Born Fajar

271 49 131
                                    

Mentari terbit memancarkan sinarnya, menandakan ayam akan siap untuk berkokok dan segala aktivitas pun dimulai.

Kuingat hari itu, saat ibuku melahirkan Fajar.
Fajar? ya, itu nama adikku.
Bisa kulanjutkan?

Aku salut serta bangga pada ibuku yang melahirkan dua orang anak tanpa melakukan operasi.
Dia adalah ibu yang sangat kucintai.

Aku pun masih ingat saat kami pulang dari rumah sakit Siloam yang merupakan rumah sakit swasta dan kebetulan juga rumah sakit itu berjarak tak jauh dari rumah kami. Sekitar 3 km.
Ayahku mengendarai mobil dan bunda duduk di samping sambil menggendong Fajar. Aku duduk di bagian tengah. Aku melihat kebahagian terpancar dari wajah ayah dan bunda. Begitu pun, denganku.
Suasana senang bercampur dengan rasa lelah terlukis benar dalam wajah mereka.

Saat itu yang kupikirkan nanti aku akan bermain, bernyanyi dan bersenang - senang bersama Fajar serta ayah dan bunda.

***

"Bintang! Tolong bantu angkat barang nya dedek ya...." teriak ayah

"Iya, ayah...." jawabku sambil mengangkat satu - persatu barang yang masih dapat aku angkat

"Fajar, anak ayah dan bunda~ganteng dan perkasa...." suara bundaku sembari melantunkan sebuah syair

"Faaajjjaaarrr!" panggilku keras

"Syuttthhh pelan - pelan nak, dedek kan masih tidur...." jawab Bunda sambil mengelus - elus rambutku

"Heheheh...maaf bunda" jawabku sambil tersenyum kecil

"Iyya, anakku...nanti juga Bintang terbiasa kok heheheh" jawabnya sambil tetap mengelus - elus rambutku

"Bintang mandi dulu sana, bau acem nih...." ujarnya sembari menutup hidungnya

"Iihhh, bunda aahhhh...." jawabku kesal

Hari ini pun berlalu. Hari di mana seorang yang berdarah daging dengan ku, lahir dan masuk dalam kehidupan ku

SAAT INI AKU BAHAGIA.
D-DAN SEMOGA KEBAHAGIAN TAK LEKAS PERGI MENINGGALKAN KU.

My Brother[Diary Of Bintang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang