Karena sudah tiga tahun kita sudah menjalani persahabatan ini, orang tua Errel memberikan kami sebuah rumah yang cukup besar untuk kami. Tentu ini membuat kami merasa senang karena kami di beri kepercayaan untuk tinggal bersama tanpa ada pengawasan orang tua setiap harinya. Selain itu, ini juga dapat membuat kami untuk hidup lebih mandiri.
Karena kondisi rumah yang masih berdebu dan pengap. Kami segera membersihkan semua ruangan di rumah ini sebelum malam tiba. Dengan cepat, kami membagi tugas. Aku dan Resza membersihkan ruang atas sedangkan Monika dan Errel membersihkan ruang belakang. Dan untuk ruang depan akan kita bersihkan bersama nanti.
"Resza, lo ambil bagian kamar sebelah timur dan gue kamar bagian barat!" Ucapku. Dia mengangguk dan kami segera membersihkan semuanya dengan cepat.
Setiap tempat yang tertutup oleh benda lain tak luput dari sapuanku. Sambil mendengarkan lagu, aku mengayunkan alat pel yang sudah ku basahi dengan air dan mengepel lantai kamar bagian barat. Ini sangat menyenangkan sekali.
...
Jam menunjukkan pukul lima sore. Dan jika dihitung, sudah empat jam kami membersihkan rumah yang besar ini. Waw, ternyata capek juga rasanya. Tapi rasa capek itu terbayar dengan kesenangan kami saat membersihkan rumah ini.
Dan sebelum makan malam, kami mandi terlebih dahulu dan mengganti baju kami yang telah berlumuran keringat. Kemudian menyiapkan makan malam dengan menggunakan bahan seadanya di kulkas baru kami.
Yeah, hanya sayur kangkung, tempe, ayam, tahu dan telur yang ada di dalamnya. Masak apa ya? Kalau aku masak tahu sama tempe kira-kira kurang gak ya?
"Guys, sama tahu dan tempe goreng mau gak?" Teriakku dari dapur.
"Iya, gapapa. Gue juga lagi pingin makan tempe goreng." Ucap Errel sambil berjalan ke arahku.
Aku memasukkan tahu dan tempe yang sudah kupotong kecil ke dalam wajan yang berisi minyak panas. Dan agar lebih efisien aku membesarkan ukuran api menjadi yang paling besar.
Setelah semua selesai tergoreng aku segera menyajikan semuanya ke dalam mangkok yang kosong di atas meja. Setelah mengembalikan penyaringan itu, aku langsung bergabung dan kami memulai makan malam bersama pertama kami ini.
Di temani acara Talkshow yang di pandu oleh Sule dan Andre kami menikmati makan malam ini. Sebuah makan malam sederhana yang sangat menyenangkan bersama keluarga baru.
"Kamar kita ada di atas ya..!" Errel memberitahu. Aku dan Monika mengangguk.
"Wew, kamar kita jadi satu yak?" Gurau Resza. Aku tersedak dan tertawa.
"Anjay. Ya kagak lah..! Yang cowok ambil kamar barat dan kami para cewek mengambil kamar bagian timur." Jelasnya. Resza merengut dan memancungkan bibirnya.
Awalnya kami menikmati acara itu. Namun, sebuah iklan membuat Errel dan Monika menjadi terpukau. Dan kalau bukan iklan konser battle antar Exo, BigBang, dan BTS bulan depan di stadion sepak bola. Aku hanya menggelengkan kepala ketika Errel mengambil laptop milik Resza yang tersambung oleh sinyal internet.
"Dasar cewek..!" Ucapku lirih. Resza terkekeh dan memegang pundakku.
"Sabar bro.. Emang cewek itu selalu Alay." Jawabnya. Aku sedikit tersenyum ke arah Resza.
Tuhan, kapan ada konser J-Pop di sini. Apalagi konser bareng AKB48 dan JKT48 lagi yang sedang aku tunggu. Kenapa harus K-pop yang maju di negara ini. Sial banget.
Setelah makan malam ku habis. Aku segera mencucinya dan kembali menuju kamar baruku. Ahhh, sungguh nikmat rasanya berbaring di atas kasur yang lunak. Sambil ku putar lagu di hpku, mataku mulai terpejam. Namun, tiba-tiba sebuah bayangan bintang jatuh masuk ke dalam imajinasiku.
Aku berdiri dan melihat ke arah luar jendela. Hanya taburan bintang berwarna warni dan sang rembulan yang menghiasi langit malam ini. Aku hanya tersenyum dan berbalik arah. Angin malam yang sangat dingin menusuk tubuh dan telingaku.
Saat kulihat cermin yang menghadap ke arah jendela, sebuah bintang jatuh terlihat jelas mataku. Segera aku membalikkan padaku dan ini adalah waktunya for make a wish sambil memejamkan mata.
"God, please keep this friendship lasts forever." Aku kembali membuka mataku dan masih melihat bintang jatuh itu semakin menjauh ke selatan.
Angin malam kembali menusuk tubuh dan telingaku. Aku masih memandang luar jendela dan berfikir tentang semua mimpi yang aku tuju. Rasa kantuk mulai menghantui diriku, aku segera membaringkan tubuhku dan menarik selimut untuk menutupi kakiku yang mulai kedinginan.
"Han, lo udah tidur?" Errel mengagetkanku. Dia berdiri di depan pintu.
"Errel, ada apa?" Tanyaku. Aku merubah posisiku menjadi duduk dan bersender pada tembok.
"Apakah kau punya fikiran yang sama tentang mereka berdua?" Ucapnya. Aku mengangguk.
"Ya. Aku takut sekali jika itu terjadi." Jelasku. Aku melihat ke bawah dan menghembuskan nafas.
"Semoga kita tak ada masalah." Lanjutku. Dia mengangguk dan tersenyum padaku.
"Baiklah, selamat malam Han." Dia pergi meninggalkan kamar dan menutup pintunya.
Aku hanya terdiam dan kembali membaringkan tubuhku pada kasur itu. Tuhan, aku takut jika suatu saat nanti Resza dan Monika akan melupakan prinsip dari awal terbentuknya hubungan kita ini.
***
Dalam hubungan persahabatan ini mungkin sangat susah untuk membangunnya. Tapi sangat mudah sekali untuk menghancurkannya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jones Forever
Novela JuvenilKisah remaja labil yang sedang mencari kepribadian dan sebuah cita-cita yang mereka tuju setelah lulus dari SMA nanti. Berbagai tantangan mereka jalani untuk mendapatkan segala hal yang mereka cita-citakan. Mungkinkah mereka bisa untuk mencapai mimp...