Berkompetisi untuk Akhirat

836 38 0
                                    

Assalamualaikum wr wb

*🍃Berkompetisi untuk Akhirat🍃*

Hampir setiap orang memiliki semangat kompetisi atau bersaing. Misalkan, para wanita akan berkompetisi mengenai siapa yang memiliki penampilan terbaik, bentuk badan paling langsing, atau koleksi tas dan sepatu paling lengkap. Sementara itu, para pria tersulut berkompetisi dalam hal siapa yang paling memiliki kendaraan dan rumah terbagus. Sayangnya, tidak banyak orang yang tersemangati berkompetisi untuk akhiratnya.

Sahabat, kita perlu sekali menumbuhkan jiwa kompetisi dalam berbuat kebaikan, bersaing untuk menjadi yang terbaik di hadapan Allah. Bukankah Allah sendiri yang telah mengingatkan kita untuk berkompetisi dalam hal tersebut?

"Maka berlomba-lombalah (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Baqarah: 148)

Renungilah, mengapa Allah menyuruh kita berlomba dalam kebaikan? Setidaknya ada 3 hikmah dari perintah *'Fastabiqul khoirot'* ini.

1. Agar kita senantiasa mencari lingkungan orang-orang shaleh
Salah satu urgensi berlomba-lomba dalam kebaikan adalah bahwa untuk berkompetisi tidak mungkin dilakukan seorang diri, pasti perlu beberapa orang untuk bersaing, dengan demikian sebenarnya Allah menyuruh kita untuk mencari lingkungan yang baik.

Jelas bahwa untuk mengerjakan perbuatan baik diperlukan lingkungan yang baik pula, di mana orang-orang di dalamnya saling mendorong untuk beramal shaleh. Bukankah lingkungan bisa memberi pengaruh sangat besar pada seorang individu?

Seorang individu yang gemar berbuat baik, namun berada pada lingkungan nista yang berlomba-lomba mengerjakan perbuatan keji, cepat atau lambat bisa terkena pengaruh, minimal menjadi malas berbuat baik atau merasa diri suci (ujub).

Sebaliknya, seseorang yang tabiatnya jelek, ketika berada di lingkungan orang-orang yang senantiasa berlomba dalam kebaikan, sedikit banyak akan terwarnai dengan kebaikan pula.
"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap."
(HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

2. Ada hadiah yang telah Allah persiapkan dan layak untuk diperebutkan
Ketika ada perlombaan, bukankah berarti ada hadiah yang telah disiapkan? Maka, inilah hikmah selanjutnya Allah memerintahkan kita untuk berkompetisi untuk negeri akhirat. Ingatlah bahwa Allah telah mempersiapkan hadiah luar biasa bagi siapa pun yang berlomba-lomba dalam mengerjakan kebajikan.

*"Untuk mendapatkan keindahan surga itu, seharusnya manusia berlomba."
(QS. al-Muthaffifin: 26)*

Jika kita lupa akan hal ini, sama saja seperti seseorang yang sedang berlari, tapi tak sadar bahwa ia sedang dalam arena lomba lari yang memperebutkan banyak hadiah. Ada hadiah berupa pesawat jet pribadi, mobil ferrari, BMW, sampai dengan yang terkecil hanya berupa voucher belanja lima ratus ribu Rupiah saja.

Sungguh rugi orang-orang yang tidak ikut berlomba, karena sangat mungkin ia turut merasa kelelahan namun tak memperoleh hadiah apapun. Maka beruntunglah orang-orang yang ikut berlomba dalam kebajikan, waktu hidup yang singkat ini akan dipergunakan dengan optimal untuk mencapai hadiah yang telah dijanjikan.

3. Sadari bahwa di akhirat kelak akan ada tingkatan-tingkatan level sesuai dengan amal perbuatan selama di dunia
Tak jauh berbeda dengan level-level yang kita temukan dalam sebuah perusahaan saat ini. Semakin besar tanggungjawab, semakin rumit keahlian yang dimiliki, semakin tak tergantikannya seseorang, maka semakin tinggi level jabatannya di perusahaan tersebur, serta semakin besar gaji yang diperolehnya. Bukankah ini wajar dan sangat adil?

Adalah aneh jika gaji seorang OB melebihi gaji seorang manajer. Bisa jadi orang-orang berlomba untuk melamar sebagai OB. Sudahlah pekerjaannya ringan, tanggungjawabnya ringan, tak perlu kemampuan spesial, gajinya besar pula. Tapi faktanya tidak demikian bukan?

Maka kita perlu menyadari bahwa di akhirat pun akan ada tingkatan-tingkatan kenikmatan yang berbeda-beda. Semakin sulit ujian yang Allah beri untuk kita di dunia ini, semakin banyak kebaikan yang kita perbuat, maka semakin tinggi level surga yang kita tempati. Bukankah ini adil? Oleh sebab itu Allah memperingatkan kita untuk berlomba agar mendapat tempat kembali yang terbaik.

*Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Di surga itu terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai surga." (HR. Bukhari 2790 & Ibnu Hibban 4611).*

*Sahabat, selamat berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan. Semoga Allah senantiasa membersamai langkah kita.*

Salam semangat menjemput berkah-Nya di senin pagi, dari adik2 yatim piatu

www.rindang.or.id
Yayasan Rindang Indonesia🙏😊

MASIH ADA LANTAI UNTUK BERSUJUD 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang