Chapter 4: The First Time I Met You

101 23 80
                                    

"YAH! BERHENTI!" ucap seorang pria yang kini tengah mengejar sesosok laki-laki kurus dengan surai coklat yang berlari di koridor Rumah Sakit dengan tubuh penuh luka tidak peduli keadaan di sana saat ini tengah ramai.

Laki-laki itu menoleh dan menjulurkan lidahnya. "Aku baik-baik saja, kenapa aku harus menjalani terapi itu? Aku tak mau!" laki-laki itu terus berlari ke arah gadis dengan kursi roda yang ada di depannya.

Ia berlari mendekati gadis itu. Gadis di hadapannya tampak ketakutan, takut jika laki-laki itu menabraknya, sehingga gadis itu menutup matanya. Sementara laki-laki bersurai coklat itu sudah berhenti tepat di depan gadis itu dan tertawa.

"Annyeong!" sapanya dan gadis di kursi roda itu yang tak lain adalah Shiyeon sontak membuka matanya yang tertutup itu lalu mengalihkan pandangannya.

Tidak suka di abaikan, laki-laki itu merengkuh pipi Shiyeon dengan kedua tangannya dan membuatnya terpaksa menatapnya kembali. "Apa?" tanyanya ketus.

Laki-laki itu tersenyum dengan senyum khas kotaknya. "Sedang apa gadis secantik ini ada dirumah sakit dan menggunakan kursi roda seperti ini?" tanyanya balik pada Shiyeon.

Shiyeon menepis tangan laki-laki itu dari pipinya. "Memangnya ini urusanmu?" Ia menatapnya dengan tatapan risi.

"Ah, benar! Aku belum memperkenalkan diriku, aku Kim Taehyung, kau?" ucap Taehyung memperkenalkan dirinya seraya tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Shiyeon.

"Park Shiyeon," ucapnya seraya menjabat tangan yang di ulurkan Taehyung. Shiyeon sendiri tidak mengerti mengapa ia langsung menyebutkan namanya dan menjabat tangan orang asing.

"Woah, nama yang bagus." Ia mengacak-acak rambutnya dan tertawa lagi. Sementara Shiyeon melihatnya dengan bingung. Di dalam pikirannya, bagaimana seseorang dengan tubuh penuh luka bisa tertawa sebahagia ini?

"Tidakkah seharusnya kau mengobati lukamu? Dan permisi, aku harus pergi karena sudah terlambat untuk menjalani terapi. Sampai jumpa Taehyung-ssi," ucapnya seraya memberikan tanda untuk suster itu agar kembali mendorong kursi rodanya menuju ke suatu ruangan yang asing baginya, yaitu ruang terapi.

Sementara Taehyung masih berdiri di tempatnya seraya menatap gadis itu yang sudah berlalu melewatinya. Ketika Shiyeon sudah masuk ke ruang terapi, ia baru ingat ia belum bertanya dimana Shiyeon di rawat di ruang dan kamar nomor berapa.

"Taehyung bodoh," ucapnya pada diri sendiri dan menepuk jidatnya dengan keras.

"KIM TAEHYUNG! KEMBALI KE RUANG TERAPI SEKARANG!" teriak suster pria yang tadi mengejarnya dan kini ia berjalan menuju ke arahnya dengan tatapan yang mengerikan.

Suster itu menjewer telinga Taehyung dengan gemas. "Ouch... s-sakit," ringisnya, mencoba melepaskan diri dari jeweran suster itu.

Suster itu berhasil membawa Taehyung ke ruang terapi, dengan paksaan. Itu perlu di garis bawahi 'kan?

Taehyung pasrah, bayangan gadis yang ia temui muncul kembali di benaknya membuatnya tak peduli dengan rasa sakit akibat jeweran suster ini.

Di dalam ruang terapi, ia berhadapan dengan dokter yang tersenyum menyambutnya dan mempersilakannya duduk.

"Selamat pagi, Taehyung-ssi apa sudah puas lari-larinya?" tanya dokter itu dengan ramah dan kini Taehyung tersipu malu karena tingkahnya barusan terdengar sangat childish.

"Maaf, dok." Taehyung cengengesan dan memainkan jari-jarinya di atas meja yang ada di depannya.

"Kita ganti perban untuk luka-luka luarnya dulu ya? Setelah itu baru dipasang gips." Dokter itu bangkit dari kursinya dan membawa beberapa perban dan antiseptik untuk mengobati Taehyung. Perlahan-lahan perban yang melilit tubuhnya dilepas dan dokter dengan dibantu suster memberikan antiseptik pada luka di permukaan kulit Taehyung membuatnya sedikit meringis kesakitan.

Shattered Hourglass [ON EDITING]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang