"Aku jatuh cinta."------------------------------------------------------
Tok Tok Tok...
Suara pintu diketuk terdengar di kediaman keluarga Sanjaya. Dan terlihat di dalam rumah seorang gadis berusia 16 tahun menuruni tangga dan berlari dengan cepat ke arah pintu.
"Iya sebentar!!"
Gadis yang diketahui bernama Reyna itu segera saja membuka pintu rumahnya.
"Kak Ratih!!"
Reyha terkejut melihat Ratih yang berada di depannya. Yang Reyha ketahui Ratih adalah sahabat kakaknya, Evan.
"Hai Rey, maaf mengganggu. Evannya ada?"
Reyha berfikir sejenak. Apakah kakaknya ada dirumah atau engga, tapi sepertinya dia tadi melihat Evan yang keluar rumah dengan tergesa-sega.
"Ummm... Reyha liat sih tadi kak Evan pergi keluar, gak tau kemana deh." Ucap Reyha sambil menatap Ratih.
"Humm... Begitu, yasudah kakak pulang ya Reyna."
"Eh... Gak mau mampir dulu kak kedalam?" Tanya Reyna saat mengetahui Ratih akan pulang.
"Hum kakak pulang saja Rey. Kalau begitu kakak permisi ya." Jawab Ratih sambil tersenyum ke arah Reyna.
"Hati-hati ya kak!!"
'Sebenarnya apa yang terjadi sama kak Evan dan kak Ratih ya... Ahhh orang dewasa itu memang sulit di mengerti.'
***
Dan disinilah Evan berada. Di atas gedung tempat pertemuan itu, menunggu seseorang yang telah merenggut gadis yang dicintainya dari dirinya. Evan bersandar di pagar pembatas sambil menyalakan sebatang rokok yang dia ambil dari dalam sakunya, asap rokok mengebul menimbulkan bau rokok yang membuat Evan tenang. Menurutnya hanya bau rokok yang bisa membuatnya tenang.
'Cekrekk'
Suara pintu terbuka segera menyadarkan Evan dari lamunannya. Evan segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan segera mematikan rokok di tangannya, Evan tidak terkejut dengan siapa orang yang berada di depannya. Dia hanya menatap datar nan dingin orang tersebut dan yang ditatap hanya tersenyum memamerkan lesung pipinya yang sangat idah itu.
'Cih membuatku kesal.' Gumam Evan dalam hati.
"Langsung saja. Kenapa lo manggil gw kesini?"
Orang di depan Evan membuka suara. Dan suara itu membuat Evan semakin kesal, dengan cool Evan memasukan satu tangannya ke dalam kantong saku celananya.
"Jauhi Ratih!!"To the point.
Ekspresi Edo berubah, ya. Orang yang saat ini berada di hadapan Evan adalah Edo, pacar sahabatnya. Ratih, sekaligus orang yang paling Evan benci. Edo mendengus tak suka dan menatap Evan sinis.
"Kenapa gue harus jauhi Ratih? Dia kan pacar gue." Seru Edo dengan suara sinis.
"Dia sahabat gue, dan gue gak suka kalo dia deket-deket sama lo."
Setelah mengatakan itu Evan segera meninggalkan Edo yang masih tetap berdiri disana.
"Oh ya satu hal lagi. Gue suka ma Ratih, jadi lo harus jauhi dia ngerti!!"
Edo mengepalkan tangannya di dalam saku celananya dengan kuat. Dia tidak mungkin meninggalkan Ratih begitu saja, dia sangat mencintai perempuan itu.
Edo segera mengambil handphone-nya di dalam saku jaketnya. Edo menelpon Ratih dan terdengar suara seorang perempuan di sebrang sana yang terdengar seperti orang yang habis bangun tidur.
'Halo Edo tumben telpon ada ap- hoammm...'
Edo terkekeh mendengar Rati menguap. Perempuannya ini pasti baru saja terbangun dari mimpi indahnya.
"Begini sayang. Aku akan kerumahmu malam ini."
'A-aapa kerumah. Mau ngapain... Aduhh kakiku."
Terdengar suara benturan dari sebrang sana. Edo tersenyum, senyum yang mampu membuat perempuan manapun meleleh karenanya.
"Iya sayang jam 7 aku akan kesana."
'Eh ta-ppi Ed-."
'tuuuttttt... Tuuuttt...'
Sambungan telepon di putuskan secara sepihak oleh Edo. Dia pun segera pergi dari sana menuju rumahnya dengan wajah bahagia.
'Aku tidak sabar menunggu sampai jam 7 nanti.' Ucap edo dalam hati.***
Dan disinilah Edo berada. Di kediaman keluarga Mellyanti dengan Ratih yang duduk di sampingnya.
"Tumben sekali kamu kesini, ada apa?"
Ratih percakapan terlebih dahulu. Dilihatnya Edo lekat, dan tiba-tiba membuat pipinya merona.
'gila tampan bener nih orang, ehhh...' Ucap Ratih dalam hati sambil terus memerhatikan Edo.
Merasa di perhatikan Edo tersenyum dan membuat Ratih semakin merona.
"Udah puas mandangin wajah aku."
Ratih tersadar dari lamunannya. Rona merah masih setia hinggap dipipi chubbynya, di palingkan wajahnya ke arah lain takut-takut jika ia melihat Edo bisa saja ia langsung memeluk pria itu.
Edo yang melihat pipi Ratih merona karnanya merasa senang. Pasalnya Ratih tidak pernah seperti ini di depannya.
"Aku kangen kamu, boleh kan?" Ucap Edo tiba-tiba.
Ratih terkejut dan segera menatap Edo. Aneh, pikirnya. Ia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Edo menatapnya sangat lekat dan lembut, pandangan yang berbeda dari sebelumnya.
Tangan Edo mengelus pipi Ratih yang merona merah. Dan masih terus menatap perempuan itu dengan senyuman manis di wajahnya.
"Kamu milik aku Ratih. Sekali ku genggam, tidak akan aku lepaskan."
Detik berikutnya Ratih sudah ada di pelukan Edo. Sungguh Ratih terkejut akan perlakuan Edo kali ini.
Edo memeluk Ratih dengan erat dan sebanyak mungkin menghirup aroma yang keluar dari rambut Ratih. Ah aroma yang sangat harum dan menenangkan, pikir Edo.
"Aku sudah benar-benar jatuh cinta dengan pria ini."-Ratih
Tbc.
Hay hay Author Ay yang manis balik lagi. Dengan lanjutan cerita absurd yang makin absurd hehehe :'v.
Gomennesai. Karna baru update lagi, karna author sibukkkkk dengan sekolah *sad*
Dah sok di baca aja :v
don't forget, after you reading this story. Please to give me Vote and Coments about this story.
Tunggu cerita selanjutnya.... *wink*~

KAMU SEDANG MEMBACA
[AYS 1] Can You Love Me??
Teen Fiction[Di REVISI jika sudah selesai]. Apakah gadis bernama Ratih itu bisa terus bertahan, dengan terus memperjuangkan cintanya terhadap seorang pria bernama Evan?? Atau perjuangan itu akan berakhir ketika Ratih mengetahui jika pria tersebut sudah memilik...