Saat Bersamamu #2

44 7 1
                                    

"Apaan sih lo Van, namanya aja makan eskrim susah lah kalo gak boleh belepotan" balas Elina pada Revan. "iyee iyee taukk" Revan menyerah. 3 kata ajaib yang selalu diucapkan Elina tidak lain adalah maaf, tolong, terimakasih. Untuk kali ini ucapan terimakasih ia berikan pada Revan. "Btw, thanks ya Van lo udah traktir gue makan eskrim"
"Iyaa El, apa sih yang enggak buat lo...?"

     Lupp.. Dugg..

     Lupp.. Dugg..

     Lupp.. Dugg..
    
        Detak jantung Elina terpompa mendengar ucapan Revan. Namun sesaat dia berfikir bahwa itu hanya ucapan semata dan dia tidak ingin persahabatannya hancur karena perasaannya yang begitu keras kepala. "Balik yuk, gue anter lo pulang!" ajak Revan. "Okay, yukk"

        Di dalam mobil terdengar alunan musik *Berawal Dari Tatap~Yura*.

    "Berawal dari tatap indah senyummu memikat
    Memikat hatiku yang hampa lara
    Senyum membawa tawa
    Tawa membawa cerita
    Cerita kasih indah tentang kita
    Terkadang kuragu
    Kadang tak percaya
    Tapi kuyakin kau milikku
    Kau membuatku bahagia
    Di saat hati ini terluka
    Kau membuatku tertawa
    Di saat hati ini terbawa
    Terbawa oleh cintamu untukku
    Untuk kita.."

        Elina mulai mengikuti alunan musik dan ikut bernyanyi. Revan hanya tersenyum mendengarkan Elina bersenandung. Elina mulai terlarut dalam melodi, dan matanya mulai tertutup. Revan yang mengetahui Elina terlelap, menekan tombol off di radio mobilnya. Suasana hening seketika. Sesampainya di depan rumah Elina yang sederhana, Revan mencoba untuk membangunkan Elina. "Elina.. Ell.. Ell kita udah sampe.. Wake up El!". Sia-sia saja yang dilakukan Revan karena Elina tidak berkutik sama sekali. Revan mencoba menepuk pipi Elina dan Elina mulai membuka matanya.

        "Kita dimana Van?"
        "Kita di depan rumah lo El!"
Elina tersedak kaget mengetahui keberadaannya sekarang, adiknya pasti sudah menunggu. "Michelle!!" ia teringat adiknya yang di rumah sendirian. "Thanks ya Van lo udah anter gue pulang, gue harus buru-buru masuk, Michelle home alone Van!" ucap Elina panik. "Okay El, gue pulang dulu ya, bye see you.." Revan berkata dari dalam mobil. "Too Van" dari kejauhan Elina berteriak.

        "Maafin kakak ya dek kakak pulang telat.. Kamu gak papa kan?" tanya Elina Pada Michelle yang telah lama dibuatnya menunggu. "Iyaa kok kak, Miche gak papa" jawab Michelle yang sedikit menenangkan hati Elina. "Dek kakak mandi dulu ya, bauu..hahaha.." gurau Elina. "Iya nihh Kak Elina bau.." ledek Michelle.

        Segar setelah mandi, itulah yang dirasakan Elina. Elina merebahkan tubuhnya di kasur dan mengguling kesana kemari karena lelah. "Line" notif ponsel Elina berbunyi. Elina menggambarkan pola kunci ponselnya dan melihat notif dari manakah yang membuat ponselnya berbunyi "uww..notif line, chatt dari Revan.."

  Dvndra Revandhanu: Hai barbie, besok kamu sibuk gak?

  Gbriela Elina: Gombal lu! Gak sibuk tuh Van kenapa?

  Dvndra Revandhanu: Ikut gue yukk El? Ke toko buku..

  Gbriela Elina: Bookstore? Nice! Gue Ikut Van! Jam berapa?

  Dvndra Revandhanu: Jam 3 gue tunggu lo di parkiran sekolah ya?

  Gbriela Elina: Okay Van! Gue mau tidur dulu yaa, udah capek, see you!

  Dvndra Revandhanu: Good night El, nice dream, see you!

  Gbriela Elina: Too Van, byee!

***

CHSA (catatan hati seorang author)
Haii guyss sorryy kalo cerita ini semakin gajee aku udah berusahaa semmampukuu inilah karyaku. Semoga kalian tetep mau baca yaa pftt... Thankssss 😂😁😁

Wounded For The Second TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang