5

1.6K 60 21
                                    

Cerbung gaje balik lagi nih.
Mau gaje apa gak, yang penting baca aja deh😅
Happy reading 😉😘

"HEH LO !!!"

Mita yang ingin menyuapkan sesendok nasi kemulutnya malah jatuh karena gebrakan meja tersebut. Sedangkan Rara sedang meminum jusnya tanpa sengaja menyemburkannya ke baju orang tersebut. Orang tersebut kesal dan menatap jijik bajunya yang terkena jus tersebut.

"Ewh, lo apa-apaan sih!? Baju gueeee!!" teriak orang itu.

"Ups, gue gak sengaja. Maaf ya." ucap Rara.

"Arrggh, heh. Lo Bila kan?" tanya orang itu. Bila hanya mengangguk.

"Ooo...jadi bener lo Bila." orang tersebut menatap Bila. Bila yang dilihat merasa risih.

'Ni orang ngapain sih natap gue gitu? Jangan-jangan dia suka gue lagi. Oh no! Gue masih normal.' batin Bila.

Orang tersebut mendekatkan wajahnya ke Bila. Bila memundurkan sedikit wajahnya.

"Aaaa !!!! Bila. Gue nge- fans sama lo. Foto yuk!" ajak orang tersebut.

Bila, Mita, dan Rara tercengang mendengarnya.😮😮 kira-kira seperti itulah ekspresi mereka.

"Lo? Fans sama gue?"

Orang itu mengangguk dengan cepat.

"Kenapa? Gue bukan artis." ucap Bila heran.

"Karena nama lo keren gitu. Bila Shan de Vmpire. Uuu keren." ucap orang itu sambil mengacungkan jempolnya.

"E eh, bukan Bila aja. Kami juga." kata Mita yang diangguki Rara.

"Ngarep banget sih lo. Bagusan juga Bila." ucap orang itu.

"Eh, kami sahabat Bila. Kalau lo jadi fans Bila, berarti lo juga jadi fans kita." jelas Rara.

"Udah udah. Btw, nama lo siapa?" tanya Bila.

"Gue Zoya." Bila menganggukkan kepalanya. Setelah mengenalkan dirinya, Zoya pergi setelah berfoto dengan Bila. Aneh, nge- fans gara-gara nama.

"Hy!" sapa seseorang.

"Bil, Mit, kalian kenal?" tanya Rara sambil menunjuk orang tersebut. Mita menggeleng, begitu juga dengan Bila.

"Lo gak kenal gue? Lo lupa sama gue?" ucap orang itu.

"Emang kita kenal di mana?" tanya Bila.

"Gue Dio. Yang pernah ketemu di halte sama lo."

Bila mencoba mengingat-ingat lagi. Ia mencari lagi di tumpukan memori dalam otaknya. Sesaat kemudian, ia menjentikkan jarinya pertanda ia sudah ingat.

"Oh...lo. Ya gue udah ingat."

Bila memang pelupa, tapi hanya sebentar. Dan mungkin ada hal yang tidak akan pernah ia lupakan, seperti makan, minum, bernafas, tidur, dan ROMEO.

                             💜💜💜

Hari ini ada acara classmeeting. Jadi, ya gak belajar. Bebas. Dan sudah menjadi tradisi yang mengakar kalau setiap classmeeting ada perlombaan. Mulai dari balap karung, tarik tambang, bola estafet, futsal, voli, tenis meja, catur, hijab kreasi, menghidang, tangkelek panjang, dll.

Karena Bila mewakili kelasnya dalam lomba tenis meja, jadi dia membawa Bet? Bat? Bed? Bad?  (Tulisan yang benar mana ya? Untuk main tenis meja itu. Aku gak tau tulisannya gimana. :v)

Bila bermain dengan lincah. Memukul bola yang memantul kesana kemari. Karena kemahiran, keyakinan yang meyakinkan, kesukaan, Bila berhasil masuk babak final yang akan dilaksanakan besok.

"Uuu...Bila keren. The best." ucap Rara dan Mita sambil jingkrak-jingkrak, guling-guling, tepuk tangan, dan hal lainnya.

"Apasih. Jangan lebay deh. Malu tau. Yok ah ke kelas." ucap Bila sambil berjalan dan mengipas-ngipas tubuhnya yang panas.

Sesampainya di kelas, Bila melihat kelas hancur sehancur-hancurnya, seperti hatinya saat ini. Meja seperti ular meliuk, kursi bertebaran, papan tulis yang dipenuhi coretan, bahkan tempat duduknya terlihat tidak rapi. Bila menghela nafas melihat perbuatan teman sekelasnya. Bergosip, selfie, nonton drakor, nonton anime, nyanyi gak jelas, dan bermain badminton dengan...sendal!!
Sungguh amat sangat tidak bermodal banget sekali.

Bila menghampiri tempat duduknya dan menghempaskan diri ke kursi. Meminum air mineral yang ia bawa dari rumah. Saat itu juga, Romeo datang menghampiri.

"Bila!"

Uhuk uhuk

"Ngagetin aja lo." kata Bila.

"Sorry, gue mau minjam ini boleh gak?" tanya Romeo sambil memegang bet milik Bila.

"Oh...pakai aja." Bila melihat Romeo menghampiri temannya dan mulai bermain. Jika tadi dengan sendal, sekarang tidak lagi.

"Eh, Mita, Rara. Buruan bentar lagi lomba menghidang mau dimulai." ucap Nabila.

"Ah iya iya. Bil, lo mau ikut gak?" tanya Rara.

"Gak ah, capek gue."

"Ya udah, kita pergi dulu. Doain menang ya. Jangan kangen sama Rara yang unyu ini." ucap Rara sambil memegang pipinya.

"Iya, jangan kangen sama Mita yang cantik ini." ucap Mita sambil mengibaskan jilbabnya.

"Ih apa sih. Sana sana, ntar Nabila nyariin." ucap Bila sambil mendorong kedua sahabatnya.

Setelah sahabatnya pergi, Bila mengipas-ngipas wajahnya dengan kipas yang diwakili oleh buku. Sedang asik-asiknya menikmati angin, Bila mendengar suara sesuatu yang patah. Namun, ia tidak menghiraukan. Sesaat setelah bunyi itu, Riki si ketua kelas berteriak dari arah belakang.

"Bila!!! Bet lo dipatahin Romeo tuh. Tanggung jawab lo Rom. Rasain lo. Ganti tuh! Gue gak tau ya. Gue cabut dulu, bye." ucap Riki pergi keluar kelas dan diikuti semua anak cowok di kelas itu, kecuali Romeo yang sedang memegang bet Bila.

"E..ehm...Bil, maaf ya. Gue gak sengaja. Tadi kelempar sama gue. Mungkin karena terlalu kuat, jadi gini deh." ucap Romeo. Bila diam.

"Bil, gue minta maaf. Ini serius gak sengaja."

"Ya gak papa." ucap Bila mengambil bet dari tangan Romeo. Ingin rasanya ia marah-marah, tapi yang berbuat kali ini Romeo. R O M E O. Jadi, Bila hanya diam.

'Huh, bet gue. Gue mau marah, tapi gimana. Untung gue suka sama lo, kalau gak udah abis lo." batin Bila.

"Ehm, ya udah gue keluar dulu, bye." ucap Romeo berlari keluar kelas.

"Hahahaha!!!" tawa seseorang di samping Bila.

"Lo kenapa ketawa Ca? Gue lagi sedih juga." ucap Bila.

"Hahaha... Lo-lo sih gak liat hahaha tampang Romeo. Sumpah ngakak banget." ucap Ica sambil terus tertawa sampai air matanya keluar.

"Emang gimana tampangnya Ca?" tanya Bila penasaran. Apakah tampang Romeo selucu itu, sampai-sampai Ica menangis karena tertawa?

"Haha, andai aja hh gue bisa putar lagi nih hh rekaman di otak gue ha gue putarin buat lo. Biar lo tau tampang Romeo." ucap Ica sambil menetralkan nafasnya.

Bila merasa rugi tidak melihat tampang Romeo tadi. Ia menyesal. Andai saja ia melihatnya, pasti ia juga akan tertawa seperti Ica yang sampai saat ini masih tertawa sesekali mengingat tampang Romeo yang terlintas di otaknya. Bila menghela nafas dan menyimpan bet nya di dalam tas. Entah kemana perginya semua anak cowok tadi, sekarang di kelas ini hanya ada cewek.

Haloha👋🙋
Ceritanya mulai gak jelas. Mulai ngelantur kayaknya. Yang penting di next😝😝

Vote dan comment ya😘😳😊😉







MISTERIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang