Rasa. ( 9 )

612 11 0
                                    

" Seperti tanah yang mendamba hujan. Seperti itu pula rinduku ini padamu. Seperti tanah yang tandus tanpa hujan. Seperti itu pula aku tanpamu. Angin tolong sampaikan rindu ini padanya. Pada seseorang yang jauh disana."- Raka.

💧💧💧

Ada yang bilang hari senin itu monsternya hari, kenapa ? karena setelah hari minggu yang dijadikan hari libur sejuta umat, senin datang. Dan artinya kita di wajibkan memulai semua aktifitas kita. Dan untuk anak sekolah senin adalah waktunya berjemur dibawah sinar matahari pagi, dan merelakan kaki pegal karena harus berdiri berjam-jam. Rama benci hari senin, karena ia harus bangun dan berangkat lebih pagi untuk upacara. Seperti sekarang ia sudah dalam perjalanan menuju sekolah dengan Rambo-motor kesayangannya. Motor sport kekinian yang Rama dapatkan sebagai hadiah ulangtahunnya ke-17. Ia sedikit mempercepat laju motornya karena sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi.

Tapi tiba-tiba sebuah mobil didepannya berhenti mendadak. Jika saja Rama tidak cepat mengerem motornya mungkin mobil itu sudah tertabrak. Sambil setengah mengumpat ia turun dari motornya dan menghampiri mobil tersebut.

" Woy keluar lo, kalo belum bisa bawa mobil nggak usah sok-sok an deh." pintu mobil pun terbuka, seorang gadis turun dari mobil itu. Rama menatapnya. Senyum sinis terlukis dibibirnya ketika mengenali siapa gadis didepannya sekarang.

" Wah wah wah si uler ternyata. Eh, kalo gak bisa bawa mobil mending gak usah sok-sokan deh. Lo tu mengganngu pengguna jalan tau nggak."

Gladis memejamkan matanya dan mencoba mengatur nafasnaya, setiap bertemu Rama ia berhasil dibuat marah dan kesal. Dan parahnya sampai sekarang Gladis pun tidak tau nama seseorang yang didepannya ini.

" Denger ya lo. Mobil gue mogok dan itu bukan salah gue kalo mendadak berhenti. Ngerti."

" oh mobil lo mogok ? haha, yaudah selamat bakal dapet hukuman lo. Gue ingetin aja hukuman bagi murid yang telat di hari senin itu capek lo."

Gladis semakin kesal dengan laki-laki didepannya ini, sementara Rama sudah melenggang kembali ke motornya.

Gladis mencoba menelfon seseorang melalui handphonenya namun dari gerak-geriknya telfonnya tidak mendapat jawaban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gladis mencoba menelfon seseorang melalui handphonenya namun dari gerak-geriknya telfonnya tidak mendapat jawaban. Rama yang melihatnya menjadi tidak tega, ia memang selalu baik dengan mahluk yang bernama perempuan. Perinsip hidupnya, perempuan itu harus dilindungi dan tidak boleh disakiti.

" Nih pake, naik cepetan. Bareng gue aja. Bukan maksud apa-apa gue cuma nggak tega sama cewek." kata Rama sambil menyerahkan helm pada Gladis.

" Apa ? gue bareng lo ? naik motor ? yang bener aja."

" Udah deh nggak usah manja. Nggak liat apa sekarang udah jam berapa ? kalo lo nungguin orang buat jemput keburu telat." Gladis berfikir ulang dan kata-kata Rama benar.

" Yaudah, bentar." Gladis mengambil tasnya dan menguci mobilnya sebelum naik ke motor Rama. Dan mereka pun berangkat.

" Pegangan ini udah telat banget. Gue bakal ngebut." belum Gladis menjawab, Rama sudah melajukan motornya dengan kecepatan tinggi yang membuat Gladis mengeratkan pegangannya pada perut Rama. Dan perlu di ingat disini Rama bukan modus, karena memang mereka sedang dikejar waktu.

Senja dan FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang