Sekilas Masa Lalu

254 27 0
                                    

"Karena MOS sudah berakhir, maka saya selaku salah satu panitia ganteng yang selama beberapa hari ini telah membimbing kalian akan menyerahkan tugas terakhir untuk kalian semua..."

Para murid di golongan kelas B saling bertukar pandang. Antara tergelitik oleh kenarsisan senior mereka, sekaligus jengkel, karena senior menyebalkannya terlalu percaya diri.

"Siapkan satu kertas, dan tuliskan dua nama panitia pembimbing kalian yang paling kalian benci dan sukai. Emm, masing-masing satu nama, ya. Ngerti, kan?"

Semuanya mengangguk pelan, tanda paham.

"Boleh ditambah kesan dan pesan juga, ya. Kalau mau menghina dan melepas semua unek-unek berisi kekesalan kalian pun diijinkan."

Dan para murid terlihat antusias sekarang. Mulailah mereka menulis dan saling menutupi kertas mereka. Para kakak kelas terkekeh. Dan hasilnya...

[Aku paling benci sama kak Sersan Dinara. Soalnya dia ngatain muka aku mirip banci. Aku sebel...]

Kening cowok itu mengernyit. Menatap beberapa golongan murid yang pernah disebut banci oleh yang bersangkutan. Salah satunya adalah sosok yang diketahuinya dan diperhatikannya. Ia lalu menunduk, lanjut membaca kertas yang kebetulan dicurinya sebab melihat siapa murid yang meletakkannya.

[Aku juga sebel sama kak Annhazza Setiawan sebenernya. Soalnya dia galak. Tapi dia ganteng dan keren, jadinya aku suka deh sama dia. Dia juga pinter dan baik. Aku jadi pengen kak Annhazza jadi pacar aku. Hehehe... Just kidding. :) Dari: YA]

Membaca tulisan itu, seulas senyum tipis tersungging di bibir Annhazza Setiawan. Jadi dia memutuskan untuk menghampiri sosok yang diyakininya berinisial YA. Sengaja berdeham, membuat sosok cowok lebih kecil dan pendek darinya itu menoleh, hampir membuat topi dari potongan bolanya terlempar.

Tersenyum gugup, murid itu segera saja menghormat padanya. Ciri khas salam dalam proses MOS tahun ini.

"Yundana Aditya, kan?" tanya Annhazza sembari memasukkan kertas yang barusan di bacanya ke dalam kantung celana seragamnya.

Yundana mengangguk salah tingkah. "A-ada apa ya, kak?" jawabnya.

Annhazza terdiam. Memandangi setiap inci wajah manis Yundana. Pantas saja Dinara menyebutnya banci. Dia tertawa dalam hati.

"Boleh minta nomor hape kamu?"

Seolah terhipnotis, tanpa bertanya lebih, Yundana langsung saja memberikan nomor teleponnya pada kakak kelasnya itu.

Annhazza melirik tulisan itu. Tersenyum tertahan dan segera berlalu dari hadapan Yundana.  Meninggalkan cowok itu dalam kebingungan yang amat besar.

Satu masa, akhirnya Annhazza memberanikan diri mengirim pesan untuk Yundana...

[Menurut kamu aku ini gimana?]

Dirinya was-was selama menunggu jawaban. Hingga balasan itu masuk ke ponselnya...

[Kak Aza baik, pintar, ganteng dan ya... begitulah! Tipe pacar idaman, deh. Hehe!]

Annhazza tak mampu menahan senyumannya. Jawaban itu tak jauh beda dari tempo hari. Jadi dia mengetik satu pesan yang lebih nekat lagi. Jantungnya berdentuman selama mengetik.

[Apa kamu suka sama aku?]

Annhazza meremas ponselnya. Matanya terpejam, menunggu dengan debaran tak teratur dari dadanya yang seakan sedang bersorak menyemangatinya supaya ia optimis. Lalu, pesan itu datang.

[Iya. Aku suka kak Aza.]

Annhazza sudah membulatkan niatnya. Ia putuskan, untuk mengikat Yundana menjadi miliknya saat itu juga dengan pesan paling tak biasa darinya.

[Jadilah pacarku...]

...mengingat mereka sama-sama cowok. Annhazza pun memendam saja kata 'suka' yang ingin sekali dilontarkannya. Bukan suka. Melainkan... Cinta.

----

Karena Kau Kekasihku [BxB Story] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang