Elina's Pov
Aku merasakan hembusan nafasnya dan aku yakin wajahku sekarang memerah. Aku tidak tahu apa yang akan Revan lakukan kali ini. Detak jantung ku berdebar kencang. Ekspresiku tidak bisa terkontrol. Perlahan lahan dia lebih mendekatkan wajahnya padaku dan aku menundukan kepalaku. Tangannya mulai mengangkat wajahku sangat perlahan untuk menatapnya. Dan ternyata...
*Prakkk....!!*
Author's Pov
Pipi Elina yang perih memerah karena tamparan dahsyat Revan membuat Elina meringis kesakitan. Matanya mulai memerah sama dengan pipinya.
"Vann lo apa apaan sih, gue salah apa sama loo.. Lo ndeketin wajah ke gue dan gitu aja nampar gue. Gue benci sama lo!" bulir air mata menetes di pipinya yang semerah tomat.
"maksud gue gak gitu El" menurut Elina, Revan salah tapi ekspresi Revan tidak menunjukkan rasa bersalahnya.
"hahahahaha... Gue tadi nampar lo cuma buat nabok nyamuk di pipi lo, coba lihat dah tu, pipi lo ada bekas ciuman nyamuk, merah hahahaha" tawa Revan seakan akan paling membahana.
Keduanya saling terpaku, begitupun Revan yang terpaku setelah tertawa. Dalam hati mereka masing-masing menghitung mundur.
" 3..2..1.. Kaburrr" pekik Revan
"Ehhh lo jangan kabur, kalo lo kabur entar gue balik sama sapa oy" teriak Elina.
"katanya ngajak jalan, ehh gue di tinggal sendiri.. Yaudah gue pergi" teriak Elina, sekiranya masih bisa didengar Revan.
"anjirr, gila bett gue, Elina pergi kemana?" tanya Revan pada dirinya sendiri.
Elina menelusuri mall sendiri setelah mereka berpisah dengan kak Caca dan kak Josh. Revan mencari Elina dengan cemas, berharap Elina bisa bertemu lagi dengannya. Elina memang sudah biasa jalan bersama kak Caca untuk pergi nonton, dan hal lain. Makanya dia mengerti jalan mana yang isa tempuh saat ini.
Revan berfikiran akan mencari Elina dengan bantuan bagian informasi. Tapi dia fikir Elina akan semakin marah.
Elina's Pov
Aku menelusuri jalan sendiri. Revan tak terlihat batang hidungnya sedari tadi. Mungkin ada salahku juga memilih meninggalkan Revan, karena aku terlalu kesal dengan sikapnya. Akuoun memutuskan berjalan msnuju toilet untuk msnghubungi Revan. Aku memilih toilet yang tidak terlalu ramai.
Beberapa menit aku keluar dari toilet aku merasakan ada yang memeluk erat tubuhku. Aku tidak bisa melepasnya, hampir saja tidak bisa bernapas.
"Lahh.. Revan lo apaan sih meluk gue, kayak anak kecil oon" omelku yang berusaha melepaskan pukannya.
"abis gue khawatir ama lo, ngilang aja lo kalo ada apa apa cogan kayak gue bisa dihajar masa" tu anak ngeselinn behh.
"eeh elo ya udah ngeselin, masih aja bloon" parahh gue punya sahabat kayak dia. Ucapku sedikit berbisik sekiranya aku fikir tidak bisa terdengar.
"jangan kira gue gak denger, lo tu yang bloon ngomongin orang di depan" gila tu anak.
"lahh lo mau njerumusin gue ke hal yang gak gak, ngegosipin orang, kan dosaa" aku pernah sih sebenernya.
"ngaku aja lo pernah ngomongin gue sama geng lo and kakak gue kan? Pasti ngomongin geng gue yang isinya cogan cogan es dari disney frozen yekann.." Emang lo cogan es sihh bekunya aduh.. Minta di bakar.
Beberapa menit aku menyenderkan tubuhku di tembok karena bosan menunggu Revan yamg hanya terdiam seakan berkencan dengan handphonenya.
"ssbenernya lo mau ngajak gue ngapain sih, gajelas gini?" suasana awkward yang aku rasakan semakin membuatku jengkel dan aku yang membuka permbicaraan.
"yaudahh nontonn kuyy" ngeselin, dari tadi ngapa.
Author's Pov
Mereka berdua berjalan menuju bioskop tapi tidak beriringan. Revan di depan dengan ponselnya, sementara Elina di belakang dengan cemberutnya.
"kapan sih lo peka hah, gue di belakang lo, serasa jonesss gue" ya memang nyatanya seperti itu.
Seling beberapa menit perjalanan, Revan menyadari sesuatu. Sedari tadi ia berjalan sendiri tanpa Ada Elina di sampingnya.
"ehh semut, jalann di samping gue, gak kelihatan lo di belakang gue kalo mbak mbak kasir tanya nonton sama siapa gue yang cogan ini, gue harus jawab apa, atau lo mau gue nonton sama mbak mbak kasir ynlang cans yak" parah banget Revan.
"yeee, lo aja tuhh nonton sama hape lo, sebenernya lo jalan sama hape atau sama gue? Gue tau gue bukan pacar lo, setidaknya jangan biarkan adek merasa sendiri bang" dasarnya Revan gak peka.
"baperann lo gitu aja ngambek, pake acara ngambek aje neng" neng? First time.
"ya iyalahh, dari tadi lo bikin gue badmood, dan sekarang apalagiii!" umpat Elina.
"ehh Ell.. Soal tadi yang lo ilang, gue beneran khawatir"
"ngapain khawatir? Gue kan cuma ke kamar mandi, gak ke Surga!" Elina dengan ketus menjawab.
"soalnta tadi gue dengerr....."
***
Jengg jengg jenggg... Sorry lama gak update, makasih buat yang vomments aku. Next chap?? 10++ vomments. Thanks, byee..
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounded For The Second Time
Ficțiune adolescenți"karena lo itu......." "karena gue apa?" "nih yaa gue kasi tau lu tuh kecil kayak semut gue kasian aja, gue tahu gak ada yang ngajak lo jalan kan? Becanda, lo itu spesial" "Sepasang matamu, begitupun dirimu pintar dalam hal menciptakan kenangan, da...