Saat Bersamamu #3

43 7 4
                                    

"Bukankah cinta yang hadir dari persahabatan akan berakhir buruk?"

***
        Kelas pertama Elina adalah kelas Bahasa Indonesia dilanjutkan dengan kelas Olahraga, Bahasa Inggris, dan Biologi. Gerah setelah olahraga dirasakan oleh anak-anak kelas XII. Tak terkecuali Elina dan Revan. Elina duduk di lapangan sambil mengibas tubuhnya dengan tangan. Seseorang berdiri dibelakang Elina dan menyuguhkan sebotol air minum untuknya. "minum nih, gerah kan lo?" Elina membalikkan badannya dan mengetahui bahwa orang yang memberinya minum tidak lain adalah Revan. "thanks Van!" "iyaa sama-sama."

        Biologi, kelas terakhir Elina dan bel pun berbunyi. "Gue tunggu lo di parkiran El!" bisik Revan tepat di depan pintu. Elina mulai melangkahkan kaki ke arah parkiran tempat Revan menunggu. Tetapi dia merasa ada yang membuntutinya dari belakang. Elina menghadap belakang tapi nihil, tidak ada siapapun. Elina acuh dan melanjutkan langkahnya. Tiba-tiba seorang wanita mencengkram pergelangan tangan Elina dan menariknya ke sebuah tempat sepi. "Zefa?"
"ya El ini gue, El mending lo gak usah pergi sama Revan, gue kasihan sama lo gue takut kalo perasaan lo tambah kuat buat dia!" "lo apa apaan sih Fa? Kenapa lo bilang gitu? Apa salahnya gue pergi sama Revan ke toko buku, toh bukan yang lain kan?" "tapi El lo ja-" "udah lah Fa, Revan nunggu gue, bye!"

        "Sial, kenapa gue gagal ngebatalin rencana mereka" seorang Zefa, yang sudah dianggap sahabat oleh Elina ternyata melukai hati Elina diam diam.

        "Sorry Van lo nunggu lama..tadi gue.. gue..jhaa lupakan! Kita jalan sekarang?" "no problem El.. Kuy!"

"Selamanya kita akan bersama melewati segalanya yang dapat pisahkan kita berdua selamanya kita akan bersama takkan ada keraguan kini dan nanti percayalah.."

        "Seneng banget lo El? Kenapa?" "Gak kok, emang gue kenapa?" "Ya engga sih, menikmati banget lo tuh lagu?" "Iya, Ost. London Love Story,lo tau kan Van?" "iyee gue tau, and finally kita udah sampe" "okayy"

     *di toko buku*

        "Van gue mau cari novel, kalo mau cari gue cari aja di bagian novel okey?" "iya udah gih sana" Elina mengarahkan langkahnya ke bagian novel, ia mulai memilih novel yang menarik perhatiannya. 15 menit sudah mereka di toko buku,dan "El.. Elina udah?" "Udah kok Van kita ke kasir?"

        Dalam mobil, Elina dingin seketika dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. "Sebenernya apa maksut Zefa tadi? Dia ngelarang gue pergi sama Revan" batinnya mulai berfikiran aneh tentang Zefa. "Woii  dingin banget sih lo, biasanya cerewet?" sentakan Revan tidak membangunkan lamunan Elina. "Woii semut nglamun aja lo". Elina terkejut atas sentakan kedua Revan tadi. "Lo manggil gue Van? Kapan?" "Dari tadi semut!" "Apaan si lo Van semut semut.. Lo tu dugong! Dugong terdamparr" "Lo tuu semut berserakan, berserakan di hati gue! Well El kita ke cafe dulu!"
"Gombal lo Van! iya kita ke cafe"

        "If I told you this was only gonna hurts if I warned you that the fire's gonna burn would you walk in would you let me do it first do it all in the name of love.. Would you let me lead you in the when you're blind in the darkness in the middle of the night in the silence when there's no one by your side what you call in the name of love.. In the name of love.. Name of love.. In the name of love.. Name of love.. In the name of Loveeeeee... Tetetetetetetetetetetetet..."

        "Kenapa si lo El? Brisik amat" "Lah lo gabisa denger gue lagi nyanyi Van? Kelainan kali ya lo?" "shitt lo El" debat ala ReLina di dalam mobil. "Lo suka lagu nya Martin Garrix sama Bebe Rexha itu?" "Iya Van, emang kenapa?" "gapapa si El". Elina menatap ke arah jendela dan memperhatikan jalan yang mereka lalui. "Lohh Van ini bukan jalan ke Cafe kan? Kita mau kemana?" "Udah lo diem" "Tapi gue berhak tau, lo mau bawa gue kemana Van?". Jalan yang mereka lalui semakin sepi hanya beberapa sepeda dan motor yang berlalu lalang. Elina merasa takut karena Revan hanya berdiam diri. "Kita sampe El! Turun!" "Van ini dimana? Sepi Van gue takut!". Genggaman Revan menarik Elina semakin kencang begitu pula ketakutan Elina yang semakin menjadi. Setelah menyusuri jalan Elina meneteskan air mata melihat apa yang ada di depan matanya. "Revann.......".

CHSAG (catatan hati seorang author gaje)
     I'm sorry guys update nya makin lama makin gaje.. Aku berusaha membuat lebih membara. Aku harap kalian mau nerusin baca ya.. Pliss (maksa lu thor :v). Ya udah dehh aku mau berkreasi lagi. Bye bye.. Tetep lanjut baca ya.. Thanks
       

Wounded For The Second TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang