Prolog

26.9K 1.8K 72
                                    

WARNING
FF INI HURT DAN ANGST
BAGI YANG TIDAK MENYUKAI FF BERGENRE INI LEBIH BAIK TIDAK USAH MEMBACANYA.
KRITIK DAN SARAN MEMBANGUN GGI TERIMA.
INI HANYA FANFIC.
SEKIAN.
MOHON KERJA SAMANYA
😁

Siang yang cukup cerah di kota Seoul. Seorang pemuda berkulit putih mulus dengan rambut hitam pekatnya pun berlari menuju toilet kampus dengan sangat tergesa-gesa, pakaiannya telah basah oleh air guyuran yang kotor, bahkan keningnya sudah terluka akibat lemparan penghapus kayu.

Setelah sampai di toilet ia pun membersihkan wajahnya, bahkan tubuhnya bergetar menahan tangis, ia membersihkan darah sedikit pada luka di keningnya. Haruskah seperti ini yang ia alami? Apa salahnya? Apa karena ia sempat menyatakan Cinta pada pria yang ia suka sekaligus pelaku penderitaan dirinya di sini?

Selang beberapa saat aroma anyir terasa olehnya, ia pun menatap cermin depan wastafel, ia kembali mimisan. Jaejoong, pemuda cantik itu segera membersihkan darah yang mengalir pada hidungnya, kepalanya terasa sangat pening. Bahkan air pada wastafel tersebut berubah merah akibat darahnya.

Ia hanya mampu menghelakan nafasnya setelah rasa sakitnya mereda. Jujur, ia tak sanggup. Ia ingin pergi. Tetapi, kemana?

"Dia ada di sini Yun." Mata Jaejoong membulat sempurna ketika salah satu teman Yunho datang. Yunho pun segera memasuki toilet tersebut, tatapannya begitu sinis, bahkan hanya ada tatapan kebencian. Jaejoong pun menggeleng. Ia sangat takut. Jangan lagi, karena dirinya sudah tak sanggup.

"Hari ini kau sangat memuakan. Kau tahu itu jalang?" Rasanya sangat sakit ketika orang yang kau cintai menghinamu.

"Kumohon maafkan aku Yun, a-.. aku-.."

Brak!

Yunho menggebrak kasar pintu di toilet sehingga Jaejoong terkejut. Tubuh Jaejoong pun gemetar.

"Kalian jaga toilet ini, aku akan memberi hukuman pada jalang ini." Teman-teman Yunho hanya mengangguk paham dan menyeringai. Jaejoong pun menggeleng. Jangan lagi, sudah cukup Yunho mengotorinya. Tetapi, semakin Jaejoong memberontak, semakin kejam Yunho menyiksanya.

Ini kah Cinta tak terbalas? Tetapi, mengapa jika Yunho tak menyukainya, Yunho sering kali memperkosanya?

.
.

Di lain tempat, di sebuah perusahaan cukup besar dengan pemilik bernama Kim Hyun Joong pun sedang sibuk pada berkas-berkas. Terlihat poto keluarga di tepi mejanya. Dia, istrinya, dan anak kecil. Mereka tersenyum bahagia.

"Appa." Ujar seseorang yang memasuki ruangan tersebut. Hyun Joong pun tersenyum melihat Putra tampannya.

"Woo bin-ah. Kau kemari? Mengapa tidak memberitahu?" Woo bin tersenyum dan duduk di bangku depan meja Hyun joong.

" Yah aku ingin beri kejutan pada Appa dan Jaejoong. Besok Jaejoong berulang tahun, dan besok pun memperingati hari kematian Umma. Jadi, aku datang kemari." Hyun Joong pun hanya diam.

"Anak itu tak akan ikut ke acara memperingati kematian ummamu. Bagaimana pub karena dia Hwang meninggal." Woobin terdiam, ayahnya masih saj menyalahkan Jaejoong. Bukannya ini semua takdir, kondisi ibunya saat itu memang kritis saat melahirkan Jaejoong.

"Ini semua bukan salah Jaejoong, appa." Ujar Woobin.

"Sudahlah, pekerjaan Appa sangat menumpuk, jangan bahas anak pembawa sial itu. Kau pulanglah, pasti sangat lelah perjalanan dari Jepang kemari." Woobin hanya diam, Ayahnya masih saja keras. Woobin pun keluar dari ruangan tersebut.

Sampai kapan Jaejoong mampu dapat pengakuan dan perlakuan baik dari Hyun Joong?

.
.

Yunho memakai kembali pakaiannya, bahkan ia hanya melirik Jaejoong yang menangis dari cermin wastafel. Setelahnya ia kembali mengabaikan Jaejoong.

"Cepat pakai pakaianmu sebelum orang-orang melihatmu." Ujar Yunho. Jaejoong pun segera mengambil pakaiannya dan memakainya dengan penuh ke hati-hatian. Tubuhnya sangat sakit, begitu pun hatinya. Setelah selesai, Yunho membuka pintu tersebut dan pergi begitu saja meninggalkan Jaejoong. Jaejoong hanya mampu menangis. Kapan Tuhan menghentikan ini semua?

.
.

Yunho berjalan bersama teman-temannya, ia terdiam dan tak peduli atas gurauan teman-temannya atas apa yang telah Yunho lakukan dengan Jaejoong, bahkan mereka membicarakan bagaimana tubuh Jaejoong. Yunho mencoba tak peduli itu semua. Ya, mencoba tidak peduli.

Yunho berlari sangat cepat, ia sudah hampir tertinggal mengikuti tes memasuki sekolah menengah. Ia tersandung dan sialnya ia terjatuh dengan luka cukup parah di lututnya.

"Aigo, kau tak apa? Lukamu?" Yunho menatap seseorang yang menghampirinya. Ia mengeluarkan alkohol dari tasnya setelahnya ia membersihkan luka Yunho dengan saputangan miliknya. Yunho terus menatap namja cantik itu. Doe eyes bahkan bibir cherry yang begitu menggoda.

"Sudah. Aku tinggal, ini pegang saputanganku. Aku harus pergi." Pemuda cantik itu pun pergi. Yunho melihat saputangan tersebut.

"Jaejoong." Gumam Yunho membaca ukiran nama pada saputangan tersebut.

.
.

Setelah itu, Yunho tak pernah bertemu dengan pemuda cantik itu, hingga ia lulus sekolah menengah dan kuliah.

Suatu hari, Yunho pun kembali di pertemukan. Jaejoong semakin cantik. Ia pun sangat senang itu.

Tetapi, semua kesenangan Yunho hilang ketika melihat Jaejoong bersama lelaki lain, bahkan ia memeluknya dengan sangat mesra. Yunho marah. Ya, atas dasar apa? Cemburu dan ia pun tak menyukai Jaejoong dengan pria lain.

Suatu hari, Yunho mendapatkan sebuah surat, ternyata itu dari Jaejoong tentang perasaanya, Yunho senang, tetapi ia pun kembali mengingat bahwa Jaejoong sering kali bersama pria lain. Apakah ini gurauan? Apakah Jaejoong hanya pria jalang?
.
.

Yunho mengepalkan kuat tangannya mengingat itu semua, rasanya ia ingin membuat Jaejoong hancur agar tak ada satu pun pria yang mendekatinya.

Yunho menatap seseorang yang sangat ia tahu wajahnya. Pria itu menunggu seseorang. Yunho pun berhenti dan menatap pria itu. Tak lama Jaejoong datang dan tersenyum kepada pria itu, Jaejoong memeluknya.

Yunho pun menatap penuh kekesalan.
"Ck! Dasar pelacur." Gumam Yunho, teman-temannya pun hanya melihat apa yang sedang Yunho perhatikan. Setelahnya mereka pergi mengikuti Yunho.

.
.
.

"Hyung kemari mengapa tak memberitahu Joongie? Joongie kan bisa menjemput di bandara." Woobin hanya tersenyum.

"Kejutan. Mengapa pakaianmu kotor dan wajahmu berantakan seperti ini?" Heran Woobin. Jaejoong pun mencoba tersenyum dan menutupi beberapa bekas tanda Cinta yang Yunho buat.

"Ng.. joongie tadi dapat hukuman dari dosen karena telat, eh dan Joongie terpeleset di kamar mandi, basah semua. Hehe. Joongie rindu hyung. Sangat rindu." Jaejoong memeluk kakaknya yang sangat ia sayangi, hanya Woobin yang menyayanginya. Tidak ada yang lain. Bahkan ia sangat takut jika Woobin tak ada. Ia ingin sekali menghilang saat itu juga.

Aku takut hadapi semuanya, aku takut pada appa, aku takut pada Yunho, aku takut dengan kematian yang sedikit demi sedikit menghampiri ku hyung, aku takut. Bisakah kau terus disini, bersamaku? Kumohon, temani aku. Bahkan tak ada satupun yang mengira jika aku anak pengusaha kim. Bahkan Appa tak pernah mau perlakukanku seperti ia memperlakukan Hyung. Sakit. Sangat menyakitkan Hyung.






Lanjut?

Please!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang