Chapter 6 -Shine's Side- : semua akan baik-baik​ saja

16 1 0
                                    

   "Huaaaaaa apa yang kukatakan tadi" aku berteriak sembari menutup wajahku dengan bantal "lagian Aura bisa-bisanya dia....huaa" mengingatnya saja sudah membuatku malu, haah disisiku..ya?
   Semua perkataannya masih menggema di kepalaku... tapi... Tak pernah kusangka ada yang memiliki kemampuan yang mirip denganku, perjalanan pulang tadi kami hanya bertukar pertanyaan tentang kemampuan unik kami.
   Aku menceritakan tentang bagaimana warna suara yang kudengar apa yang kurasakan setiap mendengar dan melihat warna tersebut, dan Aura sepertinya sama, yang berbeda hanya aku membutuhkan suara untuk melihatnya, bahkan...Aura bisa merasakan yang tak dilihatnya kah... Anak itu memang misterius, tapi entah kenapa... sebelum selesai berpikir aku sudah terlelap.

Semua akan baik-baik saja!
(Siapa?...)
Jangan sampai menyerah!
(Kau siapa?)
Kita pasti keluar
(Siapa?..)

Hah!?

Mimpi...kah?
   Jam 21:00, sepertinya tadi aku ketiduran, bahkan masih pakai seragam, akibatnya sekarang perutku rewel "ya beginilah kalau tinggal sendiri"
Ya di rumah ini hanya ada aku, sebelumnya memang aku tinggal dengan kerabatku namun saat SMA mereka harus kembali bekerja di luar negeri.
Sepertinya aku harus mandi, begitu pikirku, saat mandipun aku teringat mimpi itu...atau mungkin ingatanku, aku pernah hilang ingatan meski sudah sembuh beberapa ingatanku masih belum kembali, seperti kenapa kebakaran itu terjadi, kenapa aku bisa disitu, kenapa orang tuaku ada disana, dan...siapa anak laki-laki yang melindungiku?...
   "ah sudahlah percuma memikirkannya lagipula Aura juga bilang harus melangkah maju aku gak boleh terus-terusan murung" keragu-raguanku terbilas bersama dengan air yang mengguyur tubuhku.

   Setelah tubuhku bersih aku mulai menyiapkan makanan, diatas kompor listrikku ku mulai memasak, hari ini mungkin hanya nasi goreng saja karena sudah malam... teringat siang tadi Aura memuji masakanku... Mungkin besok akan ku buatkan bekal mungkin dia akan suka.

-------------▶▷▶▷ Esok Harinya

   "Oooh! Ini untukku? Pas banget aku gak sempet bawa makanan makasih ya... meski kayaknya cowok kelasan malah menatapki tajam dengan warna gak enak...kecuali Nio sih" Entah itu terima kasih atau bukan "don't mind!" Kata Elvi yang juga disana
   "Tapi enak ya, aku jadi cemburu nih" uaa Elvi memelukku "Elvi sesak nih... iya-iya kapan-kapan aku bikinin!" Masih memelukku Elvi berkata       "gak cukup kalau makanan doang, maunya Shine sepenuhnya" anak ini minta di jewer "kamu ini jangan bikin kata-kata yang bikin orang merinding dong!"
   "Adududuh iya-iya kalau dijewer terus aku beneran bakal jadi Elf nih" aku melepaskan jeweranku "dasar" temanku yang satu ini memang kelakuannya.
   "Tapi Shine kan memang populer, Aura harus hati-hati...oi denger dong!" Aura tak menghiraukan Nio dan asik saja memakan masakanku "aku gak sepopuler itu kok" tapi memang sih aku dikenal banyak bahkan di kalangan anak kelas 10...itu namanya terkenal ya? Ah sudahlah.

-------------▶▷▶▷ jam pelajaran

   Hufft ya ampun, padahal ini pelajaran seni musik tapi gurunya ada rapat jadi jam kosong, sebenarnya harusnya belajar sendiri tapi ya memang hobi anak SMA buat memanfaatkan jam ini untuk hal-hal gak penting...aku juga sih...
   "Shine tentang gambar yang kemarin, ini sudah selesai" Aura yang menghampiriku memperlihatkan gambar di Laptop -yang entah kenapa hari ini dibawanya- kepadaku
"Waaah kereen ini beneran aku?" Gambar seorang gadis diatas pohon, mengenakan aksesoris rambut dengan headphone yang selalu dibawanya bersama burung yang hinggap bersamanya "makasih pujiannya tapi sebenarnya warnanya masih kaku" memang benar dibandingkan dengan pro warnanya masih agak kaku tapi kemampuannya diatas rata-rata SMA hanya.... style manga sih "kirim dong" Kebetulan kami baru bertukar kontak kemarin

   "Wah Aura ngerayu Shine pake gambar" celetukan Elvi disambut dengan jeweranku​ tepat di kedua telinganya "aadududuh Shine ampun-ampun!"
   "Biarin! Biar jadi Elf sekalian!"
"Itukan kata-kataku! Aaaduh ampun!" Setelah kulepas jeweranku kuping Elvi jadi merah semerah apel, mungkin aku sedikit berlebihan "uuh kalau dijewer terus bisa-bisa aku beneran evolusi jadi Elf" Elvi benar-benar suka dengan peri hutan itu, dari kecil memang ia suka baca dongeng tentang Elf
"Tapi kelas ini heboh ya" Aura kayaknya gak terpengaruh "kelas 11 paling heboh emang kelas ini" Nio yang mudah berbaur tau-tau masuk ke topik yang diangkat Aura "waketos(wakil ketua OSIS)nya juga diem aja sih"
   "Biarin kan kalo rame jadi seru"
   "Tertib dikit kek... omong-omong Shine hari ini bawa gitar?" Ya seperti kata Aura, aku ini bisa main gitar dan hari ini ada eksul "yaps selain itu Elvi juga bawa keyboard"
   "Tapi tadi pagi aku tinggal di ruang eskul musik"
   "Oh iya Elvi juga anggota Star★Color ya" dan percaya gak percaya dia itu pianist kita, aku sih sudah tau ia ikut les piano waktu kecil.
   "Shine, mumpung lagi kosong nanyiin satu lagu dong!" Nio mengatakan itu dengan nada keras sehingga orang-orang di sekitar tertuju padaku, dan beberapa memanggil yang lain "kalau sudah begini harus nanyi dong" Aura menambahkan, yah sudahlah toh pelajaran seni musik ini kan.
   "Yoosh!" Akan kunyanyikan lagu yang mengangkat semangat! "Big bang nova!"

*Lyrics (nadanya silahkan bayangkan sendiri atau kalau bisa bikin lagu kirim ke abyanhidayatullah@gmail.com)

Terlalu takut tuk memulai segalanya
Terlalu ragu tuk mengakhirinya
Menutup-nutupi
Suara hati di jiwa

Langkah kakiku terasa amat berat
Ingin melepas beban namun tak bisa
Karna itu hanya kabur saja

I don't want to be a loser anymore
Ku berkata pada diriku ini...lepaskanlah!

Reff:
Teriakkan saja big bang di dalam hati ku ini! Dan ledakannya kan tersampaikan ke ujung semesta! And someday will reach your heart

Sampailah Teriakanku!
Akhiri keraguanku!
Sampai suatu saat
I can see the future with you!

(Big Bang Nova -short version)

Sorak sorai penonton—atau lebih tepatnya anak sekelas—memenuhi ruangan layaknya konser sungguhan namun tiba-tiba.
   "Pelajaran apa?" Salah satu Guru tiba-tiba masuk sontak semua tiba-tiba diam "seni musik bu" Aura dengan nekat menjawab
   "Ooh, jangan ribut dibawah lagi rapat" wajahnya sih datar hanya entah kenapa walau tak ada yang punya kekuatan sepertiku tahu bahwa ia kesal dan semua tetap terdiam
   Pada akhirnya hari ini lebih heboh dari biasanya, itulah yang ku tulis di buku catatan kecilku.

Chapter 6 End

Between: Star★Color MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang