Chapter 4 : Mencoba dekat atau mendekat?
Veranda tengah berjalan menuju kantin bersama teman-temannya. Sesekali dia tersenyum membalas sapaan dari beberapa murid yang menyapanya.
"Ve, Marcel!" bisik Naomi.
Veranda hanya bisa menghela napas. Masih jam segini dan moodnya sudah berantakan.
"Ve!" panggil Marcel.
"Hmm,"
"Kamu gak apa-apa 'kan? Kevin belum ngapa-ngapain kamu 'kan?" tanya Marcel dengan nada khawatir.
"Gak apa-apa kok," jawabnya sambil tersenyum tipis. "Oh iya, Cel."
"Apa?" tanya Marcel dengan mata berbinar.
"Aku pengin putus sama kamu, jadi----mulai saat ini stop ganggu hidup aku lagi. Aku capek kamu manfaatin terus!" ujar Veranda to the point.
Marcel membelalakan matanya. "Apa? Putus? Gak. Aku gak mau putus sama kamu, Ve!"
"Terserah... Intinya----aku anggep kita udah gak ada hubungan lagi dan, please stop ganggu aku. Aku risih,"
"Ta-tapi, Ve..."
"Aku gak suka dibantah. Ayo girls kita ke kantin." ajak Veranda yang diangguki oleh ketiga temannya.
"Ck, ini gak bisa dibiarin! Seorang Marcel Chandrawinata diputusin sama cewek kayak Veranda, dia harus nerima akibatnya!" gumam Marcel.
Tidak disangka Kinal yang kebetulan lewat mendengar ucapan Marcel. Kinal langsung mengepalkan tangannya, seolah tidak terima dengan apapun yang akan Marcel perbuat pada Veranda.
●●●
Veranda dan ketiga temannya tengah asyik bercengrama di kantin. Mereka membicarakan banyak hal, termasuk keputusan Veranda untuk memutuskan Marcel.
"Gila! Lo to the point banget pas mutusin Marcel. Tadi mukanya, muka bego banget, Ve!" ujar Sendy.
"Iya, mana kayak dia gak bisa apa-apa lagi, gak pantes banget disebut cowok makhluk kayak dia!" Imbuh Frieska.
Veranda hanya tersenyum simpul. Suasana kantin yang ramai mendadak sepi saat seseorang memasuki area kantin. Orang itu menatap ke arah Veranda cs dan tersenyum tipis.
Banyak siswa siswi yang langsung berbisik tentang orang itu. Diantaranya, ada yang merasa kagum kepadanya. Ada juga yang merasa iri. Dan begitulah kehidupan.
Orang itu berjalan menuju meja Veranda cs. Dia kembali tersenyum saat tanpa sengaja saling bertatapan dengan Veranda.
"Hai, kak!" sapanya.
Veranda tersenyum. "Hai, Nal!"
Tiga manusia lain yang ada di situ langsung menengok dan menatap ke arah Kinal. Naomi adalah orang yang terlihat paling bersemangat saat melihat Kinal.
"Boleh gabung?" tanya Kinal menatap satu per satu orang-orang yang ada dihadapannya.
"Boleh," jawab Naomi antusias.
Kinal mengulum senyumnya. "Makasih kak Naomi,"
"Duduk, Nal!" ujar Sendy.
Kinal duduk tepat di depan Veranda. Entah kenapa Veranda jadi salah tingkah dibuatnya. Dan Kinal, dia sedang mencoba menetralkan detak jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me, What is Love?
FanfictionKau tahu? Mereka bilang hidupku sempurna, aku anak populer, pintar, terlahir dari keluarga berada, dikelilingi oleh orang-orang yang menamakan diri mereka 'teman', memiliki segala yang aku mau. Tapi, ada satu hal yang tidak pernah aku miliki serta a...