Part 5

1K 72 0
                                    

***

Myeongdeong , Korea Selatan

11:00 PM

Hari ini aku baru saja mengurus sebuah proyek besar di Myeongdeong. Setelah menyelesaikan proyek tersebut aku dan beberapa karyawanku melakukan perayaan kecil dengan minum-minum. Sudah menjadi kebiasaan bagi kami bila selesai mengurus sebuah proyek besar maka kami akan merayakannya.

Ku lirik jarum jam di pergelangan tanganku. Aku harus segera pulang sebelum aku tak bisa menyetir dengan baik nantinya, walaupun faktanya aku mulai tak fokus.

Ketika dalam perjalanan pulang, aku melihat seorang wanita yang sudah ku kenal. Ku sipitkan pandanganku, ya tak salah lagi itu Ru Mi dan seorang pria yang waktu itu ku dapati sedang tidur dengan Ru Mi di apartemennya tampak berjalan di pelataran toko. Mereka sepertinya sedang berkencan. Ku hentikan mobilku dan memandangi mereka dengan tangan terkepal kuat. Aku kembali tersulut emosi. Aku berusaha menahan emosiku.

Dengan cepat ku tancap gas dan meninggalkan dua orang yang sangat ku benci itu. Bayangan mereka terus mengganggu benakku. Sial, kenapa mereka lagi-lagi muncul??

***

Jong Kook & Ji Hyo Home, Seoul

12:10 PM

Mobilku sudah tiba di halaman depan rumahku. Ku lihat lampu masih menyala. Dengan cepat ku dorong pintu rumah tapi pintu tak terbuka kemana gadis itu? Apakah gadis itu sudah tidur? Awas saja kalau ia berani tidur dan tak mematuhi perintahku. Rasanya aku ingin sekali marah-marah hari ini.

" Ya!!! Song Ji Hyo !!!" Teriakku keras sambil menggedor pintu rumah. Sejak tadi tak ada yang membuka pintu.

Karena kesal aku mengambil kunci cadangan di dalam mobilku. Gadis ini sudah membuatku kesal setengah mati. Rasanya hari ini semua orang membuat emosiku memuncak. Di tambah lagi gadis itu.

Ku masuki rumah dengan tergesa-gesa. Kemana gadis itu? Mataku langsung mengarah pada pintu kamarnya.

Braaaaaakkkkk !!!!!!!!

Ku dorong pintu kamar Ji Hyo dengan keras, amarahku sangat tak bisa ku tahan kali ini.

Ku lihat ia terkejut sambil bangun dan menatap jam tangan perak di lengan kanannya.

" Jong Kook-ssi kau sudah pulang?? Kapan?" Tanyanya padaku dengan gugup.

Segera ku tarik lengannya dengan kasar membuatnya berdiri dari tidurnya. Saat menatapnya, wajah Hyo Rin dan Ru Mi kembali terbayang di benakku. Membuatku semakin bernafsu ingin memakan gadis di hadapanku ini. Kepalaku rasanya pusing sekali, sepertinya ini efek Soju yang ku teguk tadi.

" Jong Kook-ssi ada apa??" Ucapnya sambil mencoba melepaskan diri dari cengkramanku. Tapi aku pria dan tenagaku tidak bisa ia lawan dengan mudah. Ku dorong ia dengan kasar hingga tubuhnya menghantam dinding.

" Akhh ..." Pekiknya tertahan saat menghantam dinding.

" Kenapa kau menghianatiku?" Ucapku datar sambil menatap tajam matanya.

" Apa yang kau bicarakan Jong Kook-ssi?" Ucapnya bingung.

" Aku bahkan menunggumu, tapi kau tidur dengan pria lain. Kau pikir siapa dirimu bisa mempermainkanku? Dasar brengsek." Ucapku sambil memegang kedua pipinya dengan kasar.

" Aku tak mengerti yang kau katakan Jong Kook-ssi, aku tahu tak seharusnya aku tidur tadi. Maafkan aku karena tertidur." Ucap Ji Hyo dengan wajah mulai panik.

" Aku juga bisa melakukan hal yang di lakukan pria sialan itu." Ucapku tak memperdulikan permintaan maafnya, di hadapanku memang tubuh Ji Hyo tapi dalam benakku ia adalah Ru Mi. Ku condongkan wajahku hingga nafas kami saling menerpa wajah masing-masing.

Ku tepuk kedua pipi Ji Hyo dan mencengkram kerah bajunya.

" Heheheh kau gadis manis Ji Hyo-ssi, kau mau menghianatiku juga? Jangan menghianati oppa ne.." Ucapku mulai mengigau.

" Jong Kook-ssi kau mabuk. Sebaiknya ku siapkan air hangat untukmu." Ucapnya terburu-buru, mencoba menghindariku.

" DIAM!!! TAK USAH MENYIAPKAN AIR HANGAT." Bentakku padanya dan menepuk-nepuk pipinya. Ia tampak gemetar ketika tanganku menyentuh pipinya. Dengan gerakan yang cepat ia mendorongku dan melepas cengkramanku pada pipinya.

Dengan cepat ku dorong lagi tubuhnya dan ku kecup bibirnya. Ji Hyo terkejut dan mendorongku sambil memukul-mukul dadaku.

Ku tatap ia dengan sebal. " Kau bahkan menolak berciuman denganku Ru Mi-ah? Maumu apa? Kau tak mencintaiku??? Ah, aku tahu pria itu kan penyebabnya?" Tanyaku kesal.

Maya Ji Hyo tampak berkaca-kaca. " Aku bukan mantan kekasihmu, aku Ji Hyo." Ucap Ji Hyo mulai gusar dan mendorong tubuhku hingga aku terhuyung ke belakang. Dari nada suaranya aku merasakan sesuatu yang perih. Entahlah, apa itu. Ia segera berlari namun aku berhasil menahannya dengan menarik pinggulnya dan mendorongnya ke kasur.

" Kau mau kemana?" Ucapku sambil menyeringai licik ke arah Ji Hyo. Ia tampak bergidik dan mencoba bangkit dengan mendorongku.

" Beraninya kau mendorongku?" Tanyaku sambil menahan kedua bahu Ji Hyo agar tak berdiri.

" Jong Kook-ssi sadarlah aku Ji Hyo." Ucapnya mulai terisak. Pikiranku sudah buntu. Yang ada di hadapanku saat ini adalah Ru Mi. Kenapa wajah Ji Hyo seperti Ru Mi?? Aku tahu itu Ji Hyo tapi perlahan wajahnya seperti berubah menjadi wajah Ru Mi. Kepalaku memaksaku untuk terus mengingat Ru Mi.

Ku tarik tubuh mungil Ji Hyo dengan paksa ke kamarku. Ia terus meronta, tapi kekuatanku jauh lebih kuat dari dirinya. Ketika sampai di kamar ku hempaskan tubuh Ji Hyo dengan kasar ke kasurku. Ia hanya terisak sambil mencoba bangun namun aku mendorongnya lagi. Dan membuatnya ketakutan untuk kesekian kalianya. Segera ku kunci pintu kamarku dan meletakkan kucinya di meja. Ji Hyo yang melihatku mengunci pintu semakin panik dan berlari ke arahku dengan maksud untuk mencegahku mengunci pintu. Namun ia terlambat pintu sudah ku kunci.

Ia hanya menggelengkan kepalanya memohon padaku. Aku semakin tak bisa mencerna kejadian yang terjadi. Bayangan Ru Mi dengan pria sialan itu kembali berkeliaran di kepalaku. Ku tatap Ji Hyo dengan wajah dingin dan mendorongnya untuk kesekian kalinya ke kasur.

" Jong Kook-ssi ku mohonnnn!!!" Teriak Ji Hyo.

" Diam." Ucapku datar, mataku menatap wajah Ji Hyo dalam.

Aku sadar dengan apa yang ku lakukan tadi. Aku melakukan hal yang benar-benar sangat tidak pantas padanya. Aku memang pria berhati serigala, dimana prinsipku yang tak akan menyentuh seseorang yang tidak ku cintai? Kalau setan, amarah dan nafsu sudah menguasimu ku rasa prinsip hidup yang sekeras batu pun dapat pecah dengan mudah.

Aku telah melakukan suatu kejahatan padanya. Miliknya yang paling berharga telah ku rebut, dan itu merupakan suatu kejahatan. Semua sudah terjadi. Gadis itu, betapa malanganya dia. Setelah melukainya dengan dalam aku tidur di sampingnya karena kelelahan. Ia hanya terisak sambil berdiri dan memungut pakaiannya.

" Song Ji Hyo-ssi ...." Ucapku menggantung menunggu ia merespon panggilanku. Ia tampak berhenti dan menatapku dengan nanar. Kutatap matanya dengan senyum merendahkan.

" Gomawo ." Ucapku sambil tersenyum licik.

Ia hanya menatapku nanar dan berbalik sambil menangis. Aku yang sudah lelah melanjutkan tidurku. Aku tak peduli dengannya dan apa yang ia lakukan.

***

STUPID LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang