Prolog

133 13 2
                                    

Argefradiz International School

Hari senin. Awal tahun ajaran baru, wajah-wajah asing murid baru di Highschool ini mulai berkumpul di lapangan. Sesuai yang di instruksikan para guru.

Lapangan ini telah di sulap seperti aula utama tanpa ubin. Sudah tersedia Tenda dengan style Jerman dan Panggung beserta podium dan karpet merah digelar. Hari ini Generasi ke-12 Argefradiz akan memberi pidato penyambutan dan pengecekkan sekolah setahun sekali.

Master of Ceremony acara ini telah naik ke atas podium, tanda bahwa acara ini akan di mulai.

"Kepada Pak Keynand Darrel Argefradiz dipersilahkan memberikan pidato sambutan."

Riuh tepuk tangan memenuhi lapangan itu.

Pria yang di panggil Pak Keynand itu menaiki podium dengan gagah. Padahal usia nya sudah berkepala 7, yang seharusnya sudah di panggil kakek.

"Terima kasih kepada staff staff highschool yang telah mempersiapkan acara ini dengan susah payah dan blablabla."

Belum sepeluh menit Pak Keynand berpidato. 5 helikopter menginterupsi pidato kakek tersebut. Helikopter tersebut mendarat di 5 rooftop gedung highschool ini. Setelah penumpang dari masing masing helikopter itu turun, suara helikopter kembali berbunyi dan berangsur-angsur hilang. 5 orang yang menaiki helikopter tadi telah sampai di lapangan. Berhenti di bawah. Tidak jauh dari Tenda acara.

"Grandpa!" Teriak kelima gadis itu. Tentu saja penumpang helikopter tadi.

Helaan nafas terdengar dari mulut kakek itu. Tau hari ini akan terjadi.

Brumm...brummm

Suara 2 motor ninja dan 2 mobil sport memasuki gerbang Highschool ini.

Tadi helikopter sekarang mobil dan motor sport? Apalagi ini?- batin murid-murid yang hadir disini.

Semua pasang mata tak luput dari peristiwa ini.

Pengendara itu turun dan berdiri di belakang gadis-gadis tadi. Mereka semua tersenyum tipis. Meminta sang kakek menjelaskan.

Murid-murid berteriak histeris. Tak sanggup melihat pahatan-pahatan nyaris sempurna di depan mereka. Tak terkecuali murid laki-laki pun.

"Ekhem." Sang kakek membersihkan tenggorokannya. Semua mata kembali menatap podium.

"Mereka adalah Princess dan Pangeran Argefradiz, umm maksud ku mereka adalah cucu-cucu ku." Lanjut Pak Keynand dengan tersenyum lebar.

Coldest BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang