Chapter 12: Where Am I?!

54 11 30
                                    

"Bawa aku bersamamu."

Yoongi tersedak air liurnya sendiri dan hampir saja mati. Jantungnya berhenti seketika saat Shiyeon berkata seperti itu, dan kini rasanya wajahnya sangat panas. Ia mulai meragukan dirinya sendiri apa ia sadar atau mabuk?

"Tuan Min..." rajuknya dengan menunjukkan aegyo-nya kepada Yoongi.

'Sial...' kutuknya dalam hati.

"Tidak bisa. Kau ini." Yoongi gemas saat ia semakin merengek lalu menjentikkan jarinya di kening Shiyeon.

"Ah, sakit..." ia memegangi keningnya yang pasti saat ini sangat merah. Yoongi tak sengaja melakukannya terlalu keras.

Tak punya pilihan lain, Yoongi menggendongnya dan membawanya ke mobil. Ia nyalakan mesin mobilnya dan segera menginjak pedal gas.

Ia tertidur, namun sesekali ia akan mengigau memanggil Ayah dan Ibunya, lalu kemudian akan berteriak marah-marah menyebut namaku.

'Memangnya aku menyebalkan seperti yang ia katakan?'

Setelah beberapa saat perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah hotel. Dia masih tertidur dengan keadaan yang sama. Yoongi menghela napasnya, dan membantunya keluar dari mobil lalu memapahnya keluar.

Yoongi mendudukan nya di sebuah sofa. Sedangkan ia memesan satu ruangan untuknya. Aku tidak akan tidur disini, setelah mengantarnya, aku akan segera pulang. Aku tak ingin mengambil keuntungan dari gadis bodoh yang sedang mabuk.

Setidaknya itu yang ia pikirkan.

Setelah mendapatkan kunci kamarnya, Yoongi  memapahnya menuju kamarnya di lantai 10. Tepatnya di kamar 1009.

Ia gesekkan kartunya dan membuka pintu kamarnya. Ia membawa Shiyeon masuk ke dalam dan membaringkannya diatas kasur. Ia dengan perlahan lepas heels nya, dan baru ia sadari ternyata kakinya lecet.

'Ini pasti akibat ia berlari kesana kemari siang ini. Apakah ini sakit?' Batinnya sambil mengusap kaki Shiyeon yang lecet dengan sangat hati-hati.

"Tuan Min." Ia memanggilnya dan otomatis Yoongi melihat ke arahnya. Matanya terbuka dan ia tersenyum.

'Cantik...' pikirnya, namun pikiran itu segera ia tepis jauh-jauh. Bagaimana bisa aku mengatakan hal itu kepada gadis mabuk ini.

"Hm?" Jawabnya dengan datar sambil membenarkan posisinya dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Kenapa kau ada disini?" Dia menatap Yoongi dan senyumnya tak pernah sirna dari bibirnya.

"Mengantarmu."

"Ini sudah yang ke 2 kali nya kan?" Ia terkekeh lalu menatapnya.

"Hm," jawabnya masih sibuk merapikan segala sesuatu.

"Tuan Min." Panggilnya lagi dan kini Yoongi berfokus padanya, ia menatap matanya. Shiyeon tersenyum lalu menarik tangannya hingga ia hampir terjatuh namun tepat waktu ia bisa menahan tubuhku.

Jarak antara wajah Yoongi dengannya hanya sekitar 8cm, dia terus menatap mata dan bibirnya.

'Sial... kalau begini mungkin aku tak bisa menahan untuk tidak menci- apa yang kau pikirkan Min Yoongi.' Batinnya mengutuki dirinya sendiri.

Shiyeon semakin mendekatkan bibirnya dan saat jarak antara bibir mereka tinggal 1cm lagi ia berhenti.

"Aku... ingin muntah." Yoongi terkejut dan reflek langsung menjauhkan dirinya dari Shiyeon namun sial. Ia muntah di celana Yoongi hingga ke sepatunya.

"Ah kau ini jorok sekali!" Yoongi mendengus kesal dan pergi ke kamar mandi meninggalkannya sendirian.

Ia bersihkan noda itu dari celananya dan sepatu sebisanya. Namun bau nya masih menempel dan tetap tak mau hilang. Yoongi menyerah. Lebih baik ia pulang dan segera mencuci ini semua.

Shattered Hourglass [ON EDITING]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang