III

17.1K 1.6K 158
                                    

Seunghyun datang ke Rumah Sakit itu, tetapi Jaejoong tak ada sama sekali, ranjangnya telah rapi, apakah ia pergi?

Seunghyun segera mengambil ponselnya. Untung saja ia telah memasang gps pada ponsel Jaejoong saat Jaejoong tertidur. Ia sudah memikirkan semua ini. Seunghyun mengikuti kemana Jaejoong berada. Ia tak ingin Jaejoong mengalami hal buruk lagi.

.

Jaejoong sudah sampai di mansionnya. Ia pun memasuki mansion tersebut dengan menahan rasa sakit pada bagian bawahnya.

Woobin sudah berada di ruang tamu, bahkan ia menatap Jaejoong dengan tajam, Jaejoong hanya tersenyum melihat Woobin.
"Ikut ke kamar, ada hal yang harus hyung tanyakan." Ujar Woobin dingin, Jaejoong pun hanya mengangguk. Woobin melihat cara berjalan Jaejoong, ia hanya menggeram kesal. Tak ia sangka adiknya melakukan perbuatan memalukan seperti ini.

Setelah tiba di kamar Woobin. Woobin pun menyerahkan photo-photo telanjang Jaejoong dalam ponselnya. Mata Jaejoong membulat sempurna, ia sangat tahu pasti ini perbuatan Yunho.
"H-hyung. Joongie bisa jelaskan." Ujar Jaejoong takut.

"Jadi itu benar dirimu? Dimana otakmu Joongie, bagaimana jika orang-orang tahu?! Bagaimana jika Appa tahu?" Jaejoong hanya mampu menggelengkan kepalanya.

"Apa yang perlu Appa tahu?" Suara Hyun Joong pun tiba-tiba terdengar. Woobin ingin segera mengambil ponselnya. Ayahnya tak boleh tahu masalah ini. Ia pun tak ingin Jaejoong semakin mendapatkan masalah. Tetapi, Hyun Joong telah merebut paksa ponsel yang berada di tangan Jaejoong. Ia pun terlihat sangat marah. Hyun joong menatap tajam Jaejoong.

Plak!

Ia menampar pipi Jaejoong, Jaejoong hanya terisak. Woobin hendak menolong Jaejoong tetapi Hyun Joong melarangnya.

"Memalukan! Sudah membawa kesialan dalam keluarga dan kini kau seperti pelacur! Pergi! Pergi dari sini karena kau tak pernah aku harapkan." Jaejoong hanya menangis, ia pun mencoba menyentuh Hyun Joong, tetapi Hyun Joong memundurkan dirinya, Jaejoong hanya mampu pasrah. Ia menarik nafas dalamnya. Memang tak akan pernah ada tempat untuk dirinya di istana mewah ini. Percuma saja ia memohon, toh semua gambar itu memang dirinya.

"Joongie akan pergi. Maaf sudah menyusahkan appa dan hyung selama ini." Ujarnya dengan bibir gemetar, Woobin hanya menatap iba sang adik, bahkan Jaejoong belum menjelaskannya. Hyun Joong pun bersikap acuh atas ucapan Jaejoong.

Jaejoong mencoba tersenyum.
"Jaga kesehatan Appa, kurangi begadang dan obat-obatan ada di dekat kulkas. Ada beberapa vitamin yang harus Appa minum. Lee Ajhuma sudah Joongie beritahu jadwal Appa meminum obat. Jo-joongie sayang Appa." Entah mengapa rasanya sangat sakit, tetapi Hyun Joong terlalu malu untuk mengakuinya. Jaejoong pun melangkahkan kakinya perlahan keluar, Woobin hendak mengejar tetapi Hyun Joong melarangnya. Bukan seperti ini yang Woobin harapkan, ia sangat yakin Jaejoong memiliki alasan atas seluruh gambar memalukan ini. Woobin harus segera mencari tahu, dan ia pun harus menunda kepulangannya ke Jepang.

Jaejoong melangkahkan kakinya keluar. Ia harus kemana? Ia tak punya tujuan.

Jaejoong kembali menatap mansion tersebut.
"Hyyuuungg." Jaejoong memeluk erat Woobin. Ia sangat senang karena kakaknya lulus dengan nilai terbaik. Dengan begitu dirinya akan dapat kuliah di luar negeri.

"Hyung berhasil, yeeaay! Hyung ke Jepang Joongie." Jaejoong mengangguk riang atas keberhasilan kakanya tersebut.

"Joongie pun akan sukses dan menyusul hyung!"

Please!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang