daddy's check

62 11 5
                                    

Akhir-akhir ini Thea sibuk dengan skripsinya yang tak kunjung selesai. Selalu revisi, revisi, revisi hingga ia terkadang berpikir bahwa dosbingnya sengaja menunda wisuda Thea.

Sudah lama sejak terakhir kali ia menghubungi Namjun -pacarnya. Sudah sekitar dua bulan yang lalu semenjak ia memutuskan untuk fokus terhadap skripsinya.

Namjun selalu paham posisi Thea. Ia yang tak pernah menghubungi Thea bukan berarti ia tidak peduli. Namjun hanya akan menunggu sampai Thea menghubunginya karena itulah kesempatan dan kesepakatannya.

Thea mengambil ponselnya dan bergegas menelpon Namjun tanpa aba-aba terlebih dahulu. Jam menunjukkan pukul 23.46 dan sebentar lagi tengah malam. Thea berharap, Namjun belum tertidur dan mengangkat telponnya.

"Namjuuuuuuuuuun!" Teriak Thea begitu Namjun mengangkat telponnya.

Seketika itu dia mengubah mode teleponnya menjadi video call dan saat itu juga ia melihat wajah Namjun untuk pertama kalinya dalam 2 bulan.

"Udah lama ya?"

Thea menganggukan kepalanya. Rasanya ia ingin menangis. Serindu itu.

"Gimana harinya? Capek ya?"

Thea mencibirkan bibirnya dan mulai menceritakan keluh kesahnya selama menjadi mahasiswa tingkat akhir yg sedang skripsi. Tak jarang juga ia mengomel layaknya anak kecil yang tak dibelikan es krim oleh ibunya. Disebrang sana, Namjun hanya tersenyum memandangi Thea.

"The, udah lama gue ga denger lo ngomel. Hahahaha kangen,"

"Ish, lo mah. Pengen gue bawelin lo?"

"Gak lah. Dah gila kali kalo ada orang yang pengen dibawelin lo."

"Lo dong giliran yang cerita. Masa gue terus. Lo ngapain aja selama ini? Jangan-jangan cari cewek ya lo,"

"Mau lo kalo gue beneran begitu?"

"Jangan!" Teriak Thea sambil menekuk wajahnya.

Namjun tersenyum, "gak lah. Gue masih normal-normal aja sih. I woke up, go to the office, work, work, and then go home, sleep. Repeat. No other activities except missing you all the time."

"Jun,"

"Hm?"

"Gue juga kangen lo bawel pake bahasa Inggris, hehe"

"Dih gue kapan bawel,"

"Every time you look something that not same as you, you always grumble padahal cuma masalah bubur ayam diaduk atau engga,"

"Sorry, but when I did that thing?"

"Seriously, I wanna slap your face with my sandals."

Namjun tertawa mendengar kata-kata yang baru saja diucapkan Thea. "Oh iya The, pas perjalanan pulang kemarena gue beli sesuatu."

"Apaan?"

"Bentar," kata Namjun lalu menghilang dari layar ponsel.

Beberapa saat kemudian, Namjun kembali dengan menjijing sesuatu di tangannya, "jeng jeng!"

Beberapa saat kemudian, Namjun kembali dengan menjijing sesuatu di tangannya, "jeng jeng!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thea hanya melongo. "Haaa? Sepatu bayi? buat apa?"

"Lucu aja sih. Kemaren dipajang di etalase. You know lah, I saw something cute, I buy it."

"Namjun..." kata Thea sambil memegang dahinya.

"Lucu ga sih The. Lumayan buat anak kita nanti."

Thea tersentak lalu tersenyum malu saat mendengar Namjun mengucapkan kata 'kita'. Ia jadi teringat bagaimana saat namjun membicarakan tentang anak-anak. Dan selalu saja arah pembicaraannya adalah Namjun ingin menjadi seorang ayah. That's the real goals, katanya.

"Seberapa pengen sih jun lo pengen jadi bapak"

"Uncountable."

"Dasar."

"Fiks ya habis wisuda."

"Apa?"

"Let's get married, have a baby, and boom! I become a daddy!"

Kan.

-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Roller Coaster | B.T.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang