuk,"apa maksud ini mingyu ya? Bukankah kita sudah setuju untuk menggunakan bahan yang semi jeans"
"Apa yang kau katakan hyung? Bukankah saat dirumah kau bilang jika kita harus menggunakan bahan yang Seungkwan bawa karena menurutmu itu cocok untuk musim gugur"
Jeonghan terdiam sebentar dan berusaha mengingat kembali bagaimana ia bisa menyuruh mingyu mengganti bahannya.
"Maafkan aku Seungkwan ah. Aku benar-benar lupa, aku minta maaf" ucap Jeonghan.
"Gwenchana hyung, tapi apa kau baik-baik saja? Kau terlihat tidak sehat"
"Aku baik Seungkwan ah. Kembalilah bekerja, mianhae"
"Gwenchana hyung"
Mingyu menatap Jeonghan, ia sadar bagaimana perubahan hyungnya itu. Selain berubah menjadi orang yang gila kerja, Jeonghan sudah berubah menjadi orang yang lebih penyendiri juga tertutup, bahkan ia menjadi lebih pemarah.
YOU ARE READING
Alter Ego
FanficKetika Jeonghan harus dihadapkan dengan dua sosok yang memiliki kepribadian sangat berbeda. Dia merasa bingung, di satu sisi dia sangat menyukai sosok lembut yang selalu membuatnya nyaman tapi di sisi lain dia tidak bisa bohong jika sosok Bad Boy it...