Seven

14 3 0
                                    

"Ada apa?"

Jin Hee menoleh dan mendapati Mino sedang menatapnya bingung.

Jin Hee menghela napas lalu membiarkan punggungnya ditopang oleh kursi sambil menatap kosong langit-langit studio milik kakaknya.

Mino menarik kursi dan duduk di hadapan adiknya. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada adik manisnya yang satu ini, tetapi begitu melihatnya menghela napas tadi, Mino seakan dapat merasakan beban berat yang ada di pundaknya.

"Aku tidak akan tahu apa masalahmu jika kau tidak bercerita,"

Jin Hee masih bergeming. Membiarkan dirinya larut dalam pikiran dan imajinasinya. Mengabaikan kakak laki-lakinya yang sudah sabar menunggu penjelasan darinya.

"Terserah. Kalau kau sudah siap untuk bercerita, ceritakanlah. Aku akan menunggumu sambil menyelesaikan pekerjaanku."

Kali ini Mino menyerah. Dia lebih memilih kembali berkutat dengan layar komputernya dibanding harus menebak teka-teki penyebab adiknya itu datang kepadanya.

"Oppa tahu Sun Woo sunbae?"

Mino menoleh sambil berseru senang dalam hati. Akhirnya, adik tercintanya itu membuka suaranya.

"Tahu. Dia kan first love mu. Kenapa?"

First. Love.

Jin Hee mendengus kesal lalu membenarkan posisi duduknya dan menatap sebal kakaknya.

"Dia bukan first love ku."

Mino mengernyikan dahinya.

Ada apa dengan Song Jin Hee? Kenapa dia jadi kelihatan marah seperti itu?

"Ya, ya, ya. Lupakanlah soal dia first love mu atau bukan. Yang terpenting sekarang adalah apa masalahnya, hm?"

Jin Hee menatap sendu kakaknya itu. Dia merentangkan kedua tangannya. Kode minta dipeluk oleh pria yang dicintainya setelah ayahnya itu.

Mino yang paham dengan suasana hati Jin Hee pun langsung berdiri lalu berjongkok di depan adiknya dan memeluk tubuh mungil perempuan kesayangannya.

"Dia sudah menikah dengan orang Amerika,"

Okay, sekarang Mino tahu permasalahannya. Dia tahu kalau adiknya itu pasti sedang patah hati karena pria idamannya itu sudah menjadi milik orang lain.

"Dan dia memintaku untuk mengurus pernikahannya di Korea." Ujar Jin Hee dengan nada melas.

Mino tersenyum. Adiknya ini sedang cemburu sekaligus patah hati. Dia mengerakkan tangannya untuk mengelus rambut serta punggung Jin Hee. Berusaha menenangkan adik perempuannya ini.

"Memangnya kenapa? Bukankah itu hal yang bagus?"

Jin Hee mengernyitkan dahinya. Kakaknya ini bodoh atau tidak peka sih? Dia idol yang sering menulis lirik tentang putus cinta tetapi masih saja tidak paham dengan situasi yang sedang dihadapi Jin Hee.

"Apanya yang bagus. Kau mengigau ya, oppa." Jin Hee berdecak kesal.

"Itu bagus kalau kau melihatnya secara bijak. Kau jadi tidak perlu canggung ketika bertemu dengan mereka nanti karena kau sudah terbiasa dengan kedekatan mereka. Maksudku adalah, karena kau mengurus pernikahan mereka, itu berarti kau juga belajar untuk move on. Jadi, ketika mereka bermesraan di depanmu, kau akan menganggapnya sebagai hal biasa karena lama-lama kau mengikhlaskannya,"

Jin Hee tertegun.

Sejak kapan oppa nya ini menjadi bijak?

"Kau akan sulit move on kalau menghindarinya terus karena bayang-bayang mereka pasti akan terus menghantuimu. Kalau kau sering bertemu kan perasaanmu akan menyesuaikan diri. Jadi, kau akan move on perlahan-lahan. Kau mengerti maksudku kan?"

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang