Chapter 3 [Pandangan Pertama]

72 24 23
                                    

All it takes is faith and trust
- Peter Pan

💞💞💞

Aya membenarkan kacamata nya yang turun ke pangkal hidung, sesekali ia merapikan rambut panjang Eca yang terurai, membuatnya sedikit risih saat memandu gadis kecil itu membaca partitur.

Jari-jari mungil Eca perlahan menekan Tuts hitam dan putih yang menghampar luas diatas Piano, ia tampak antusias merangkai nada menjadi sebuah irama.

Aya terlihat telaten dan sabar mengajari Eca, tampaknya ia belum mengeluarkan kekuatan dalam untuk menggertak siswa nya yang gampang bosan ketika belajar membaca partitur.

Eca tipikal anak yang cepat tanggap, ia juga kritis dalam hal bertanya. Aya hanya mengarahkan dan menerangkan apa-apa saja yang mengganjal dibenak gadis kecil itu. Selebihnya Eca belajar untuk memahami partitur dengan insting nya sendiri.

"Do La Sol Sol Fa Mi Re Do..."

"One two three go!"

Aya memberikan aba-aba kepada Eca untuk segera mulai memainkan lagu. Ia menepuk kedua tangan untuk menjaga Tempo, karena metronom yang ia miliki tertinggal di studio.

Eca mengganggukan kepala perlahan mengikuti alunan lagu. Dan begitupun dengan Aya, ia sangat menikmati permainan Eca, apalagi di Koda terakhir ia terlihat memejamkan kedua matanya larut dalam setiap dentingan nada.

Eca menutup lagu dengan sangat indah yang membuat seisi ruang tamu hening. Galuh, Ibu Marizka dan pembantunya Mbok Lastri yang sedari tadi hanya mematung-mendengarkan Eca membawakan lagu Canon In D (Major) milik Pachelbel.

"Keren bangett Ecaaa" Aya menepuk tangan dengan meriah. Ibu Marizka tampak bahagia melihat putrinya ternyata memiliki bakat yang terpendam.

Eca menutup partitur yang berada di hadapannya. Dan tersenyum kearah semua orang. Bak Pianis hebat yang memberi salam di akhir pementasan. Raut wajahnya dipenuhi dengan rona bahagia.

"Makasih kakakk" balas gadis kecil itu.

Ibu Marizka bergerak mendekati Eca, ia memberikan kecupan di kening sebagai apresiasi dan bentuk kebanggaan nya kepada sang putri.

Aya turut merasakan kebahagiaan Eca dan Ibu Marizka, ia tidak bisa melepaskan senyuman manis yang tersungging dibibirnya.

Ternyata sedari tadi, Galuh diam-diam memperhatikan Aya yang sedang bersandar di samping "Steinway & Sons" yang berwarna wooden pekat peninggalan kakeknya dulu. Ia tampak antusias melihat Aya Menyemangati dan memandu adik kecilnya itu memainkan sebuah lagu.

Galuh tidak dapat menahan senyum dikala ia menatap wajah Aya yang sudah mencuri perhatiannya. Sudah dapat dipastikan putra sulung Ibu Marizka ini tertarik dengan Gadis yang baru saja ia temui.

💞💞💞

Aya meluruskan kedua kakinya tepat diatas tembok kamar. Kakinya terasa pegal karena akhir-akhir ini ia sering menggunakan Heels.

Gheryl berada disampingnya, gadis itu sedang asyik menonton Drama korea melalui Smartphone.

"Wooowww Daebakkkk!!"

Aya mendongakkan kepalanya kearah Gheryl dengan tatapan nanar. Ia mencabut salah satu Headset yang terpasang di telinganya, memberi isyarat untuk menyuruh gadis itu berhenti berbicara.

Gheryl mendengus kesal, dan memasang kembali headset itu ke telinganya. Gadis itu memang paling suka mancing keributan, Aya merasa terbebani berbagi kasur dengannya. Apalagi Gheryl itu Ratu pendengkur sejagat raya. Membuat waktu tidur Aya selalu tidak produktif.

My Little Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang