"Keren kan?" Shine benar, kalau bisa ku jelaskan mungkin akan jadi kalimat tak efektif yang menggunakan pemborosan kata, sekolah ini benar-benar menghadap ke segala tempat terbaik di kota ini, di ujung barat pantai terpapar luas, dengan kota di belakangnya, Timur ada gunung non-vulkanik yang menjulang tinggi, di selatan ada kota tetangga, dan di timur ada menara khas kota ini, menara langit tempat paling tinggi di kota ini, tapi itu semua tak seberapa dibanding langit biru yang membentang luas sejauh mata memandang.
"Padahal di kota tapi udaranya segar diatas sini" kataku
"Ya, dan juga 🎼 suara hembusan angin sejuk yang terdengar bagaikan nyanyian dan membawa warna indah 🎼 pejamkan matamu dan dengarkanlah" Shine menyanyikan petikan dari sebuah lagu yang tak pernah ku dengar "itu lagu band mu?" Shine mengangguk dan berkata "Dan akulah penulisnya" dengan bangganyaSetelah duduk dan menikmati makanan masing-masing sembari berbincang sedikit, aku sempat menyicipi bekal Shine dan rasanya tak bisa di deskripsikan (saking enaknya)
"Shine selalu makan disini?"
"Yap, kadang teman-teman eskul juga datang kalau aku ajak" percakapan demi percakapan kami lontarkan hingga tak terasa bekal kami habis
"Aura tinggal dimana?" Topik ini muncul setelah minuman milik Shine habis "hmm sejak kemari sih di rumah pamanku tapi mulai hari ini aku pindah ke rumah orangtuaku, meski beberapa barangku masih di paman"
"Kenapa ke pamanmu? Gak langsung ke orangtua mu?" Tampak sedikit heran aku berusaha menjelaskan "hmm ya karena orangtuaku sudah lama meninggal" mendadak ekspresi Shine berubah, tanpa melihat wajahnyapun aku tahu "warna" miliknya berubah menjadi lebih gelap. Seketika Shine terdiam dan menunduk
Saat ingin kujawab Tenang saja aku gak apa-apa
"Gak mungkin gak apa-apa!" Bahkan aku tak sempat selesaikan kata-kataku "aku tahu kalau Aura berbohong, warna suaramu berubah" aku benar-benar terkejut 'war...na?' pikirku, anak ini... punya kekuatan itu? "Aku...bisa tahu warna dari suara seseorang, karena itu aku tahu kau berbohong bahwa kau tak apa-apa" wajahnya masih merunduk nampak sekali kesedihan dari warnanya, bahkan cara bicaranya seakan ingin menangis, tak pernah kubayangkan warna yang sedari tadi kulihat indah berubah menjadi layaknya awan mendung
"selain itu" ia mengangkat wajahnya
"aku juga kehilangan orang tua" hal yang lebih mengagetkan daripada kalimatnya sebelumnya.
Bersamaan dengan itu bel selesai istirahat berbunyiBerkat kejadian istirahat tadi pikiranku benar-benar tak fokus, bahkan menggambar saja aku tak bisa. Wajah dan warnanya terus terbayang kata-kata 'warna suara' tak pernah luput dari pikiranku berbagai pertanyaan muncul di kepalaku, lalu pada akhirnya... "aku juga tak punyaorang tua" kata-kata itu selalu bergema di penghujung pikiranku. Saat mengetahui bahwa aku tanpa sadar berbohong tentang perasaanku membuatku merasa bingung, dan membuatku sadar bahwa aku pun manusia yang punya warna.
-----------------▷▶▷▶jam pulang
Shine jadi menghindariku selama setengah hari ini, wajar saja aku malah menyenggol topik yang sensitif, sesekali aku mengecek warna miliknya, masih sama dengan tadi siang, meski begitu Shine tetap tersenyum dan biasa saja di depan teman-temannya, Hanya Elvira yang sadar dan bertanya padaku, kujelaskan padanya tanpa menyinggung soal kekuatannya "hmm biar aku yang urus" katanya sih begitu tapi aku hanya disuruh ke atap.
Seperti yang ku duga, bukan Elvira yang ada diatap melainkan Shine, hanya Shine yang kaget "kenapa?" Tanya dirinya "Elvira menyuruhku" Shine menggumamkan sesuatu sepertinya menyinggung Elvira
Kira-kira sudah 3 menit kami hanya bertukar pandangan dari kejauhan hingga akhirnya "anu...soal kejadian tadi siang" ia memulai percakapan "maaf aku sudah menyinggung perasaanmu" ia menundukkan kepalanya "akupun minta maaf, karena itu kamu juga jadi teringat hal sedih" akhirnya aku berjalan kearahnya.
Kami duduk bersebelahan seperti tadi siang "Shine, bisakah kau jelaskan tentang 'warna suara' yang kau lihat?" Shine mengangguk "awalnya aku tak begitu yakin, tapi aku punya kekuatan untuk melihat warna suara, kusebut begitu karena warna itu kulihat ketika seseorang menjadi emosional seperti senang, sedih, marah, bahkan aku bisa melihat jujur atau bohong seseorang meskipun aku tak pernah bilang ke siapapun" menurutku itu tindakan yang wajar karena siapa juga yang percaya "meski kubilang warna, warnanya tak seperti warna dasar yang kita ketahui, awal mulanya aku tak begitu yakin aku mulai merasakannya saat masuk rumah sakit... karena" warnanya mulai memberat lagi "stop, sampai situ saja, kalau itu membuatmu sedih lebih baik berhenti dulu" ia mengangguk
"Sebenarnya, aku juga memiliki kemampuan yang mirip sepertimu" Shine nampak kaget "aku bisa melihat warna emosi manusia meski bukan lewat suara" sama sepertiku ia kehilangan orang tua, sama sepertiku ia kebingungan dengan kekuatannya, sama sepertiku ia berusaha jadi murid biasa karena itulah "Shine..." Mata kami bertemu "apapun yang telah kau alami, teruslah melangkah kedepan, dan saat kau kehilangan kepercayaan diri aku akan berada di sisimu dan mengangkat beban yang kau pikul" wajah Shine sedikit memerah dan menunduk lalu "kalau begitu..." Air mata kembali membasahi pipinya, namun aku tahu jelas itu bukan air mata kesedihan, itu air mata bahagia, warnanya kembali seperti semula "aku akan melakukan hal yang sama untukmu" bersama Langit senja, kami pulang bersamaChapter 5 end
«Pojok penulis»
Halo-halo bersama Penulis disini maaf apabila updatenya teralu lama, karena kondisi penulis tak memungkinkan untuk menulis lagi karena SBMPTN dan sempat sakit juga (jangan tanya sakit apa) tapi saya akan usahakan update teratur, terima kasih kepada pembaca yang setia menunggu dan sudah menghabiskan waktunya untuk membaca tulisan saya, nah apakah yang akan terjadi antara 2 tokoh utama kita selanjutnya? Apakah akan ada pendekatan romantis di chapter berikutnya?lalu akankah misteri dibalik kekuatan mereka terungkap? Apakah mereka akan sadar? Nantikan di chapter selanjutnya
---sementara mereka berduaan Elvira yang penasaran malah disuruh bantu guru (dan mau aja lagi)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between: Star★Color Melody
Novela Juvenil"dapatkah kau mendengarnya? dapatkah kau melihatnya? melodi indah bak harmoni bintang warna yang lebih indah dari debu bintang" inilah kisah tentang seorang pemuda yang mencari penyebab luka di kepalanya dan pemudi yang mencari orang yang telah meli...