Yoongi berjalan gontai menuju kamarnya, membuka pintunya kasar dan melemparkan tasnya ke sembarang tempat. Yoongi merebahkan dirinya di kasur tanpa ranjangnya kemudian menutup matanya. Sesaat ia pun terbangun dan duduk dipinggir kasur karena mendengar suara piano yang berantakan. Ia mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya dan bersiap untuk menyalakan rokoknya.
Ceklek! Ceklek!
Suara not piano itu berhenti, "Gue harus bilang berapa kali sih kalo gue ga pernah kuat sama yang namanya asap apalagi asap rokok?" suara seorang gadis pun terdengar.
Yoongi menghentikan aktivitasnya menyalakan rokoknya lalu menatap gadis yang sedang duduk di kursi pianonya.
"Lagian kan gue udah pernah bilang, kalo gue mau sebat, ya, lo minggir dulu. Ngapain sih masuk kamar ga pernah bilang?" kata Yoongi
"Sejak kapan lo suruh gue masuk kamar lo pake ijin segala?" balas gadis tersebut yang sedang berjalan menuju Yoongi.
Gadis tersebut memberikan setoples cupacups kepada Yoongi.
"Nih. Mending lu sakit gigi karena kebanyakan makan permen daripada sakit paru-paru karena kebanyakan sebat. Mana bawa sini rokoknya,"
Yoongi menatap gadis yang kini berada disampingnya itu lalu menatap toplesnya.
Gadis tersebut mengambil paksa rokok yang masih ada pada Yoongi. "Daripada sebat, mending bantuin gue ajarin main piano," kata gadis tersebut sambil berjalan menuju piano.
Kamar Yoongi luas, namun terlihat sempit karena isinya. Layar komputer terpasang di salah satu sudut dinding kamarnya beserta peralatan MIDI-nya, piano, dan foto-foto berfigura nampak terpajang rapi di salah satu lemari kaca miliknya. Bunyi dentangan piano itu mulai lagi.
"Heh Adora, kalo emang ga ada bakat main piano gausah dipaksa. Minggir," Kata Yoongi menutup telinganya dan mendekati Adora.
Gadis bernama Adora itu berdiri dengan memasang muka cemberut, namun berubah ketika Yoongi mulai untuk memainkan pianonya. Tangannya gemulai saat menyentuh tuts piano, seakan menari-nari diatasnya.
"Bentar, stop stop!" kata Adora tiba-tiba menghentikan permainan apik Yoongi.
Yoongi menatap Adora bingung. Adora mengambil kertas partitur yang ada didepan Yoongi, "Ulangi. Partitur lo salah semua,"
Yoongi menaikkan sebelah alisnya, "Lo ini mau dengerin gue main piano apa jadi guru piano sih? Sok tau pula. Mana ngerti lo sama partitur begini,"
"Jangan salah bung! Mama gue guru piano tau, jadi gue paham gimana cara baca partitur musik,"
"Oh ya? Bakatnya ga turun ke lo ya pasti?"
"Ih sebel banget gue sama lo!" Kata Adora mencubit lengan kiri Yoongi. yoongi mengaduh kesakitan sambil terkekeh.
"Gue bilangin ya, Adora. Dengerin baik-baik. Cukup hidup gue aja yang terkekang dengan peraturan bodoh bikinan bokap. Gue ga mau cara bermusik gue juga terkekang sama partitur-partitur ini,"
Adora menghela nafas panjang lalu menepuk pundak Yoongi pelan, "sorry gue nyela permainan lo tadi,"
Yoongi mengangguk dan melanjutkan permainannya. Adora memejamkan matanya. Jemarinya ikut menari di udara bersamaan dengan melodi yg dimainkan Yoongi hingga tuts terakhir ditekan. Permainan selesai dan ditutup dengan tepuk taangan riuh dari Adora.
"Woooaaahh!!"
Yoongi memiringkan senyumnya sejenak lalu menundukkan kepalanya.
"Kenapa?"
"Terakhir kali yang ngasih gue tepuk tangan semeriah ini itu, ehm...."
"Jungkook," kata Adora dan Yoongi bersamaan.
"Kangen Jungkook, ya?" tanya Adora.
Lagi-lagi Yoongi hanya menundukkan kepalanya.
Adora mulai memainkan tuts pianonya. Yoongi menatap permainan tangan Adora yang begitu lembut saat menyetuh tuts. Beethoven. Adora memainkan salah satu karya Beethoven, musisi favorit Yoongi.
"No, because I found you." kata Yoongi di sela-sela permainan Adora.
Adora menghentikan permainannya, "Pardon, sir?"
"No. Because I find you, my new source of happiness."
"Keren juga bahasa Inggris lo,"
"Bangsat,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Roller Coaster | B.T.S
FanfictionOne shoot that will make you have such a breathtaking feeling A dangerous feeling © siriuskooko, 2020