Just One, Only You
Miss You
.
.
Kalian anggap apa aku ini?
Boneka yang bebas kalian mainkan semau kalian?
Aku pun punya hati.Pagi memang sangat begitu cerah, tetapi tidak dengan hati Kim Jaejoong. Saat ini ia sedang duduk bersama Ayah dan Kakaknya untuk sarapan pagi, bukannya biasanya sang Ayah tak pernah mau bersamanya? Bukannya dirinya membenci atau kembali mengingat hal itu, tetapi rasanya mengapa bayangan itu terus saja hadir membuat dirinya sangat sakit.
Hyun Joong bahkan Woobin hanya melihat Jaejoong yang terdiam tanpa memakan makanan pada piring tersebut.
"Makanlah Joongie, atau kau mau yang lain?" Tanya Hyun Joong, Jaejoong hanya melihat sekilas Hyun Joong, setelahnya ia kembali menunduk, ia sangat takut bila menatap Ayahnya."Ti-tidak." Hyun Joong pun menghelakan nafasnya, ia tahu akan sikap takut Jaejoong padanya.
"Maafkan Appa. Appa banyak berbuat salah padamu, saat dirimu pergi, Appa baru merasa sangat kehilangan anak Appa." Jaejoong hanya memegang kuat sendok dan garpunya, anak? Baru kali ini ia mendapat pengakuan, tetapi mengapa rasanya Jaejoong tak menyukai ini, bukannya ini yang ia nanti?
"Ng-.. Maaf, Joongie ke kamar dulu, nanti saja Joongie sarapannya. Joongie tidak lapar." Jaejoong pun berdiri dengan hati-hati, Hyun Joong dan Woobin hanya menatap lesu dengan sikap Jaejoong. Apakah ia marah?
Mereka pun terdiam sejenak, bahkan sudah tak ada lagi nafsu untuk memasukan makanan tersebut.
mereka pun segera pergi ke kantornya. Hyun Joong hanya menitipkan kepada sang butler untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan Jaejoong.
Jaejoong hanya menatap sang Ayah dan sang Kakak yang pergi dari balik jendela kamarnya. Ia mengusap lembut perutnya. Ia ingin kembali ke Chungnam. Ia tak sanggup untuk bertahan di Seoul.
.
Yunho berada di sebuah toko bunga saat ini, hari ini ia akan menemui Jaejoong, ah kira-kira bunga apa yang Jaejoong suka? Batin Yunho.
Yunho menyentuh bunga yang begitu anggun saat ini, lily putih, ia tersenyum akan bunga itu. Cocok dengan Jaejoong, cantik.
Yunho pun membeli seikat bunga lily putih tersebut, ia menghirup Wangi bunga tersebut, setelahnya ia kembali kedalam mobilnya. Hatinya begitu senang, setelah cukup lama akhirnya ia dapat menemui Jaejoong. Ah ya, bagaimana ia kini? Apalagi dengan kondisi hamil anaknya.
Yunho segera melajukan mobilnya menuju rumah Jaejoong. Senyumnya benar-benar tak lepas dari wajah tampanya.
.
.Seunghyun sudah mendapatkan kabar atas kembalinya Jaejoong bersama Woobin, entah apa yang akan Woobin lakukan nantinya, ia tak peduli Woobin marah, tetapi seharusnya Woobin tak membawa Jaejoong kembali ke Seoul.
Seunghyun pun melihat Woobin yang telah tiba, ia pun menunduk hormat ketika Woobin sudah berada di hadapannya.
"Ikut ke ruanganku Seunghyun-ssi, ada yang akan ku bicarakan denganmu." Seunghyun pun mengangguk.
Seunghyun pun memulai angkat bicara saat Woobin menatapnya dengan tatapan.
"Aku telah mendengarnya, anda telah membawa Jaejoong kembali ke Seoul." Ujar Seunghyun."Mengapa kau tak beritahu aku bahwa kau tahu dimana Jaejoong?" Tanya Woobin.
"Aku berpikir Jaejoong tak inginkan ini, Jaejoong memiliki banyak trauma di sini, dan lagi, di Seoul Yunho dengan mudah menemukan Jaejoong." Ujar Seunghyun, Woobin menyeritkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please!✔
ФанфикSalahkah aku mencintaimu? salahkah? Mengapa tidak hentinya kau menyiksaku, bisakah kau diam saja jika tidak membalas perasaanku? Aku membencimu, tapi faktanya sulit. karena aku mencintaimu. Jaejoong namja cantik berkulit putih mulus mencintai seora...