Chapter 16: Broken Glass (3)

50 9 22
                                    

Normal POV

Shiyeon berlari keluar dari café dan memberhentikan taksi tepat dipinggir jalan. Kini ia ada di dalam taksi dengan pikiran yang kacau.

'Tak ada yang bisa menggantikan Ahyoung-ssi? Apa dia benar-benar mencintainya? Apakah tidak ada kesempatan untukku?' Batinnya.

Tak lama setelahnya, Shiyeon telah sampai dirumah. Saat ia membuka pintu, ia sudah disambut dengan senyuman kotak yang selalu bisa membuat mood nya membaik.

"Akhirnya kau pulang, Yeonie~" Taehyung menyambutnya dengan pelukan hangat dan senyuman.

"Tae... aku lelah." Shiyeon melepaskan pelukan Taehyung dan berjalan gontai ke kamarnya lalu menguci pintunya.

"Gwaenchana?" Taehyung mencoba mengetuk pintu tapi tak ada jawaban, ia ingin membuka pintu tapi terkunci, baik pintu kamar Shiyeon dan pintu yang menghubungkan antara kamar mereka.

Taehyung menghela nafasnya dan kembali ke ruang keluarga duduk disebelah neneknya Shiyeon.

"Shiyeon mana?" Tanya neneknya.

"Di kamar, sepertinya ia sangat kelelahan halmeonni." Taehyung menjawab dan tersenyum. Ia terpaksa bohong agar tidak membuat neneknya khawatir.

"Kau menyukai cucuku kan?" Tanyanya yang membuat Taehyung terkejut dan menatapnya tak percaya.

"Halmeonni tahu?"

"Sejak pertama kau datang kesini, aku tahu." Ia terkekeh melihat wajah Taehyung saat ini.

"Aku tidak masalah dengan siapapun, termasuk denganmu." Ia mematikan televisi dan menatap Taehyung.

"Tolong, jaga Shiyeon ya?" Pintanya dan Taehyung langsung mengiyakannya.
.
.
.
Sedangkan disisi lain, Shiyeon kini terbaring ditempat tidurnya, menatap langit-langit kamarnya dan memikirkan segala hal yang telah terjadi hari ini.

'Saat ku kira ini akan menjadi kesempatanku, ternyata aku salah. Apa aku menyerah saja?' Batinnya, dan kini ia menutupi wajahnya menggunakan selimut.

'Min Yoongi bodoh... lihatlah ke arahku.'

--ooOOoo--
Esok paginya, Shiyeon sudah berangkat ke kantor dengan membawa kotak bekal seperti kemarin. Saat ia sampai di kantor, ia melihat Yoongi sedang mulai berkutat dengan pekerjaannya.

"Pagi Yoon-" Ucapannya terpotong karena Yoongi tiba-tiba saja menyodorkan dokumen yang harus dikerjakannya.

"Kerjakan ini."

"Yoon-" Ia memotong ucapan Shiyeon lagi dan kali ini menatapnya dengan tatapan yang mengintimidasi.

"Jangan banyak bicara. Yang kau butuhkan dalam bekerja adalah otak, mata, dan tanganmu. Bukan mulutmu." Jawabnya dengan ketus dan kembali ke mejanya.

"Ne..." Shiyeon menundukkan kepalanya dan mulai mengerjakan semua dokumen dari Yoongi.

'Apa dia sedang badmood ya?' Batinnya.

Shiyeon mengerjakan semua dokumen itu tanpa sedikitpun berbicara pada Yoongi, karena ia tak mau mengganggunya yang saat ini mood nya sedang tidak baik.

Shiyeon telah menyelesaikan setengah dari pekerjaannya, dan saat ia melihat jam tangannya ini sudah waktunya makan siang.

Ia menoleh ke arah Yoongi yang masih sibuk dengan kertas-kertas diatas mejanya.
'Mungkin dia tidak sadar kalau ini sudah jam nya istirahat?' Pikirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shattered Hourglass [ON EDITING]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang