Part One

102 14 3
                                    

Pergi ke desa merupakan kegiatan rutin bagiku di akhir bulan. Aku selalu menanti saat saat bercanda dalam kehangatan keluarga di desa dan juga keseruan saat bermain aneka permainan tradisional bersama keponakanku. Semuanya terasa indah, sampai umurku menginjak 29 tahun.

"Kapan kamu nikah, Joe ?" Tanya bibi Grace saat aku membawakan oleh oleh ke rumahnya

"Ibu sudah gak sabar mau gendong cucu, Joe !" Kata ibu saat aku baru sampai di dalam rumah

"Joe Ravel, putra ayah yang paling tampan. Kamu kapan mau nikah ?" Ejek ayah saat aku sedang membantunya bercocok tanam di ladang

Semua orang menanyakan hal yang sama. Tidak hanya bibi Grace, ibu, atau pun ayah, tetapi semua orang bertanya hal yang sama. Walaupun begitu, aku tetap tidak memperdulikannya dan terus bermain bersama keponakanku layaknya anak kecil.

Kali ini aku bermain petak umpet bersama Merida, Joseph, Christ, dan Leonard. Aku menjadi si pencari dan yang lain bersembunyi. Cukup mudah untuk menemukan anak anak itu, karena aku sudah tahu tempat persembunyian favorit mereka. Joseph suka bersembunyi di dapur, Christ suka bersembunyi di toilet, dan Leonard suka bersembunyi di ruang keluarga. Tapi tidak dengan Merida, aku tidak pernah bermain dengannya sebelumnya. Aku pun terus mencari cari sampai ke sebuah ruangan yang aku pikir itu adalah gudang. Disana ada sebuah lemari besar dan banyak barang barang yang tidak bisa dipakai lagi. Aku pun membuka lemari yang terletak di tengah ruangan itu. Saatku buka, lemari itu kosong, dan beberapa saat kemudian aku pun berniat akan menutup lemari itu lalu pergi. Tetapi setelah aku menutup lemari itu, lemari itu mulai bercahaya, dan beberapa saat kemudian pintu lemari itu pun terbuka lalu menarikku ke dalamnya dengan sangat kuat.

Saat aku berada di dalam lemari, lemari itu berguncang guncang lalu aku merasa lemari itu seperti terjatuh diatas rerumputan hutan. Saat ku buka pintu, aku pun sampai di ladang ayahku, tetapi ladang ini lebih mirip seperti ladang ayahku 12 tahun yang lalu. Aku lalu berjalan menjauh dari lemari aneh itu. Beberapa saat setelah aku duduk di teras, aku lalu bertemu dengan perempuan cantik yang berjalan melewatiku lalu mengetuk pintu. Saat kuingat ingat lebih cermat, ternyata itu adalah Jennifer Anne dengan rambut khasnya, yang dijalin miring dari sebelah kiri atas dan berakhir dibagian bawah sebelah kanan. Dialah perempuan yang menjadi tambatan hatiku hingga kini.

"Anne, apa kabar ?" Tanyaku sambil tersenyum lebar

"Kamu siapa ?" Tanyanya dengan bingung

"Aku Joe, Joe Ravel. Sahabat baikmu. Apa kamu ingat aku ?"

"Joe Ravel ? Maksudmu Jojo ? Tentu saja ingat. Maaf, tapi Jojo tidak setua kamu. Dia sekarang sedang ada di dalam." Katanya kebingungan "Jojo ! Jojo ! Aku diluar" Teriaknya sambil mengetuk ketuk pintu

"Iya, maaf agak lama. Aku baru selesai mandi." Jawab Jojo dari dalam rumah "Kamu siapa ?" Tanyanya kepadaku

"Aku ? Ehmm... Bukan siapa siapa." Kataku lalu pergi menjauh

Jojo kan nama kecilku dulu. Apa jangan jangan ? Aku dimasa lalu ! Kenapa aku bisa ada disini ?

***

If you don't want to miss the story, let's add 12 Tahun Yang Lalu to your Wattpad library. And keep voting and leave your comment in this story. Thanks !

12 Tahun Yang LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang