Kemudian hal mengenai kematian Nang Er semua diceritakannya dengan jelas, sampai pada akhirnya Guan Ning berkeringat, dia merasa kali ini, bercerita adalah hal yang paling menyulitkan dalam hidupnya.
Nona Du ini masih berdiri dengan terpaku, sepasang matanya terlihat kosong dan melihat keluar, seperti sebuah patung batu.
Wajahnya sama sekali tidak ada ekspresi, tapi apa yang sedang dipikirkannya di dalam
hati?Guan Ning merasa dingin, seharusnya gadis ini menangis setelah dia mendengar kata-kata Guan Ning, tapi gadis ini malah bereaksi seperti itu.
Baru saja dia berpikir seperti itu, gadis ini berlari kesebuah meja kecil. Lalu dia berkata, "Ayah, putrimu yang tidak berbakti merasa bersalah kepada ayah.... bersalah kepada ayah..."
Suaranya terdengar sangat sedih.
Guan Ning terpaku.
Dua tetes air mata bergulir dari matanya, "Nona.... Nona...."
Apa yang harus dikatakannya sekarang, dia tidak tahu.
Baru saja dia berjalan dua langkah, dia menjadi bengong, karena di atas meja itu ternyata ada sebuah papan nisan putih berukuran satu kaki, disana terlihat ada sepiring bola besi kecil yang tampak berkilau dan sebilah pedang panjang yang terlihat dingin dan bercahaya.
Papan nisan itu tertulis: 'Jin Wan Tie Jian, Ketua Biao Du Sao Zhang'.
Cahaya redup menyinari papan nisan dan pedang juga sepiring bola besi serta menyinari pundak gadis yang sedang menangis itu, membuat kamar itu dipenuhi dengan kesedihan dan suasana bertambah sedih lagi.
Guan Ning merasa kepalanya berat dan tidak bisa bernafas.
Sambil menghapus air matanya, dia berkata, "Nona, walaupun Nang Er sudah tiada. Dendam Nona yang dalam ini, sekalipun aku bukan orang berguna, tapi...."
Karena pikirannya begitu kacau membuat Guan Ning tidak bisa mengungkapkan perasaannya, tapi sekarang dia tahu kalau kakak beradik ini ternyata menyimpan dendam yang sangat dalam, dia juga bertekad ingin membantu mereka membalas dendam.
Tiba-tiba gadis itu berhenti menangis. Dia berdiri. Pedang panjang itu diambil lalu diserahkannya kepada Guan Ning.
Guan Ning dengan bingung melihat ujung pedang yang tampak bergetar di depannya, diapun
merasa seram melihat pedang itu, dia tidak berani bergerak karena jika gadis ini berniat membunuh saat ini, dia tidak akan menghindar.Dari dalam kegelapan, terlihat kedua alis gadis itu seperti pedang, matanya sebesar lonceng, sorot mata itu penuh dengan kebencian dan terlihat sadis.
Guan Ning menghela nafas dan berkata, "Adikmu memang bukan aku yang membunuh tapi karena akulah maka dia mati. Jika Nona Du ingin membalas dendam untuk adikmu, bunuh saja aku, matipun aku tidak akan menyesal."
Guan Ning berpikir dalam kesedihannya gadis ini pasti menganggap Guan Ning lah yang harus bertanggung jawab atas kematian adiknya.
Tapi begitu Guan Ning selesai bicara, gadis ini sudah memutar pegangan pedang yang panjang itu, pedang itu berputar di udara kemudian ibu jari dan telunjuk seperti kilat
memegang ujung pedang.Posisi pedang sekarang adalah, ujung pedang berada di dalam dan pegangan pedang berada dibelakang.
Guan Ning terpaku.
Gadis ini sudah menjejalkan pedang itu ke tangan Guan Ning dan tertawa dingin, "Aku dan adikku memang bernasib buruk, karena kami diterima oleh Tuan Muda, maka kami baru bisa mempunyai tempat untuk berlindung. Nang Er mati karena yang menjadi kakak tidak bisa menjaga adik. Ini bukan salah Tuan Muda."
![](https://img.wattpad.com/cover/102018395-288-k930450.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Kematian - Gu Long
RastgeleRatusan tahun lalu di dunia persilatan muncul seseorang tokoh sakti tanpa tanding yang tak terkalahkan. Tokoh sakti tersebut memporak-porandakan Shao Lin, Wu Dang, Tian Zhang, Gai Bang dan perkumpulan maupun partai - partai besar lainnya, juga membu...