Aku selalu mengingat masa ketika aku dan Yundana pertama kali bertemu. Atau lebih tepat dikatakan, awal-awal aku menyadari eksistensinya di dunia yang menurutku tidak terlalu menarik ini. Waktu itu aku berniat mengantarkan kertas laporan kepembinaan yang ketua OSIS mintai untuk aku tulis, saat tiba-tiba aku mendengar suara teriakan dari sisi gedung perpustakaan. Nada suaranya yang lembut namun cukup kencang itu seketika mengalihkan fokusku dari tugas. Aku berjalan mendekat ke sana, lebih memilih mengintip daripada harus menampakkan diri secara terang-terangan. Dan di sanalah cowok pendek itu berdiri, membelakangi aku, bergerak-gerak gelisah dengan kedua tangan yang tidak mau berhenti menggaruk-garuk punggung dan bagian depan tubuhnya. Membuat aku mengernyit, berpikir tentang betapa anehnya jenis manusia yang satu ini.
"Ih. Bisa gak sih lo keluar dari badan gue?!"
Sekali lagi, aku tersentuh oleh nada lembut yang disuarakan murid aneh yang aku yakin merupakan angkatan baru di tahun ini. Hingga akhirnya, sosok itu berbalik sembari berusaha melepaskan satu persatu kancing seragam SMP-nya yang kontan membuatku agak melotot. Parasnya yang cukup manis dan lugu saat itu nampak panik. Dengan terburu-buru, ia mengeluarkan ujung seragam putihnya dari dalam celana pendek biru tua yang dikenakannya. Kaos tipis yang dia pakai dibalik seragamnya disingkap sampai ke atas dada, menampakkan kulit putih mulusnya yang entah kenapa memancing libidoku yang seolah berkeinginan untuk menyentuhnya. Ya Tuhan, tidak lagi.
"Keluar nggak lo, dasar serangga laknat!" umpatnya seraya mulai loncat-loncat tidak jelas di tempatnya berdiri.
Aku dibuatnya sedikit ngeri waktu itu, sampai pada saat seekor cicak berukuran sedang terlihat jatuh dari tubuhnya, cowok itu dengan gemas menginjak kencang-kencang lantai keramik yang menjadi pijakkannya, berusaha membunuh sang cicak. Sedangkan hewan reptil itu bergerak gesit dan merayap naik ke dinding gedung yang luas dan tinggi.
"Son of cicak bitch!" makinya dengan suara geraman yang terdengar lucu.
Aku jadi bertanya-tanya, bagaimana cara si cicak bisa tersesat ke tubuh indahnya?
Kulihat murid SMP itu mulai merapikan kembali seragam yang dikenakannya. Setelah selesai, ia menyisir rambutnya yang hitam lebam menggunakan jari-jarinya, bibir tipisnya yang merah ia basahi menggunakan lidahnya dan mengerucut kemudian.
Astaga! Cowok ini sepertinya cowok termanis yang pernah aku temukan hidup di dunia. Mata sipitnya yang cemerlang, pipi putihnya yang mulus, hidung mancungnya yang kelihatan pas dan bibir mungilnya...
Oh!
Aku sigap menyembunyikan diri begitu pandangannya tadi terarah menuju ke mari. Binar mata beningnya benar-benar luar biasa. Rasa-rasanya, aku sudah terhanyut. Ya Tuhan, bahkan jantungku berdebar-debar menggila sekarang ini.
Siapa murid baru itu? Aku berharap aku bisa menjadi senior pembimbing di kelas yang ditempatinya.
. . .
"Nih, kak." aku meletakkan map hijau yang aku bawa ke atas meja kak Fabian. Padahal ketua OSIS berkacamata itu jelas-jelas sedang tertidur pulas di sofa.
Aku menggeleng masygul melihatnya. Ketika ingin keluar dari ruangan, mataku justru mendapati map putih bertuliskan: 'DAFTAR MURID BARU TAHUN 2014' yang kontan saja menarik utuh perhatianku. Aku bergegas mengambil dan memeriksa isinya, melihat satu persatu foto murid cowok yang terpampang di halaman demi halaman map yang kurasa cukup berlebihan ukurannya ini. Dan aku tersenyum sesaat setelah aku menemukan data cowok aneh namun indah yang aku temukan beberapa menit lalu.
Yundana Aditya. Kelas 10 B.
Kebetulan yang luar biasa, aku memang menjadi kakak pembimbing di kelas ini. Aku pasti akan berusaha mati-matian mendapatkan perhatiannya.
---
Trims bagi semua yang udah membaca cerita KARENA KAU KEKASIHKU sampai selesai di bab ini. ❤️
Se-cringe apa pun isinya, aku tetap berharap kalian mampu sedikit menikmati ketika membacanya. 🥺
Sekali lagi, terima kasih, ya.
Salam sayang dari Yundana dan Annhazza yang di kehidupan mereka sekarang udah tunangan dan menikah (dalam imajinasiku aja). Yeheeey~
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kau Kekasihku [BxB Story] ✔️
Storie d'amorePernahkah kalian berpikir tentang seseorang dan bertanya-tanya, "Sebenarnya aku ini dianggap apa sama dia?" "Apakah dia sayang juga ke aku?" "Mungkinkah dia pacaran sama aku hanya karena terpaksa?" Seorang Yundana Aditya hampir setiap hari mempertan...