Eight

15 2 4
                                    

Song Jin Hee's View

"Bagaimana kalian bisa dekat? Apakah selama ini Mark menyusahkanmu? Maafkan Mark ya, nak. Maklumi saja karena Mark ini anak paling kecil di keluarga kami. Jadi, ya begitulah, dia sedikit manja."

"Mama!"

Aku tertawa melihat Mark yang tidak terima dengan ucapan ibu-nya itu. Kami masih berada di dalam private room ini sedangkan mantan calon istri Mark, Chloe Tiggins, sudah pulang sejak setengah jam yang lalu. Akhirnya, saat ini adalah waktu untuk membuka semua aib seorang Mark Tuan.

"Dia memang kadang-kadang suka menyusahkan. Apalagi kalau sudah menyangkut soal makanan. Benar-benar pemilih," Aku memajukan badanku agar lebih dekat dengan ibu dari Mark. "Apakah Mark memang pemilih soal makanan?" Aku bertanya dengan suara yang  sangat kecil sambil menatap geli Mark.

Dia hanya mendengus kesal.

"Dia memang begitu, Song Jin Hee, eh Mama harus memanggilmu apa ya?" Beliau bertanya sambil menatapku bingung.

"Jin Hee atau Hee saja juga boleh." Aku tersenyum yang dibalas olehnya dengan senyuman hangat.

"Apa lagi kelakuan Mark selama di Korea yang tidak kami ketahui?" Tanya Mama, ah aku panggil saja seperti itu supaya lebih mudah dan singkat.

"Pertama kali kita bertemu itu dia terlihat sombong dan angkuh. Dia menabrakku tetapi dia tidak mau meminta maaf. Bukankah itu tidak sopan?"

Aku dapat melihat Mama mengangguk lalu beralih menatap Mark yang sedang mendengus kesal. Sedangkan Papa, Beliau sedari tadi hanya melihat interaksi kami sambil tertawa.

"Anak ini," Mama menatap Mark tajam sambil mengacungkan garpu yang dipegangnya. "Kenapa kau bersikap seperti itu kepada perempuan? Bersikaplah lebih lembut kepada perempuan, Mark. Jangan seperti itu lagi." Mama mengubah tatapannya menjadi tatapan lembut seorang Ibu kepada anaknya.

Mark masih saja menatapku dan Mama kesal. Aku gerakkan saja tanganku untuk mencubit lengannya.

"A-aw, apa lagi, sih?"

"Tidak sopan menatap orang tua seperti itu. Mama sedang menasihatimu." Aku menatapnya tajam.

Aku dapat mendengar Mama dan Pap tertawa melihat kami, maksudku, aku dan Mark.

"Kalian ini sangat lucu. Mama tidak pernah melihat ada yang berani mencubit Mark seperti itu selain Charlotte Kim."

Aku langsung menoleh ke arah Mark. Mencoba membaca ekspresi yang tercipta di wajahnya. Tapi, tidak ada ekspresi kecewa atau sedih dari wajahnya. Dia biasa saja. Seperti Charlotte itu bukan siapa-siapanya.

"Apa pekerjaanmu, Hee?"

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah Papa. Aku membenarkan posisi dudukku lalu mulai membuka suara untuk menjawab pertanyaannya.

"Dokter spesialis penyakit dalam, Pa." Ujarku lalu tersenyum.

"Namamu itu seperti nama seorang dokter spesialis penyakit dalam muda yang berprestasi itu. Nama kalian benar-benar sama persis. Wajah kalian juga sangat mirip."

Aku tertawa begitu mendengar penjelasan Papa. Aku bukannya mirip, Pa. Tetapi, itu memang aku.

"Mereka bukannya mirip, Pa. Yang Papa bicarakan itu memang Jin Hee." Mark berkata lalu mulai meminum minuman yang ada di gelasnya.

Aku dapat melihat Papa terkejut.
"Itu kau, Hee? Really?" Kali ini Mama yang terkejut. Beliau masih tidak percaya dengan ucapan Mark.

Aku mengangguk sambil tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang