-"Selalu ada alasan mengapa seseorang dipertemukan, didekatkan, lalu kemudian dipisahkan"-
Peter berjalan menelusuri koridor tanpa sahabat-sahabatnya. Karena ia tidak berangkat bersama sahabatnya hari ini. Peter berangkat bersama Kyra."Hai bro Pet" sapa Trish menepuk pelan pundak Peter.
"gimana kemaren? berhasil rencana lo pulang bareng?" tanya kevin.
"tau dari mana?" tanya Peter heran menatap wajah sahabatnya yang bernama Kevin.
"lo ko kayak ga kenal gue si" jawab Kevin. Peter hanya diam. "gimana gue tanya" sambung Kevin.
"gagal" jawab Peter.
"kenapa gagal?" kini Felix yang bertanya.
"dia pulang duluan" jawab Peter dingin.
Felix, Trish, Kevin dan Verel membulatkan mulut mereka seolah berkata O.
"Pet, mintain id line lahh" "biar lu bisa chat, lebih dekat gitu" goda Felix.
"ga" tolak Peter.
"yaudah" hening sejenak. "gue yang mintain" sambung Felix.
"nah iya lix, lu aja" Kevin mengangguk setuju.
"hai Flo" sapa Felix ketika ia menghampiri Flora di tempat duduknya.
"hai lix, kenapa?" sapa Flora sekaligus bertanya.
"gue, boleh minta id lu ga?" tanya Felix dengan wajah seperti anak kecil memohon minta dibelikan permen.
"boleh, nih" Flora mengarahkan layar ponsel nya pada Felix.
"thanks ya" ucap Felix, lalu kembali ke tempat duduk nya.
*****
Peter dan ke-empat sahabatnya bermain basket di lapangan sekolah saat pulang sekolah. Cukup lelah. Ia duduk di bangku yang terletak pinggir lapangan. Matanya tak henti mencari seorang perempuan yang bernama. Flora. Feeling nya, Flora masih berada di sekolah.
"haus?" tanya seorang perempuan, yang datang tiba-tiba seraya memberikan sebotol air mineral pada Peter.
Peter menatap wajah perempuan itu. Perempuan yang dicarinya sejak tadi."thanks" Peter mengambil botol di tangan Flora, lalu menghabiskannya.
"ko belum pulang?" tanya Flora seraya mengayunkan kakinya di bangku yang di duduki nya dan Peter.
"temen-temen ngajakin main" jawab Peter sambil menatap sahabat-sahabatnya yang masih dengan permainan basket nya. "lo?" tanya Peter, kemudian menatap Flora lagi.
"males dirumah, gaada kerjaan, mending gue disini" jawab Flora tersenyum getir. Seperti menyimpan sesuatu. Masalah.
Peter tak ingin bertanya, ia belum terlalu dekat dengan Flora. Peter hanya menatap wajah perempuan disebelahnya itu, perempuan itu menatap kearah lapangan basket.
Ponsel Flora berdering, pertanda ada satu panggilan masuk."Pet, gue duluan ya. udah di cariin, see you" Flora tersenyum tipis menatap Peter sekilas, lalu pergi.
"okey" Peter masih menatap Flora, semakin jauh. Hilang sudah punggung perempuan itu.
*****
Peter merebahkan tubuhnya di kasur big size miliknya. Menatap langit-langit kamarnya, terlukis langit malam disana. Sejak kecil Peter sangat suka melihat bintang-bintang. Maka dari itu ia membuat kamarnya berluansa malam. Peter teringat pada sesuatu, ia langsung beranjak dari kasur berjalan kearah meja belajarnya. Dibuka nya buku jurnal miliknya.
Jum'at, 10 maret 2017.
Flora, ia memberikan sebotol air mineral. Walau hanya sebotol air mineral, namun menurut gue. Itu hal yang cukup spesial, Flora menatap gue. Namun ada suatu hal yang membuat gue ingin bertanya. Mata dan senyum perempuan itu, seperti menyimpan seribu masalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only For You
Tienerfictieketika hidup memberiku seribu alasan untuk bersedih,kau selalu datang membawa seribu alasan untuk tersenyum -Peter Alaska Pramudya kau alasan mengapa aku tersenyum -Flora Rakazia Merinatama