Bagian 2

127 48 31
                                        

Apa salahnya melihat sahabatmu sendiri? Coba lihatlah sebentar. Lihatlah ke dalam hatinya, dan rasakan apa yang dia rasakan terhadap dirimu.

------------------------------------------------------

Apakah salah jika kita mencintai sahabat kita sendiri?

Apakah salah jika kita memendam perasaan pada sahabat kita sendiri?

Apakah ada hukum yang melarang kita untuk merasakan itu semua?

Tolong beritahu aku jawabannya, agar aku tahu. Apakah aku salah, jika aku melakukan itu semua.

***

Ratih mellyanti. Seorang perempuan yang hatinya telah jatuh kepada sahabatnya sendiri. mencoba kuat, sekuat tenaga yang dia bisa. Melawan rasa nyeri di dalam hatinya atas apa yang dia lihat di depan matanya saat ini.

Evan Sanjaya. Cowok tampan yang telah menempati hati perempuan itu sejak begitu lamanya, cowok tampan yang saat ini mempunyai peran sebagai sahabatnya itu, dan cowok tampan yang tak akan pernah bisa di raihnya sampai kapanpun.

Ratih tau sampai kapanpun dia gak akan bisa meraih Evan, dan dia sadar
Statusnya sebagai sahabat gak akan pernah bisa berganti menjadi sepasang kekasih.

Sakit? Pasti.

Terluka? Gak usah ditanya.

Tapi dia bisa apa? Dia cuma bisa terus berjuang sampai dia lelah, sampai dia kalah dengan keadaan yang mengharuskannya kalah.

***

"Rat-Rat!!" Seru seorang perempuan pada ratih.

"Udah gue bilang hentikan panggilan itu Rev." Ucap Ratih jengkel kepada perempuan yang memanggilnya dengan nama panggilan Rat itu.

Dalam B.inggris 'Rat' mempunyai arti Tikus. Mana mau Ratih di panggil tikus.

Revina yang mendengar nada jengkel dalam suara sahabatnya itu hanya bisa terkekeh. Dia memang senang menggoda Ratih seperti ini, jika sedang kesal Ratih jadi keliatan lebih imut.

"Maafkan sahabatmu yang cantik ini cuayang." Ucap Revina yang menurut ratih sedikit alay.

"Cuayang-cuayang. Alay loh." Cibir Ratih sambil menjitak kepala Revina pelan.

"Awchh.. Sakit Rat."

Ratih mengabaikan Revina yang memelas dan segera melanjutkan kegiatannya menatap seseorang. Dia begitu tampan, sangat tampan untuk ukuran seorang pria. Dia, hasil pahatan tuhan yang sangat sempurna. Oh jika saja dia yang sekarang berada di posisi perempuan itu, pasti dia akan senang sekali.

Revina mendengus melihat Ratih mengabaikannya dan memilih terfokus pada seseorang.

Revina mengikuti kemana arah pandang Ratih dan seketika pandangan Revina berubah menjadi sendu. Dia tau, Ratih pasti sangat sedih melihat pemandangan di depannya itu. Bagaimana tidak sedih, Evan dan kak Bunga sedang bersama.
"Rat. Ayo kita kekelas." Ucap Revina sambil mengoyang-goyangkan bahu Ratih.

"Rat. Ayo ih, bentar lagi bel masuk"

Ratih tersadar dan dengan segera dia melirik Revina lalu menghela nafas pelan.

[AYS 1] Can You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang