Orang bilang menjadi anak tunggal itu menyenangkan, tidak diganggu atau diikuti oleh sang adik, ataupun bertengkar dengan sang kakak. Tapi nyata nya, itu tidak benar. Menjadi anak tunggal benar-benar membuat seseorang kesepian, termasuk Park Shiyeon.
Seorang gadis dengan rambut hitam panjang dan tingginya sekitar 168cm, cukup tinggi untuk ukuran seorang gadis di sekitar tempat tinggalnya.
Kedua orang tuanya sibuk bekerja, mereka akan berangkat tergesa-gesa di pagi hari hingga tak sempat sarapan, dan akan pulang saat larut malam.
Lalu bagaimana dengannya? Sebagai anak tunggal, Shiyeon dituntut untuk memenuhi segala harapan dari kedua orang tuanya. Jadi apa yang bisa ia lakukan? Diam dan menjadi anak baik, atau bisa dibilang pecundang yang tidak dapat keluar dari sangkarnya karena takut terluka dan tahu bahwa orang tuanya tak mungkin ada di sisinya di saat ia membutuhkannya.
Neneknya...
Ya, beliaulah yang selama ini memberikan perhatian kepadanua. Selama 15 tahun terakhir ini Shiyeon sama sekali belum mengunjunginya, karena saat mereka akan mengunjunginya, ayah dan ibu nya akan membatalkannya karena urusan pekerjaan.
Shiyeon sudah tidak peduli dengan semua janji yang mereka buat. Maka dari itu, ia putuskan untuk mencari pekerjaan agar mendapatkan uang dan bisa mengunjungi neneknya sendirian, tanpa kedua orang tuanya.
Dan sekarang di sinilah gadis berambut panjang itu, di hadapannya terdapat sebuah gedung yang berdiri kokoh seakan-akan menantangnya untuk masuk kedalamnya.
Ya, saat ini ia akan melakukan interview untuk pekerjaannya dan dengan bermodalkan persyaratan yang diperlukan, ia dengan mantap melakah masuk kedalam gedung itu.
Ia berharap, kali ini ia akan mendapatkan pekerjaan dan setelah itu aku akan menemui neneknya. Ah... rasanya ia sudah tidak sabar untuk itu.
"Park Shiyeon-ssi!" panggil seorang wanita paruh baya mengenakan blouse dan rok dengan warna yang senada.
Shiyeon terlonjak kaget dan menatap wanita yang tadi memanggil namanya. "N-Ne!" sahutnya dengan cepat.
Kini gadis itu berdiri didepan sebuah pintu dan menarik napasnya dalam-dalam sebelum membukanya.
Di dalam ruangan tersebut seperti layaknya sebuah ruang kerja pada umumnya, di sana terdapat satu buah laptop merk terbaru dengan bentuk apel yang diletakkan di atas meja kerja yang cukup berantakan dengan segala berkas yang berserakan, dengan kursi besar yang nyaman, dan dekorasi-dekorasi lainnya seperti buku, tanaman hias, sofa, meja untuk menerima tamu interview.
Di dalam ruangan itupun, berdiri sesosok pria paruh baya yang cukup tinggi dan kini tengah tersenyum ke arah Shiyeon, dan ia pun membalas senyumnya untuk menutupi rasa gugupnya.
"Silakan duduk," ucap pria yang mempersilahkan Shiyeon duduk di salah satu sofa yang ada di dalam ruangan tersebut. Ia pun duduk di tempat yang telah dipersilakan.
"Park Shiyeon, benar?" tanyanya sedangkan mata dan tangannya sibuk membolak-balik dan membaca file yang memuat data diri Shiyeon.
"Y-Ya," jawabnya sedikit gugup terlihat dari cara nya yang terus menerus memainkan jarinya untuk mengalihkannya dari rasa gugup.
"Jangan gugup." Pria itu tersenyum dengan sangat lembut dengan harapan dapat membuat gadis didepannya sedikit tenang. "Mari kita mulai?"
Interview berlangsung selama 45 menit, dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada Shiyeon, seperti apa motivasinya untuk bekerja diperusahaan tersebut, kelemahan dan kelebihan apa yang ada di dalam dirinya, dan apa yang ia ketahui tentang program-program kerja yang ada diperusahaan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Hourglass [ON EDITING]✔
Fiksi PenggemarLife is like a hourglass. Eventually, everything hits bottom, but it's impossible for us, because our hourglass is different. And, wish we could turn back time to the good old days. Cast : 1. Park Shiyeon (OC) 2. Kim Taehyung BTS 3. Min Yoongi BTS ...