Tak terasa sudah 10 tahun kah?
Rentetan kejadian hari itu benar-benar memberi luka pada diriku—dalam arti sebenarnya— Jahitan lukanya memang sudah dilepas, namun bekasnya masih ada di kening sebelah kiriku yang kututup bandana ini ya sebagian luka bakar sih... Setelah kejadian itu aku dipindahkan ke luar kota ini, dan pada akhirnya aku kembali sekarang...
Angin yang berhembus tak berubah sejak dulu pemandangannya agak berubah sih tapi memang itu 10 tahun yang lalu, pasti sudah banyak berubah. Tapi ingatanku tak pernah berubah, meski samar aku masih bisa mengingat malam itu, aah tak ada gunanya memikirkan itu. Seraya berjalan menuju sekolah baruku aku mendengar suara, suara orang berdendang merdu yang membuatku ingin menuju arah suara itu.
Suara merdu yang datang dari taman itu entah kenapa... Rasanya hangat... Sampailah aku di sumber suara... Sebuah pohon alder yang kokoh yang diatasnya hinggap bersama beberapa burung, seorang gadis yang memakai seragam sekolah yang akan ku masuki, sang gadis berambut hitam berkilau, rambutnya dipotong pendek dan ada aksesoris berupa jepit rambut berbentuk lambang kota ini, adapun headphone wireless menggantung di lehernya, suara yang indah lagu yang tak pernah kudengar itu menari-nari dipikirkanku. Tiba-tiba mataku sedikit berdenyut tanda aku akan melihat sebuah pancaran warna, warna hati manusia... Namun entah kenapa warna ini berbeda dari warna dasar yang kita tahu warna seperti debu bintang di langit "cantik..." Tak sadar mulutku berkata sang gadis menoleh kearahku dan menghentikan nyanyiannya, "aah...a-anu" tatapan matanya yang indah berkilau membuatku pangling, mulut kecilnya sedikit terbuka karena sedikit kaget melihatku, dan ekspresinya berubah menjadi senyuman "wajah yang belum pernah kulihat, apa kau anak baru?" Sambil turun perlahan ia bertanya "i-iya aku kelas 11" jawabku "wah sama, namamu?"
"Aura, Aura Zen" ya itulah namaku, seperti nama perempuan, tapi ya ini nama yang diberikan oleh orang tuaku yang meninggal 10 tahun lalu "nama yang bagus, meski lazimnya digunakan perempuan sih tapi itu nama yang diberikan padamu jadi katakanlah dengan bangga" sepertinya ia orang yang positif "namaku Shine Lightwise aku–" belum sempat menyelesaikan perkenalan bel tanda mau masuk sekolah telah berbunyi "gawat! Ayo lari Aura!" Mengikuti dibelakangnya —karena tak tahu jalan— aku berusaha berlari sekuat mungkin....tapi sepertinya gadis ini larinya tak terlalu cepat "kalau begini gak bakal sempat, Shine! Tunjukkan jalannya!" Aku menggenggam tangannya... halus.. namun ada tekstur yang berbeda dari tangan orang tekstur musisi atau lebih tepatnya giraris "kya-" teriakkannya bahkan imut. Gerbang telah ada di depan mata dan akan ditutup "SAMPAAAAIIII!!!" kami berlari lebih cepat dari tadi dan...Gerbang masuk ditutup tepat setelah kami masuk
Chapter 1 end
KAMU SEDANG MEMBACA
Between: Star★Color Melody
Teen Fiction"dapatkah kau mendengarnya? dapatkah kau melihatnya? melodi indah bak harmoni bintang warna yang lebih indah dari debu bintang" inilah kisah tentang seorang pemuda yang mencari penyebab luka di kepalanya dan pemudi yang mencari orang yang telah meli...