2

139 19 0
                                    

"Sudah sangat larut. Ah dasar, tidak akan pernah lagi aku terlambat ke sekolah. Cukup menjengkelkan. Bagaimana tidak, akhirnya aku disuruh untuk membersihkan koridor seluruh sekolah. Argh! Aku lelah." Seseorang berseragam SMA terlihat menggerutu sendiri sambil membawa sepedanya. Tengah asyik berjalan sambil sesekali bersenandung, tiba-tiba pandangannya tertuju pada seseorang yang tak jauh berada di depannya."Itu, bukankah? Ah, Noona." Seketika ia teringat pada orang itu, yang tidak lain adalah seseorang yang ia tabrak tadi pagi. Ia berniat untuk mendekati seseorang yang ia sebut noona itu. Namun langkahnya terhenti ketika tiba-tiba ada seseorang yang berteriak seperti memanggil seseorang.


"Ah mengagetkan, kau tahu ini sudah malam? Ais dasar." Taeyeon menggerutu ketika melihat siapa yang berteriak padanya. "Yak Kim Taeyeon, tidak bisakah kau sopan sedikit pada oppa mu? Aih dasar, merasa menyesal aku mengurangi waktu tidurku hanya untuk menjemputmu." Ya, ternyata itu adalah Taehyun. "Hehe, oppa mian. Kalau begitu boleh aku masuk?" Taeyeon yang tadinya terlihat kesal seketika berubah baik bak peri yang menggemaskan. Melihat tingkah adiknya itu, Taehyun hanya mengangguk, lalu Taeyeon membuka pintu mobil Taehyun.


Sementara itu, seseorang yang tadinya hendak menghampiri Taeyeon, terlihat sedikit menguping pembicaraan kakak-adik itu. "Ah, untunglah noona dijemput. Sangat berbahaya untuk seorang wanita pulang sendirian apalagi ini sudah sangat larut. Kajja kajja Baekhyun, menuju rumah. Gooo!" Ya, orang itu, Baekhyun.


Langit pagi terasa sejuk. Semilir angin berhembus melalui jendela menuju rumah memberi ketenangan. Seketika aura sejuk berubah menjadi dingin. Angin berhembus begitu kencang, dan akhirnya hujan turun. Sabtu pagi, tidaklah terlalu buruk untuk hujan menghampiri bumi. Setidaknya tidak ada aktivitas wajib bagi pekerja kantor dan anak sekolah.

"Bagaimana mungkin hujan setelah cuaca yang sangat cerah tadi? Ah benar-benar." Seseorang dengan sepedanya mengeluh ketika tiba-tiba hujan turun di jalanan kota Seoul. Ya, dia adalah Baekhyun. Akhirnya Baekhyun menghentikan laju sepedanya dan masuk ke dalam sebuah minimarket. Ia duduk di salah satu kursi yang disediakan, lalu kemudian mengambil ponselnya dan mendengarkan lagu melalui earphone miliknya. Lagu yang ia dengarkan saat ini adalah lagu yang sama saat ia tiba-tiba menyenggol seorang wanita kemarin. Tiba-tiba pikirannya tertuju pada wanita itu. "Noona, kau cantik." Terlihat Baekhyun tersenyum sambil terus memikirkan wanita itu.


Sementara itu, Taeyeon yang saat itu tengah sendiri berada di rumahnya, hanya berdiam diri di kamarnya. Memainkan ponselnya dan melihat isi galeri ponselnya. "Terlalu banyak. Oppa, apakah aku benar-benar tidak bisa bersamamu lagi?" Lagi, Taeyeon meneteskan air matanya. Ya, ia sedang melihat foto-foto kebersamaannya bersama Leeteuk. Ia sangat mencintai Leeteuk, begitupun sebaliknya. Sangat sulit bagi Taeyeon untuk melupakan orang yang sudah bertahun-tahun bersamanya itu. Mengingat pekerjaan Leeteuk adalah seorang nahkoda, itulah resiko baginya. Kapan saja air laut siap merenggut hidup kekasihnya itu. Dan akhirnya, benar-benar terjadi.


"Ah akhirnya. Gerimis sedikit tak apa, sebaiknya aku langsung menuju rumah." Baekhyun yang merasa bosan menunggu hujan reda pun akhirnya bergegas keluar menuju sepedanya. Dikayuhnya dengan semangat pedal sepedanya melawan rintik air yang sesekali mengenai tubuhnya.Tak lama kemudian ia sampai di rumahnya. "Apa aku harus bekerja? Ah sepertinya harus. Tapi ini masih hujan. Baiklah tunggu sampai hujan benar-benar reda saja kalau begitu."

Begitulah ia, Baekhyun. Pemilik nama lengkap Byun Baekhyun itu hidup seorang diri sejak ditinggal kedua orangtuanya. Bukan ditelantarkan, tetapi memang kedua orangtuanya telah tiada. Meski begitu, hidupnya tetap ia jalani dengan baik. Uang asuransi yang ditinggalkan kedua orangtuanya sebenarnya cukup untuk kebutuhan sehari-harinya. Tetapi ia tidak ingin memakainya saat ini. Jadilah akhirnya ia bekerja sebagai penyanyi jalanan. Karena keahliannya bermain musik dan suara nan indah yang ia miliki, tidak sedikit orang yang menyukainya. Setiap sabtu dan minggu, itulah hari di mana kalian akan menemukannya di pinggiran jalan kota.


"Ne? Nuguya? Ah, eomma. Waeyo?" Taehyun yang kala itu tengah mengemudikan mobilnya untuk menuju rumah tiba-tiba mendapat telepon dari eommanya. "Ah, Taehyunnie, ne, ini eomma. Eomma meminjam ponsel pelanggan di toko appa. Ponsel eomma dan appa tertinggal di rumah. Bisakah kau antarkan ke toko? Eomma membantu appa sekarang di toko." Eommanya berujar dari seberang telepon. "Ah, eomma mian. Aku masih dalam perjalanan menuju ke rumah. Jalanan licin dan sangat macet. Kurasa akan sangat terlambat sampai ke rumah. Mengapa tidak meminta Taeyeon yang mengantar? Lagipula hujan sudah agak berhenti. Biar aku yang hubungi Taeyeon" Taehyun menjawab. "Oh, begitu. Baiklah kalau begitu. Hati-hati Taehyun-a. Kututup teleponnya."


Dengan langkah malas ia keluar dari rumahnya setelah ia diminta untuk mengantar ponsel eommanya. Ya, Kim Taeyeon. Hanya butuh waktu sekitar beberapa menit baginya untuk sampai ke toko appanya dengan berjalan kaki. Dengan pakaian seadanya dan rambut dibiarkan terurai segera ia berjalan. "Argh dingin ternyata. Sudahlah sebaiknya aku langsung saja menuju toko."

Selang beberapa waktu berlalu, akhirnya ia sampai di depan sebuah toko bertuliskan 'Kim Bakery'. Tidak besar memang, tetapi dari sinilah kebutuhan keluarga Kim terpenuhi. Hidup dengan sederhana sejak dulu tak membuat Taehyun dan Taeyeon banyak menuntut. Terlebih sekarang Taehyun sudah menjadi seorang dosen, ah lebih tepatnya profesor diusia yang terbilang masih muda. Dan Taeyeon sendiri, meski tidak sesukses kakaknya, itulah yang diinginkannya. Tidak mau terlalu terbebankan dengan pekerjaan.

"Eomma, ini." Taeyeon seraya memberikan ponsel yang di tangannya kepada eommanya. "Ah, gomawo chagi-ya, kau pasti sangat kedinginan." Kata eommanya seraya mengambil ponsel yang ada di tangan anaknya itu. "Aigo Taeyeon-a, kau, kenapa keluar rumah dengan berpakaian seperti itu dicuaca dingin seperti ini? Anak ini." Appa Taeyeon mengomeli anak gadisnya itu seraya menyodorkan jaket tebal yang tadinya dipakai oleh appanya. "Appa, nanti malah appa yang sakit. Sudah pakailah dan aku akan segera pulang. Annyeong." Taeyeon segera berlari keluar dari toko untuk menuju ke rumahnya. Namun tiba-tiba 'BRUK' ia menabrak sesuatu. Ah tidak, lebih tepatnya seseorang.


"Sudah mulai reda. Semangatlah Byun Baekhyun. Ayo mulai bekerja." Lelaki muda itu, Byun Baekhyun terlihat selalu dipenuhi pikiran positif. Dengan langkah semangat Baekhyun mencari tempat untuk nantinya ia singgahi sebagai lapak nya. Dengan earphone yang tidak lepas dari telinganya, terlihat sesekali ia terhanyut dalam alunan lagu yang tengah ia dengarkan. Dengan membawa sebuah gitar dan berpakaian santai serta topi yang ia pakai dengan posisi terbalik, tak membuat penampilannya aneh. Namun tiba-tiba saat melewati sebuah toko, seseorang dengan tergesa-gesa keluar dari toko itu sampai akhirnya 'BRUK' ia tertabrak oleh seseorang. Beruntung ia tidak terjatuh. Namun malah orang yang menabraknya terlihat tersungkur seraya neringis kesakitan.

"Aw! Aih sial." Taeyeon, yang posisinya kini terduduk di depan orang yang ia tabrak segera bangkit dan meminta maaf pada orang itu. "Ah, mian. Aku tidak hati-hati. Aku harus pergi. Sekali lagi maaf." Tanpa melihat siapa yang ia tabrak, Taeyeon segera melajukan kakinya kembali untuk bergegas menuju rumahnya. Entah merasa malu atau memang sedang terburu-buru. Merasa tidak asing dengan wanita itu, Baekhyun yang heran nelihat orang yang menabraknya itu kemudian sedikit berteriak. "Noona!" Nihil. Wanita itu sudah sedikit menghilang dari padangan Baekhyun. "Ah, noona itu lagi. Kenapa ia selalu terlihat terburu-buru? Ah kuharap kita akan bertemu lagi, noona. Annyeong." Baekhyun melambaikan tangannya pada wanita itu padahal wanita itu sudah hilang dari pandangannya.

"Seperti biasa, kau cantik noona." Batin Baekhyun berkata

Rain, BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang