WAJIB SIMAK INFORMASI INI DULU SEBELUM KALIAN MULAI MEMBACA CERITANYA!
1. Perlu diketahui, bahwasannya KARENA KAU KEKASIHKU ini adalah salah satu cerita BL yang aku tulis sejak zaman baheula. Kisaran tahun 2013/2014/2015 kalo gak salah ingat--Lupa tahun tepatnya saking udah lama banget. Mana aku nulisnya cuma di HP Nokia Qwerty yang jadul pula. WKWKWKW
2. Udah berkali-kali di-repost dan berkali-kali direvisi juga. Meski sebanyak apa pun revisinya, tetap nggak banyak mengubah feel di dalam cerita ini yang terkesan .... CRINGE abis!
3. IYA, BETUL, PEMIRSAH! Pendapat aku selaku penulis asli cerita ini adalah bahwa aku merasa feel kisah BL yang kutulis di sini sungguh cringe, menye-menye dan norak. 😭 Yah, faktanya sampe sekarang aku juga masih suka nulis cerita norak cringe, sih. Tapi nggak separah ini beneran. Nggak percaya? Coba baca aja sendiri kalo mau. Ehehehe.
4. Mohon maklumnya aja apabila cerita ini ada banyak kekurangan. Yang sengaja nggak bakalan aku revisi lagi karena beneran capek. 😅 Jadi aku persilakan kalian untuk membaca tulisan versi betul-betul amatiran dan berantakan buatanku.
5. Tadinya cerita ini mau aku hapus dan masukin ke draft selamanya. Tapi kalo dipikir-pikir sayang juga. Karena gimanapun ancurnya, toh kisah mereka tetap merupakan salah satu karya yang berusaha aku tulis secara susah payah. Untuk itu, ketimbang dihapus, aku biarkan aja cerita ini dilihat oleh kalian hitung-hitung berbagi.
Terakhir, selamat membaca. Kalo nggak kuat dan ngerasa ilfil sama feel cerita ini, kalian bebas skip dan gak lanjut lagi, kok.
Salam,
d'Rythem24 ❤️_______
"Nih!"
Aku menyerahkan buku berisi soal-soal fisika yang sudah selesai kukerjakan pada Aza, yang dari tadi keliatan asik membaca buku paket Ilmu Pengetahuan Alam di tangannya.
Aza menoleh sekilas kemudian mengambil buku yang aku sodorkan. Saat cowok di sampingku ini mulai tampak serius memeriksa tugas yang diberikannya itu, aku seperti biasa akan mencuri-curi tatap wajahnya dengan sedikit gugup. Mengagumi tiap jengkal indah yang ada pada dirinya. Hidung mancungnya, kulit wajahnya yang putih bersih, rahangnya yang tegas dan dagunya yang tegap, ditambah bibir merahnya yang gak pernah bersentuhan dengan rokok. Aku menyukai segala sisi tampannya. Dan semata-mata, itu semua bikin aku senyum-senyum sendiri. Di mataku, cowok ini beneran ... cool. Jangan salah, soalnya cool yang aku maksud di sini adalah cool dalam artian sebenarnya. Aza ini emang cowok yang dingin.
Aza sepertinya sudah selesai memeriksa, karena dia menoleh lagi ke arahku ... dan membuat kedua mata kami saling bertemu pandang seperkian detik. Yang efeknya luar biasa membuat jantungku meletup-letup. Mengerjap sekali, Aza langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain sehabis mengembalikan bukuku.
"Hasilnya gimana?" tanyaku sembari menerima buku. Tapi yang ada Aza malah membereskan buku-buku yang berserakan di sekitar kami, lantas beranjak dari sampingku begitu saja sambil menjinjing tas selempengannya.
Aku ikut berdiri, memasukan buku-buku ke dalam tas dengan buru-buru. "Tunggu, Za!" seruku pada Aza yang selalu saja berjalan duluan.
Cowok ini nih, namanya Annhazza Setiawan. Cowok yang setahun lebih tua dariku, seniorku di sekolah sekaligus sosok cowok mengagumkan bagiku. Soalnya dia sering banget bersedia menemani aku belajar, di bawah pohon rindang besar nan hijau yang barusan kami tinggalkan itu. Yah, mengingat nilai-nilaiku di sekolah cukup memperihatinkan, jadinya hampir setiap pulang sekolah kami melakukan kegiatan ini, seperti tadi. Biasanya kami ke sana bersama, duduk bersisian, Aza akan menunjuk soal dan menyuruh aku mengerjakannya, kemudian memeriksanya setelah selesai. Tapi beginilah Aza. Dia dengan sifat dinginnya yang selalu terlihat kurang antusias akan segala hal jika ada di dekatku, sedikitnya membuat aku nggak tahu harus bagaimana menghadapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kau Kekasihku [BxB Story] ✔️
RomancePernahkah kalian berpikir tentang seseorang dan bertanya-tanya, "Sebenarnya aku ini dianggap apa sama dia?" "Apakah dia sayang juga ke aku?" "Mungkinkah dia pacaran sama aku hanya karena terpaksa?" Seorang Yundana Aditya hampir setiap hari mempertan...