Part 6

1K 73 0
                                    

***
Morning,

Jong Kook & Ji Hyo Home

06:00 AM

Pagi ini aku bangun tanpa bantuan Ji Hyo. Ketika aku keluar kamar ku lirik di meja makan sudah tersedia banyak makanan tapi aku tak melihat Ji Hyo ada di sana. Aku segera berjalan menuju meja untuk sarapan. Sudah ku katakan aku sangat benci makan sendirian tapi mengapa gadis itu tak pernah mengingatnya.

" Ya!! Song Ji Hyo !!!!" Teriakku keras.

Ku dengar derap langkah kaki mendekatiku dari arah belakang.

" Mwo?" Ucapnya datar tanpa melihatku. Nada suaranya terdengar berbeda dari biasanya. Biasanya adalah nada patuh dan ketakutan tapi kali ini berbeda dari nadanya aku dapat merasakan adanya pemberontakan dan sikap waspada tapi rasa takut masih bisa ku rasakan. Dia mulai berani padaku sepertinya.

" Ambilkan tas kerjaku di kamar." Perintahku padanya.

" Ne.." Ia hanya menjawab singkat. Ku lihat ia berbalik dengan malas.

Ia kembali dengan membawa tasku. Wajahnya masih datar-datar saja. Ia tak banyak bicara bisa ku lihat matanya yang bengkak, sepertinya ia menangis semalaman. Hatiku sedikit terenyuh, bagaimanapun aku sudah menjadi orang yang sangat kejam tadi malam. Ada apa denganku?

" Aku pergi dulu." Ucapku padanya.

" Hmm.." Ia hanya bergumam.

Setelah kejadian itu, aku dan Ji Hyo tak pernah berbicara lebih dari lima kalimat. Ia selalu menutup pintu kamarnya bahkan menguncinya. Ia tak pernah lagi menungguku pulang. Aku sempat kesal tapi lama-kelamaan aku mulai membiarkan ia sedikit bebas. Ku biarkan ia keluar rumah dengan bebas mulai saat ini. Aku tahu ia sangat ingin kabur dariku tapi ia tak punya cukup nyali untuk melakukan itu. Bila ia melakukan itu maka ia akan mendengar kabar terburuk tentang kedua orang tuanya dan membuat kedua orang tuanya kecewa. Ji Hyo, gadis itu akan selalu ada dalam bayang-bayangku. Ia tak akan mampu untuk melepaskan diri dariku selamanya.

***

At Myeongdeong, Seoul

04:00 PM

Aku dan rekan-rekan bisnisku sedang melakukan survey pada sebuah taman bermain. Kami akan membangun sebuah wahana baru untuk menarik lebih banyak pengunjung.

" Tuan Kim, wahana akan terbagi menjadi tiga lokasi." Ucap Tae Hwa sekertarisku membaca selembaran rancangan wahana baru tersebut.

" Ah, lalu kapasitas bisa untuk berapa pengunjung? Dan.." Ucapanku terhenti seketika. Tanpa sengaja aku melihat seorang wanita yang ku kenal sedang berbincang dengan seorang pria. Song Ji Hyo? Itu dia kan?? Rambut panjangnya ia kepang ke arah samping, tak salah lagi itu dirinya.

" Tuan Kim? Gweanchanna??" Tanya Tae Hwa lagi tapi tak ku hiraukan.

Hatiku semakin tak menentu. Rasa kesal, benci dan khawatir bercampur jadi satu melihat Ji Hyo bersama dengan pria tersebut. Tanpa membuang waktu aku segera berjalan ke arah mereka dengan cepat. Entah mengapa aku tak ingin Ji Hyo dekat dengan pria itu. Ada rasa takut kehilangan yang sangat besar.

Ige Mwoya??

Langkahku semakin mendekati mereka, ku lihat Ji Hyo tampak menghambur ke pelukan pria tersebut. Kenapa rasanya sangat sakit? Ku lihat tangan pria itu bergerak lembut mengusap punggung Ji Hyo seolah menenangkan gadis itu.

" Song Ji Hyo." Ucapku dingin. Ji Hyo langsung menolehkan kepalanya dengan cepat ke arahku, ia terkejut tapi sedetik kemudian ia kembali pada ekspresi yang tampak tak terkejut sama sekali.

" Jong Kook-ssi?" Ucapnya singkat, tak ada nada ketakutan. Dari nadanya terdengar sangat ringan seolah tak terjadi apapun.

" Jadi ini yang kau lakukan saat suamimu bekerja? Berselingkuh dengan pria lain." Cibirku padanya lalu melirik pria di sampingnya dengan sinis.

" ....." Ia hanya diam tak menjawab pertanyaanku. Dari tatapannya ia tampak sangat lelah dengan semuanya, ia mungkin berpikir mau seperti apa menjelaskan semuanya aku akan tetap marah. Ia tampak tak punya energi lagi hanya untuk mengatakan iya atau tidak. Melihatnya seperti itu semakin mebuatku geram.

" Pulang denganku sekarang." Ucapku tajam. Gadis ini, mengapa aku tak bisa memperlakukannya seperti Ru Mi? Saat Ru Mi tertangkap berselingkuh aku langsung pergi dan tak mau mendengar penjelasannya tapi pada Ji Hyo aku malah berharap ia memberikan penjelasan padaku. Gadis ini sepertinya sengaja membuatku salah paham dengan tingkah diamnya.

" Shirreo." Ucapnya sambil menggenggam lengan pria yang sedari tadi hanya menyaksikan perbincangan kami.

Ku tatap ia dengan tajam, " Jadi mau menjadi pembangkang sekarang?? Tak mau mendengar ucapan suamimu dan memilih tetap di sini dengan selingkuhanmu?" Ucapku mencoba menahan emosiku.

Pria di samping Ji Hyo tampak berdiri.

" Jong Kook-ssi, ini tak seperti yang kau pikirkan. Aku dan Ji Hyo tak ada hubungan apa-apa." Ucap pria tersebut.

Aku sudah tak bisa menahan emosiku segera ku tarik Ji Hyo. Ia meronta namun aku tak menggubris dan menyeretnya menuju tempatku memarkirkan mobil.

" Lepaskan aku Kim Jong Kook. Garry Oppa tolong akuu!!" Ucapnya dengan jeritan. Kali ini aku mendengar nada ketakutan dari jeritannya, mengapa?? Aku suamimu kan? Kau takut padaku? Ya, kau memang pantas takut padaku karena aku sangat kejam padamu.

Ku rasakan seseorang mencengkram bahuku, ku tolehkan kepalaku dan mendapati pria yang sedari tadi bersama Ji Hyo berdiri di belakangku. Tatapan matanya sangat teduh dan menenangkan namun tersirat suatu ketajaman.

" Lepaskan dia, apa kau tak dengar ia begitu ketakutan?" Ucapnya dengan tenang. Ku lihat ia memegang tangan Ji Hyo yang satunya.

Ku pegang tangannya lalu menghempaskannya dengan kasar. " Dia istriku, aku berhak melakukan apapun padanya. Dia milikku." Ucapku lalu kembali menarik Ji Hyo.

" Andwae!! Garry oppa!!!" Teriak Ji Hyo meminta bantuan.

Bughhh...

Tiba-tiba genggamanku pada tangan Ji Hyo terlepas karena tarikan seseorang. Aku tersungkur ke tanah. Ku rasakan sudut bibirku berdarah, pria itu dengan cepat ia menarikku dan menghantam wajahku.

" .. Jong Kook-ssi.." Ucap Ji Hyo pelan. Jantungku tiba-tiba berdetak dengan cepat saat mendengar nada suara Ji Hyo. Suaranya terdengar mengkhawatirkanku. Dengan cepat aku berdiri dan membalas pukulan dari namja dengan nama Garry itu.

Bughhh...

Beraninya kau memukulku?? Sekarang aku duduk di atas tubuhnya, ku pukul ia tanpa henti. Entahlah, untuk kali ini aku begitu ingin mempertahankan Ji Hyo. Mungkin alasan ia sudah menjadi istriku memperkuat segalanya atau mungkin emosi dan cinta.

" Geumanhae!!!" Teriak Ji Hyo dengan tangisan. Ia menarik-narik bahuku. Ku lihat Garry tampak tak bertenaga, dengan sisa tenaga yang ku punya ku pukul ia sekali lagi lalu berdiri.

" Berhentiii Jong Kook-ssi!!!" Teriak Ji Hyo lemah.

" Jangan suka mencampuri urusan rumah tangga orang Garry-ssi." Ucapku emosi.

Ku tinggalkan Garry yang terbatuk-batuk di tanah dengan darah di sudut bibir dan matanya.

" Ji Hyo-ya.." Ucap Garry dengan tangan yang menggapai-gapai.

" Garry oppa.." Ji Hyo hendak berlari ke arah Garry tapi dengan cepat ku sambar tangannya lalu menariknya menjauhi Garry.

" Kau ingin aku membunuhnya?" Ucapku pada Ji Hyo dengan sedikit mengancam, ia menolehkan kepalanya padaku dengan mata yang membulat tak percaya. Ku tarik ia kali ini tak ada penolakan. Kepalanya terus menoleh ke arah Garry yang terkapar di tanah. Ku rasakan tangannya begitu lemah dalam genggamanku, pasrah dan takut bila aku kembali melukai Garry oppanya itu.

***

STUPID LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang