0.1♡

1.1K 71 8
                                    


Malam di Seoul.

Alunan tuts piano yang melantunkan nada kiss the rain milik Yiruma terdengar dari arah ujung di lantai dua gedung kesenian, tepatnya di ruang musik.

Malam itu kampus sudah mulai sepi, meski sesekali terlihat ada beberapa orang yang berlalu-lalang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Disanalah ia terdiam.

Dengan kedua mata terpejam, jemari-jemari bermain di atas tuts piano yang selalu menjadi tempat favorit kedua tangannya untuk berlabuh sejak usianya menginjak umur 10 tahun.

Lantunan permainan piano lembut tersebut tanpa disadarinya mengundang perhatian orang lain.

Terbukti ketika perlahan pintu ruangan terbuka perlahan.

“Jeon Jisoo ?”

Suara yang Jisoo yakini jika itu adalah suara seorang perempuan.

Menginterupsi permainan pianonya malam itu.

“benar kan ini Jisoo ? wah sudah lama sekali kita tak bertemu”

Sejenak, jisoo mengerutkan dahinya.

Memperhatikan sosok yang dirasa sangat asing baginya dengan rambut merah menyala yang terbentuk dalam sebuah gelungan asal.

“kau—“

Drrtt

Getar ponsel milik jisoo menghentikan ucapannya, membuat jisoo kini berfokus pada layar ponselnya dengan rentetan kalimat yang sudah berhasil membuatnya kembali terjatuh pada mood terburuknya.

Frm : wonwoo

Jisoo, jemput aku di tempat biasa. Ini darurat.

Jisoo menghela nafasnya, segera membereskan barang miliknya dan beranjak darisana.

Meninggalkan si gadis berambut merah yang nampak masih ingin mengatakan sesuatu namun pria itu sudah meninggalkannya.

Tanpa sepatah katapun.

“dia tak mengingatku ?” terselip nada kecewa dalam bicara gadis tersebut.

                            ###

Jisoo mengeluarkan beberapa lembar uang di dalam dompetnya dan memberikan uang tadi kepada bibi pemilik kedai yang nampak sudah menunjukkan wajah kesalnya.

“josunghamnida” ujar jisoo sambil membungkukkan tubuhnya dan bergegas keluar dari kedai tersebut.

Kini kedua matanya tertuju pada sosok yang tengah berdiri sambil mengantongi kedua tangannya dengan santai.

Hidungnya terlihat sedikit memerah.

Dan bau alkohol sudah menjadi jati dirinya saat itu.

Jeon Wonwoo.

Saudara kembar jisoo, pria yang lahir 5 menit setelah jisoo bernafas di luar rahim ibunya.

Bagian dari diri jisoo, dan satu-satunya orang yang ia miliki saat ini—ketika sekarang kedua orang tua mereka memilih tinggal di luar negeri dengan setumpuk alasan masalah pekerjaan.

Jisoo menghela nafasnya, niatan untuk menceramahi wonwoo hilang lah sudah.

Ia rasa itu tak akan mempan.

Wonwoo bukan lagi anak kecil yang harus terus jisoo beri nasihat, ia sudah memilih jalannya sendiri kini dan jisoo mau tak mau hanya bisa menerimanya saja.

Wonwoo bersiul iseng sambil mengikuti langkah kaki hyung-nya.

Tak ada rasa menyesal dalam diri wonwoo.

Semenjak ia menginjak masa sekolah menengah atas, wonwoo mulai berubah.

Entah karena pergaulan yang salah, atau memang wonwoo sendiri yang memilihnya.

Ia menjadi sering pulang pada jam malam, membuat jisoo berulang kali mengiriminya pesan.

Ia mulai mengenal alkohol dan sejenisnya, menyebabkan jisoo sesekali harus menjemputnya dalam keadaan mabuk dan membayar semua tagihan yang wonwoo perbuat.

Berbanding terbalik dengan jisoo yang tumbuh menjadi pria yang mendekati kata sempurna.

Ia tampan, memiliki suara yang bagus, bisa memainkan segala jenis alat musik, bertingkah sangat dewasa.

Bahkan meski mereka adalah anak kembar, tak semuanya harus sama bukan ?

Mata wonwoo yang tadi tengah menerawang ke daerah sekitarnya, kini merasa teralihkan oleh pemandangan yang datang dari arah sebrangnya.

Seorang gadis bertubuh mungil—setidaknya di mata wonwoo terlihat seperti itu.

Ekspresi wajahnya nampak terlihat panik.

Ia memeluk beberapa barang, dan satu tangannya sibuk merogoh bungkus keripik kentang yang tak lama ia tujukan pada mulutnya.

Padahal ia tengah berjalan sekarang.

Brukk

Sudah wonwoo duga itu pasti terjadi.

“uh-uh” gadis itu nampak terkejut saat satu buku miliknya terjatuh tak jauh dari kaki wonwoo berada.

Ia berniat segera mengambilnya sebelum wonwoo lebih dulu menginjak buku itu.

“permisi, bisa kau angkat kakimu ?” ujar gadis itu, namun wonwoo nampak berpura-pura tak mendengarnya dan terus menahan injakannya tatkala gadis tersebut berusaha menarik bukunya.

“per-mi-si..” gadis itu nampak terus berusaha menarik bukunya.

Wonwoo biasanya bukan tipikal orang yang akan perduli pada sekitarnya, namun entah mengapa malam ini mood wonwoo sedang mengijinkannya mengerjai seseorang.

“wonwoo, cepatlah”

Jika saja suara jisoo tak menganggu mungkin wonwoo akan terus mengerjai gadis yang entah itu siapa hingga membuatnya menangis.

Kini gadis itu tengah terduduk di jalanan, dengan buku—yang terdapat pijakan bekas kaki wonwoo.

Yang kini ia peluk erat.

Kedua matanya memandang kearah punggung wonwoo yang beringsut menjauh, angin malam seoul sesekali memainkan rambut hitam milik pria itu.

“wah, daebak” ujar sang gadis dengan mulut yang sepenuhnya terbuka.

.

.

.

TBC

Pemanasan jadi dikit dulu ya ehehe:) Jisoo ceritanya kembaran sama Wonwoo jadi marganya aku ubah jadi Jeon ea. buat cast cewenya udah muncul tuh, meski belum kesebut namanya tapi kalau peka pasti paham /apaanseh/ :v
Thanks buat yg udah vomment
ditunggu deh responnya di komen :') meski cuma sekata juga udah berharga loh buat aku xixixi

You're My Kind Of Perfect [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang