"Wattpadnya sedih banget sumpah" Ucap Kania yang masih berada dipelukan Danu.
Danu melepaskan pelukannya. Dan menatap Kania tajam, dingin, menusuk. Kania pun takut menatapnya, ia langsung menundukkan kepalanya.
"GOBLOK. Ngapain sih begituan lo tangisin? Kalo kakak lo denger pasti dia lebih khawatir dari gue. Pikirin orang yang disekitar lo. Come on, itu cuman sebuah karangan!" Gerutu Danu. Ngapain sih gituan doang ditangisin?
"Ih jangan kasar. Jangan panjang panjang ngomongnya. Berarti lo khawatir sama gue ya kak? Lagian gue nangis kan karna menghayati, mengapresiasikan karya sang author" Kania terkadang masih terisak.
"Najis bego. Jiji. Lebay. Alay. Geli gue sama lo. Najis lolot. Idiot. Ngapain sih jing gituan ditangisin"
"APASIH!? Lo gausah kasar dong ihhhh"
Danu berdecak kesal. Najis banget sih gituan doang ditangisin. Uek. Jiji. Rasanya Danu ingin muntahh.
***
"Kak. Lo katanya mau cerita? Cerita apa?" Kepo Kania.
"Ahh iya gue mau cerita. Jadi..."
"Jadi apa?"
"Jadi gue itu seorang laki laki" Danu terkekeh garing.
"Oh". Singkat---.
"Gue balik ya tha" Danu beranjak dari duduknya.
"Eh eh. Lo mau kemana kaa?"
"Balik" Dinginnya yalord ngalahin es buahnya mang oja.
"Ish. Lagian cerita yang bener!! Gue butuh keseriusan." Kania merebahkan tubuhnya dikasur kesayangannya.
"Anjass. Curhat. Gapernah diseriusin cowok ya?" Danu tertawa terbahak bahak.
"Bukan gitu ih maksud gue kaakkk!!!" Kania menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Eh. Sejak kapan kita deket gini jir." Danu bergedik ngeri, sejak kapan deket ama ni bocah atu.
"Lo nya aja ngapain waktu itu ngajak ke ćafe, abis itu lo traktir gue ricis, abis itu pulang bareng, terus lo ajak gue main ke rumah lo... apaan lagi yaa?"
"Ya jujur, bukannya mau gimana mana. Lo tuh adeknya Chandra, Chandra itu temen gue. Atau ya bisa dibilang sahabat. Lo juga kan dekel gue di Artics. Gue kalo kemana-mana lebih nyaman sama cewek dari pada sama temen-temen gue. Masalahnya, temen cewek gue cuman dikit. Sibuk semua sama kegiatannya. Dan sangat sulit buat gue, untuk deket sama cewek. Adinda ngayap mulu. Nah belom lama ini gue kenal lo. Ya, lumayan juga untuk nemenin gue kemana-mana. Gue juga percaya sama lo, lo gak akan plorotin harta gue kayak cewek-cewek lain. Udah si alesan gue simpel, gitu aja." Jelas Danu pake rumus luas persegi panjang. p x l x t.
"O M A I G A T!. L-lo lo i-itu. SUMPAH ITU UCAPAN LO PANJANG BUANGETTT" Teriak Kania. Gila broh, tiba tiba dia curhatt dan kalimatnya jadi sepanjang ini.
"Jing. Jantungan gueee" Lanjut Kania lagi.
"Gush lebay" Danu tidak jadi pulang. Dia kini rebahan disofa milik Kania.
"Jadi gue bakal dijadiin kacung lo gitu ka?"
"Ya enggak Tha. Gue ga nganggep kacung. Tapi lo nemenin gue aja gitu"
"Oooohhhh. Yayaya. Gue mah mau mau aja asalkan lo bertanggung jawab dan dapat dipercaya"
"Gue kaya hafal deh. Itu dasa darma bukan si?" Danu mengubah posisinya menjadi duduk.
"Hehhee. Iyyaa" Kania tertawa layaknya orang bodoh.
"Gue si bertanggung jawab yaa. Dapat dipercaya apalagee" Danu mengangkat 1 alisnya. Tersenyum berseringai menatap Kania.
YOU ARE READING
Cinta Rahasia
Teen Fictionbaca langsung aja ya guys. kapan saja pemeran utama akan berubah.