Jilid 8

4.4K 80 0
                                    

Pendeta putih merasa terkejut. Dia ingin mengubah langkahnya tapi sewaktu dia sedang berpikir, siku tangannya tiba-tiba mati rasa dan pedang terjatuh begitu saja.

Ternyata Guru Mu Zhu dengan menggunakan cara Sha Men Shi Ba Da menotoknya.

Pendeta biru dan yang lainnya segera berputar dan menyerang Guru Mu Zhu sudah memenangkan satu jurus.

Walaupun dua buah pedang bergerak sangat cepat tapi tetap tidak bisa mengenai baju Guru Mu Zhu. Dia hanya mengubah langkah, dia menghindar tiga langkah kaki.

Guan Ning benar-benar merasa tegang. Tadi sewaktu Wu Dang Si Yan bertarung dengan Luo Fu Cai Yi, dia sudah kebingungan.

Sekarang matanya menatap lurus, dia tidak mengenal kedua pihak yang sedang bertarung
karena itu siapa yang menang atau kalah dia tidak peduli.

Begitu Guru Mu Zhu memukul jatuh pedang pendeta putih, dia sadar kalau biksu Shao Lin ini benar-benar berilmu sangat tinggi.

Tapi....

Tiba-tiba di jalan yang ada disisi gunung, di balik semak-semak ada yang tertawa terbahak-bahak.

Dia berkata, "Kasihan, kasihan! Lucu, lucu!" Kata-katanya sangat jelas. Setiap kata seperti denting lonceng.

Wajah Guru Mu Zhu berubah dan dia membentak, "Siapa!" Bajunya yang lebar tampak
melambai, seperti bangau berwarna abu terbang kelangit.

Wu Dang Si Yan secara bersamaan menghentikan langkah mereka dan menurunkan pedang, aura pedang segera menghilang.

Begitu Guru Mu Zhu naik ke langit, di bawah pohon yang ada di sisi jalan tampak sesosok bayangan yang sedang berlari ke arah mereka.

Dua bayangan itu saling bertemu. Mu Zhu sudah membentak. Tasbih yang dipegang di tangan kanannya menembak dengan miring ke arah bayangan itu.

Jurusnya terlihat sangat indah. Guan Ning merasa aneh juga memuji jurus itu. Diam- diam Wu Dang Si Yan pun memuji.

Tapi bayangan orang yang ada dibawah pohon itu seperti memasang sayap. Dia terbang
setinggi lima kaki lalu turun.

Ini adalah ilmu meringankan tubuh tingkat teratas yaitu ilmu 'Terbang ke langit menaiki tangga'.

Wu Dang Si Yan berteriak.

Tampak bayangan seseorang yang turun kemudian berteriak, "Jun Shan Shuang Can!" (Jun Shan=nama gunung, Shuang=sepasang, Can=cacat).

Jurus pertama milik Guru Mu Zhu gagal, dia merasa kaget. Puluhan tahun dia telah sering bertarung dengan orang lain, belum pernah sekalipun dia gagal.

Dia tahu ilmu silat orang itu tidak bisa dipandang remeh, paling sedikit kemampuan ilmu silatnya berada di atas Guru Mu Zhu. Karena itu dia segera turun. Begitu mendengar teriakan Wu Dang Si Yan, wajah tiba- tiba berubah.

Terlihat bayangan itu keluar dari bawah pohon. Bajunya tampak compang-camping, rambutnya berantakan, tangan mengepit tongkat besi. Ternyata dia adalah pengemis pincang yang Guan Ning temui tadi.

Angin gunung terus berhembus. Terlihat wajah pengemis itu dingin seperti es, matanya merah, ekspresi wajahnya sangat menakutkan tapi dia masih bicara, "Kasihan! Kasihan! Lucu ya lucu!"

Wajah dingin bercampur dengan tawa seperti orang gila. Dilihat dan didengar oleh Guan Ning benar-benar membuatnya gemetar. Udara dingin bertambah dingin lagi.

Walaupun rambutnya berantakan, wajah penuh dengan amarah juga kesedihan, tapi dia malah tertawa terbahak-bahak.

Begitu pengemis pincang itu muncul, Guan Ning merasa kaget. Wu Dang Si Yan pun merasa
kaget dan aneh. Biksu Mu Zhu yang biasanya selalu tenang, wajahnya yang dingin terlihat berubah beberapa kali.

Legenda Kematian - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang