" Gue bakal jadi plester lo disaat lo terluka, sebisa mungkin gue bakal nutupin luka lo supaya nggak makin parah, Maaf gue nggak bisa nyembuhin lo. Lo masih harus ngerasain sakit sampai luka lo sembuh dengan sendirinya."
💧💧💧
Hari ini hari minggu dan bagi Keyra ini adalah hari adalah hari yang spesial karena hari ini tepat satu bulan hubungannya dengan Raka dan hari ini Raka mengajaknya bertemu disalah satu cafe yang cukup dekat dari rumah Keyra.
Sejak tadi ia sibuk mematut diri didepan cermin, ia ingin tampil secantik mungkin didepan Raka setelah selesai ia bergegas untuk turun karena taxi pesanannya sudah datang tak lupa ia membawa hadiah yang memang sengaja ia siapkan untuk Raka.
Untung saja jalanan masi lenggang walaupun sudah sore hanya butuh sekitar lima belas menit untuk sampai di cafe yang dimaksud oleh Raka.
Saat Keyra masuk kedalam ia bisa melihat Raka yang duduk sendiri di bagian outdoor cafe yang sepi lalu Keyrapun menghampirinya.
" Kamu udah lama nunggunya ka ?." Tanya Keyra
" Engga juga, oh ya aku udah pesenin kamu makanan. Semoga kamu suka ya."
Raka tersenyum lalu dibalas anggukan oleh Keyra. Suasana berlangsung dalam keheningan selama mereka makan, Keyra merasa ada yang aneh dari sikap Raka sejak kemarin namun ia berusaha berfikir positif untuk itu.
Detik berganti menit dan sunyi masih setia menemani, Raka masih tetap setia dengan diamnya dan tidak ada yang mau membuka percakapan. Keyra tidak menyukai suasana seperti ini, dan akhirnya ia pun membuka suara.
" Raka..." mendengar namanya dipanggil ia mengalihkan pandangannya pada Keyra yang ada didepannya sekarang.
" Gue punya sesuatu buat lo." kata keyra sambil memberikan bingisan kado pada Raka.
" Dibuka dong." pintanya.
Raka masih pada diamnya lalu membandang kado yang diberikan Keyra dengan tatapan sendu, dalam hati ia tidak tega melukai hati gadis didepannya ini tapi ia sudah terlanjur menyepakati janjinya dengan Boby ditambah ia baru tau kalau Anggi sudah kembali ke Jakarta dari Boby. Ia sadar ia memang seorang pengecut, bahkan ia tidak akan meminta Keyra memaafkannya setelah ini.
" Ayo dong buka." pinta keyra lagi, Raka menghela nafasnya sambil menggeser kadonya ke arah Keyra. Melihatnya Keyra merasa bingung, senyumnya hilang saat melihat Raka memandangnya dengan tatapan bersalah.
" Kenapa dibalikin, kamu nggak suka aku ngasih kado ? ini hari jadian kita yang ke sebulan Ka." kata Keyra.
" Sorry key gue gabisa terima kado dari lo." jawab Raka.
" Kenapa ?." Tanya Keyra bingung.
" Karena gue gapantes buat nerima itu dari lo dan sebenarnya gue mau mengakui sesuatu hari ini. Mungkin ini bakal bikin lo benci sama gue dan gue juga minta maaf banget sama lo key."
" Kenapa sih Ka, kata-kata lo bikin gue takut."
" Gue minta kita putus Key." Jelas sekali Keyra Kaget, air mata nya keluar begitu saja ia tidak percaya Raka mengatakan hal itu saat tepat satu bulan mereka berpacaran.
" A-apa p-putus ? tapi kenapa Ka, apa gue buat kesalahan ?. Gue sayang sama lo Ka." Kata Keyra menahan tangisnya walaupun percuma karena bulir air matanya mulai berjatuhan. Raka hanya diam memandang tak tega pada Keyra, tiba-tiba Boby datang menghampiri mereka berdua.
" Tapi sayangnya Raka nggak suka sama lo key." jawab Boby sambil tersenyum mengejek.
" Lo ternyata bodoh ya, segampang itu ditipu sama kita berdua."
" Raka jadian sama lo itu gara-gara taruhan sama gue key, Lo tau Anggi kan ? pecundang ini masih cinta sama dia bukan sama lo sayangnya. Kasian banget sih lo " kata Boby lagi.
" Rakaa.." Keyra menatap Raka tidak percaya sementara Raka hanya diam mengangguk.
" Maaf Key, gue terpaksa. Gue tau lo bakal benci sama gue tapi maaf gue minta maaf. Gue gaminta lo maafin gue, tapi sekali lagi gue minta maaf." kata Raka penuh penyesalan. Keyra sudah tidak bisa berada disana lagi, ia tidak tahan lagi. Ia pun pergi meninggal kan mereka tanpa menoleh sedikitpun walaupun ia tau saat ini ia menjadi pusat perhatian pengunjung cafe.
Keyra tak tau ia harus kemana hatinya sakit dan pikirannya kacau ia berjalan tak tentu ara. Langit yang sejak tadi mendung juga takmau mengerti, hujan tiba tiba turun membasahi bumi, Keyra tak perduli dengan bajunya yang basah atau dianggap gila oleh orang-orang yang melihatnya ia terus berjalan sampai akhirnya ia lelah dan memilih duduk dibangku taman dekat rumahnya. Disana ia menangis sesenggukan sambil menutupi wajahnya, tiba tiba ia merasa tak ada air hujan lagi yang mengguyurnya lalu ia pun mengangkat wajahnya.
" Rama...?" bisiknya.
" Lo keliatan jelek banget kalo lagi nangis." Rama tersenyum hangat pada Keyra.
" Raka jahat Ram, g-gue benci." kata Keyra, Ramapun mengerti lalu membawa keyra kedalam pelukannya sambil memegang payung yang memang sejak tadi ia gunakan untuk memayungi Keyra.
" Gue tau, Pulang sama gue sekarang yuk. Gue gamau lo tambah sakit, cukup hati lo aja badan lo jangan." kata Rama sambil mengelus punggug Keyra.
" Gue bakal jadi plester lo disaat lo terluka, sebisa mungkin gue bakal nutupin luka lo supaya nggak makin parah, Maaf gue nggak bisa nyembuhin lo. Lo masih harus ngerasain sakit sampai luka lo sembuh dengan sendirinya."
" Sakit banget Ram, kenapa semesta jahat banget sama gue dan bahkan kenapa saat gue sakit dan terluka gini langit seolah enggak mengasihani gue, gue mau senja Ram bukan kelabu."
🌞Senja & Fajar🌞
" Udahlah Ka, gausah dipikirin. Dia bakal baik-baik aja, lagian lo udah ngasih tau Rama kan." Kata Boby yang sejak tadi memandangi Raka yang menatap sendu hujan.
" Gue pencundang, dia pasti sangat terluka."
" Udahlah gausah dipikirin, mending lo mikirin Anggi. Gue denger minggu depan dia bakal balik ke sekolah, lo pasti seneng kan.?"
Raka tidak menjawab, ia masih memandangi rintik hujan sambil memikirkan Keyra. Raka merasa ia sudah sangat keterlaluan pada gadis itu, jika seperti ini tak ada bedanya ia dengan ayahnya.Anggi membuatnya gelap mata dan membiarkan seseorang terluka karenanya.
" Maafin gue Key." batinnya
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Fajar
Novela JuvenilSenja dan Fajar yang datang dengan cara yang sama, namun memberi akhir yang berbeda . Senja mengajariku, bahwa terang tak selalu menemani. Tapi Fajar juga mengajariku, bahwa terang akan selalu kembali.