Konflik Hatiku

27 3 0
                                    


Hingga saat itu tiba.

Aku lari dari semua kenyataan yang ada saat ini

Aku Resign tiba-tiba dari kerjaan , tanpa memberitahukan andreas, aku tidak tahan menghadapi dirikku sendiri. Konflik yang saat aku tidak suka, aku berperang dengan hatiku sendiri.

Sudah 2 minggu aku memilih menghindari semuanya terutama andreas, aku kembali ke Bogor tempat dimana aku bisa menenangkan diriku.

Kadang aku berpikir lebih baik memiliki konflik dengan orang lain daripada diri sendiri.

"loh nad, kamu sedang apa disini ? " kata patricia saat melihatku sedang memesan chocolate latte di purple caffe.

"kamu tri,, "jawabku terkejut

"nad, gue sudah lama mencari loe, akhirnya kita jumpa juga tanpa disengaja"katanya lagi

"loe kok bisa ada disini?"tanyaku

"sepupu gue mau nikah besok,  rumahnya di sini makanya gue sekarang berada disini, tapi itu gak penting sekarang loe nad,, kenapa loe tiba-tiba keluar dari kantor?'tanyanya lagi

"mm........... gak apa-apa tri, gue pengen istirahat aja dari kerjaan , gue capek" jawabku

" kan ga harus resign nad, kalau kamu ngomong baik-baik mungkin pak wendy mau ngasih kamu cuti., kamu karyawan terbaik nad, kami kehilangan banget."katanya

"gimana kantor? tanyaku

"masih tetap seperti biasa nad, tapi suasana beda saat loe gak ada" katanya lagi

"nad,, pak andreas, sangat terpukul karena loe, dia terlihat stres nad, sejak loe pergi, gue gak tahu apa masalah kalian, tapi gue bisa mikir kalau loe berusaha untuk menghindari dia. Nad bukan gue mau ikut campur sama masalah kalian , tapi paling tidak jangan membuat dia seperti ini. Nad apapun masalah kalian gue percaya loe bisa berpikir bijak buat hubungan kalian. melarikan diri seperti ini bukan menjadi solusi. pikirkan baik-baik, kalau gue lihat pak andreas sangat sayang sama loe. Nad, loe beruntung bisa dapat pria seperti dia." nasehat patricia

"patri,, ayo...." ajak seseorang

"oh ia... nad gue berangkat dulu ya, itu adek sepupu gue , nanti kita ketemuan ya, gue pergi ya"katanya lagi

"ok tri, makasih ya"kataku

Selama di Bogor aku tinggal di villa yang baru kubeli

Didalam kamar aku selalu berpikir apa yang dikatakan patricia.

apa yang harus aku lakukan ?

Segera ku bereskan barang-barangku , aku memutuskan untuk kembali ke jakarta

"permisi........tante"kataku saat berada di depan rumah nitha

sesampai di jakarta aku memutuskan ke rumah alm. nitham sudah lama aku tidak kesini, selama ini keluarga nithalah yang selalu membantu aku dalam kesulitan, mereka sudah menganggapku sebagai anaknya sendiri. Tapi sejak nitha meninggal aku sudah tidak pun ya keberanian lagi untuk ke sini.

"ya... sebentar"jawab mama nitha dari dalam rumah

"ya ampun... nadia, ayo masuk sayang. sudah lama kamu gak kesini, tante sangat merindukanmu, apa kabarmu nak? kamu sudah makan? kok wajahmu kusut begini? " tanya nya terus

"tante aku gak apa-apa kok tan, lagian tante nanyanya satu-satu kenapa? bingung nih mau jawab yang mana." kataku

"ia,, tante terkejut melihat kamu, sudah lama kamu gak kemari sejak..."kata tante dengan wajah bersedih

"sssttt,, tan gak usah terlalu disedihkan lagi, nitha sudah tenang disana.' kataku

"ia nad,,, oh ya tante masak opor ayam, kedapur yuk sekalian kamu cobaiin masakan tante, masih seperti dulu atau tidak"ajak nya sambil menggandengku ke dapur

Saat melewati kamar nitha terlihat pintu kamar masih terbuka.

"kenapa nad?" tanya tante saat aku tiba-tiba berhenti di depan kamar nitha

"ohh,,, kamar nitha tidak ada kami ubah sejak dia pergi, tante selalu tidur disitu kalau tante kangen sama dia, sekalian berdoa buat dia."katanya lagi

"kamu mau ke sana?" tanyanya lagi

"bisa tan?"tanyaku

"ya bisa lah, ya sudah kamu masuk saja, nanti kalau sudah mulai lapar kemu ke dapur ya nyicipin masakan tante."katanya lagi

"siiiiiipppp tan" jawabku

perlahan kumasuki kamar nitha, tempat dimana kami selalu bercanda, bercerita, tertawa, sedih bersama dia, kupandangi foto- foto  kami yang menempel rapi di dinding kamarnya, masih seperti dulu, masih rapi, mungkin tante yang membersihkan kamar ini, hingga abu sedikitpun tidak ada ya ng menempel.

kusandarkan badanku dikursi kerjanya nitha, kulihat buku-buku yang ada di mejanya, kulihat laci-laci mejanya.

Pikiranku tertarik pada sebuah buku bewarna ungu kesukaannya, segera kuambil buku itu lalu kubuka, ternyata itu buku diari yang dulu pernah nitha tunjukan ke aku.

pelan-pelan kubaca mulai dari pertama terkadang aku tertawa sendiri membacanya, kubuka lembar demi lembar buku itu.

Hingga tak terasa air mataku jatuh ,ingin rasanya kususul dia kesana, memeluk erat dia semua ini salah ku . aku tidak memberi kesempatan sama dia..

semua salahku........

Mengapa takdir selalu mempermainkan aku seperti ini.

guys jangan lupa vote nya ya..

tetap setia ya baca lanjutannya




Hurt LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang