"Done!" Andika tersenyum lebar ketika ponselku berdering, "itu nomer gue, As," katanya ketika aku sibuk mencari ponselku di dalam tas, " kalau butuh tumpangan atau apapun, lo bisa hubungin gue, oke?" tawarnya "atau mungkin kalau lo lagi kesepian dan butuh temen jalan, gue selalu free time, kok" lanjutnya cepat.
Aku melipat mulut dengan rapat, entah harus menjawab apa. Butuh apapun? Hubungin dia? Serius?
"Gue balik dulu deh ya. Lo masuk kelas gih sana. Dadah!
Dia tersenyum sebelum memakai kembali helm merah dan melesat pergi dengan satria nya. Ya ampun.... Kenapa aku jadi deg-degan gini? Kenapa aku jadi merinding gini? Kenapa aku jadi panas dingin gini? Aku lagi gak kena demam kan? Atau meriang dadakan? Atau karna aku mulai suka sama Andika?
Masa sih? Masa secepat itu?
"Temuin saya di mobil. Sekarang."
Aku memutar tubuh dan rasanya aku ingin pingsan. Pantes aku merinding, ternyata ada malaikat pencabut nyawa yang sebentar lagi bakalan nyabut kuota kehidupanku.
Mati aku.
ooo
YOU ARE READING
After All This Time [OPEN PO]
RomanceSemuanya sudah diatur. Kalau memang bukan jodoh, pasti akan ada jalannya sendiri untuk berpisah. Tapi, kalau memang dia yang ditakdirkan untuk menjadi imam kehidupanku, sekuat apapun dia mendorongku untuk menjauh, sekuat apapun dia pergi untuk yang...